Berita

Muhammad Najib

Negara Dan Peradaban Menurut Ibnu Khaldun

RABU, 28 APRIL 2021 | 14:38 WIB | OLEH: DR. MUHAMMAD NAJIB

IBNU Khaldun adalah seorang cendekiawan Muslim yang hidup di abad pertengahan (1332 M-1406 M). Disamping sebagai seorang pemikir, ia juga seorang aktifis politik yang terlibat dalam pengelolaan negara.

Dirinya menyaksikan dari dekat lahir dan runtuhnya negara-negara Muslim pada saat itu, khususnya negara-negara yang berada di kawasan Afrika Utara, termasuk dinasti-dinasti Islam di Andalusia.

Ia menulis dan merenungkan semua yang ia lihat, membuat rumusan dan kesimpulan teoritis, khususnya terkait dengan fenomena politik, ekonomi, dan sosial yang berhubungan langsung dengan kehidupan manusia dalam sebuah negara.

Sampai saat ini berbagai gagasannya tentang negara terus dikaji, baik oleh ilmuwan Barat non Muslim maupun ilmuwan Timur Islam. Sebagian ilmuwan menyebutnya sebagai bapak sosiologi, sementara yang lain menyebut sebagai sejarawan, tetapi adanya juga yang menyebut dengan dua julukan di atas sekaligus. Salah satu karya babonnya (magnum opus) berjudul: Muqaddimah.

Teorinya yang cukup menarik antara lain, penjelasannya tentang bagaimana proses terbentuknya sebuah negara, lalu masa kejayaannya, kemudian fase kemunduran sampai keruntuhannya, diiringi dengan berbagai masalah dan penyebabnya.

Yang paling menarik dari pemikirannya, ia memberikan rumusan bagaimana agar negara dapat bertahan dan tetap maju. Ibnu Khaldun menyebutnya sebagai "Negara Rasional", yang wujudnya tidak jauh dari model negara modern yang kita saksikan saat ini.

Negara hadir untuk melayani kepentingan rakyatnya, disamping memenuhi hasrat para pemimpinnya terhadap kekuasaan, kemudian bagaimana kekayaan dan kemakmuran bisa dinikmati bersama, meskipun dalam porsi yang berbeda karena posisi dan kapasitas penduduknya yang berbeda-beda.

Teorinya yang juga cukup menarik, terkait dengan peradaban. Ia mendefinisikan peradaban sebagaimana pengertiannya yang kita pahami saat ini. Negara, khususnya yang berada di pusat pemerintahan (ibukota) dan kota-kota besar akan melahirkan peradaban, kemudian peradaban mempengaruhi cara manusia mengelola negara dengan siklus yang berbentuk spiral.

Karena itu, bagaimana cara manusia mengelola negara, tidak pernah kembali ke titik semula, karena titik awalnya terus bergerak maju. Berdasarkan teorinya ini, Ibnu Khaldun berkesimpulan, bahwa sistem pemerintahan Khilafah sebagaimana yang dipraktikan oleh Khalifahu Rasyidin tidak akan pernah bisa kembali.

Akan tetapi, jika sistem Khilafah Islamiah dimaknai sebagai sistem yang baik, dimana sebuah negara dikelola secara rasional dengan nilai-nilai yang Islami, kemudian secara objektif mampu memenuhi tuntutan mayoritas rakyatnya, maka ia selalu bisa diwujudkan walau dalam ruang dan waktu yang berbeda.

Konsekwensinya, bentuk dan wujud negara akan dinamis, berkembang, dan terus berubah, sejalan dengan perkembangan peradaban, termasuk di dalamnya akibat pengaruh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Sedangkan Syariat Islam diletakkan sebagai nilai-nilai yang menjadi sumber pertimbangan rasional, yang diwujudkan dalam berbagai produk hukum dan aturan dalam pemerintahan. Di luar nilai-nilai agama, tradisi yang kita sebut sebagai kearifan lokal, juga dapat dijadikan sebagai sumber  nilai dari negara rasional.

Penulis adalah pengamat politik Islam dan demokrasi.

Populer

Jaksa Agung Tidak Jujur, Jam Tangan Breitling Limited Edition Tidak Masuk LHKPN

Kamis, 21 November 2024 | 08:14

MUI Imbau Umat Islam Tak Pilih Pemimpin Pendukung Dinasti Politik

Jumat, 22 November 2024 | 09:27

Kejagung Periksa OC Kaligis serta Anak-Istri Zarof Ricar

Selasa, 26 November 2024 | 00:21

Rusia Siap Bombardir Ukraina dengan Rudal Hipersonik Oreshnik, Harga Minyak Langsung Naik

Sabtu, 23 November 2024 | 07:41

Ini Identitas 8 Orang yang Terjaring OTT KPK di Bengkulu

Minggu, 24 November 2024 | 16:14

PDIP: Terima Kasih Warga Jakarta dan Pak Anies Baswedan

Jumat, 29 November 2024 | 10:39

Sikap Jokowi Munculkan Potensi konflik di Pilkada Jateng dan Jakarta

Senin, 25 November 2024 | 18:57

UPDATE

Gegara Israel, World Central Kitchen Hentikan Operasi Kemanusiaan di Gaza

Minggu, 01 Desember 2024 | 10:08

Indonesia Harus Tiru Australia Larang Anak Akses Medsos

Minggu, 01 Desember 2024 | 09:58

Gaungkan Semangat Perjuangan, KNRP Gelar Walk for Palestine

Minggu, 01 Desember 2024 | 09:36

MK Kukuhkan Hak Pelaut Migran dalam UU PPMI

Minggu, 01 Desember 2024 | 09:18

Jet Tempur Rusia Dikerahkan Gempur Pemberontak Suriah

Minggu, 01 Desember 2024 | 09:12

Strategi Gerindra Berbuah Manis di Pilkada 2024

Minggu, 01 Desember 2024 | 08:53

Kubu RK-Suswono Terlalu Remehkan Lawan

Minggu, 01 Desember 2024 | 08:40

Pasukan Pemberontak Makin Maju, Tentara Suriah Pilih Mundur dari Aleppo

Minggu, 01 Desember 2024 | 08:30

Dirugikan KPUD, Tim Rido Instruksikan Kader dan Relawan Lapor Bawaslu

Minggu, 01 Desember 2024 | 08:06

Presiden Prabowo Diminta Bersihkan Oknum Jaksa Nakal

Minggu, 01 Desember 2024 | 07:42

Selengkapnya