Berita

KRI Nanggala 402/Net

Politik

Ada Gelombang Besar Bawah Laut Saat KRI Nanggala 402 Tenggelam

SELASA, 27 APRIL 2021 | 14:33 WIB | LAPORAN: RAIZA ANDINI

Faktor alam di perairan utara Bali diduga menjadi penyebab utama kapal selam KRI Nanggala 402 tenggelam.

Dugaan itu sebagaiman disampaikan Komandan Sekolah Staf dan Komando TNI Angkatan Laut (Danseskoal) Laksamana Muda Iwan Isnurwanto.

Iwan Isnuwanto menjelaskan bahwa berdasarkan citra satelit Himawari 8 milik Jepang dan juga satelit milik Eropa, ada gelombang besar bawah laut bertepatan dengan tanggal KRI Nanggala 402 karam.


“Pada tanggal 21 April, menurut satelitnya terjadi internal wave, yang bergerak dari bawah ke utara,” ucap Danseskoal dalam jumpa media, Selasa (27/4).

Iwan mengurai, antara gunung dan gunung di bagian utara Bali memiliki gelombang kurang lebih sekitar 20 kilomil dengan daya atau arus kuat sekitar 2 juta hingga 4 juta liter kubik air yang mengulung di bawah laut hingga menyebabkan gangguan dahsyat di KRI Nanggala 402.

"Kenapa internal wave, karena ada gerakan yang sangat masif, perbedaan dari berat ke ringan ini melibatkan ombak yang begitu besar. Tapi ingat, ini di dalam, internal wave,” katanya.

Jika dianalogikan, kala itu KRI Nanggala menyelam sekitar 13 meter kemudian tergulung gelombang besar, maka otomatis kapal selam buatan Jerman itu akan turun ke bawah dengan kekuatan cepat.

Menurutnya, faktor alam yang sedemikian dahsyat membuat semua tidak mampu untuk melawan dan upaya penyelamatan juga tidak dapat dilakukan.

“Tidak bisa diselamatkan oleh yang lain-lain. Karena enggak mampu untuk melawan alam ini. Kenapa yang lain tidak mengalami? Karena di dalam dan kelihatan di atasnya itu hanya flat, dia seperti ekor kuda tidak kelihatan bahwa di situ ada ombak yang besar tapi sangat besar pengaruhnya,” tandasnya.

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

UPDATE

DAMRI dan Mantan Jaksa KPK Berhasil Selamatkan Piutang dari BUMD Bekasi

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:12

Oggy Kosasih Tersangka Baru Korupsi Aluminium Alloy Inalum

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:09

Gotong Royong Penting untuk Bangkitkan Wilayah Terdampak Bencana

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:08

Wamenkum: Restorative Justice Bisa Diterapkan Sejak Penyelidikan hingga Penuntutan

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:04

BNI Siapkan Rp19,51 Triliun Tunai Hadapi Libur Nataru

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:58

Gus Dur Pernah Menangis Melihat Kerusakan Moral PBNU

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:57

Sinergi Lintas Institusi Perkuat Ekosistem Koperasi

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:38

Wamenkum: Pengaturan SKCK dalam KUHP dan KUHAP Baru Tak Halangi Eks Napi Kembali ke Masyarakat

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:33

Baret ICMI Serahkan Starlink ke TNI di Bener Meriah Setelah 15 Jam Tempuh Medan Ekstrim

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:33

Pemerintah Siapkan Paket Diskon Transportasi Nataru

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:31

Selengkapnya