Berita

Foto ilustrasi/Net

Publika

Waktu itu!

SELASA, 27 APRIL 2021 | 10:39 WIB

JIKA dalam konsep orang lain waktu itu adalah uang (time is money), dalam pandangan Islam justru waktu itu adalah hidup. Hidup manusia di atas dunia ini adalah bilangan waktu. Detik ke menit ke jam ke hari, hingga ke bulan dan tahun.

Umur manusia pun hanya bilangan waktu. Ada yang ratusan tahun. Ada puluhan tahun. Tapi ada juga beberapa bulan bahkan sekedar bilangan hari dari umurnya. Pada akhirnya ketika waktunya berlalu, berlalu pula hidupnya dalam dunia ini.

Urgensi waktu dalam pandangan Islam ditandai, salah satunya dengan berulang kali Allah bersumpah dalam Al-Quran dengannya. "Demi malam, demi siang, demi waktu dhuha" dan beberapa ayat lainnya menggambarkan urgensi waktu dalam hidup manusia.


Bahkan secara spesifik Allah mengaitkan kerugian manusia dengan waktu itu. Seolah kegagalan dalam maksimalisasi waktu adalah salah satu penyebab utama kerugian manusia:

"Demi masa. Sungguh semuna manusia berada dalam kerugian. Kecuali orang-orang beriman dan beramal saleh. Serta saling mewasiatkan kepada kebenaran dan kesabaran" (Surah Wal-Ashri).

Dalam berbagai hadisnya Rasulullah SAW mengingatkan umatnya akan Urgensi waktu. Salah satunya adalah, "pergunakan lima perkara sebelum lima perkara tiba". Salah satunya adalah "hidup mu sebelum matimu".

Hadis ini mengingatkan manusia untuk memaksimalkan hidup sebelum ajal. Kata ajal sendiri menggambarkan posisi waktu dalam hidup manusia. Yaitu akhir dari rentetan waktu hidupnya. Maka ajal manusia itu berarti akhir dari perjalanan waktu dalam hidupnya.

Ali Karrama Allahu wajhah (semoga Allah memuliakannya) pernah berkata: "Waktu itu bagaikan pedang. Jika engkau tidak memotongnya, dialah yang akan memotongmu".

Di sinilah harusnya kita selalu tersadar jika dalam hidup ini kita berlomba dengan gerakan waktu. Waktu terus bergerak tiada henti. Dan pada setiap pergerakan waktu itu ada pertanggung jawaban kita. Akankah kita mampu mempertanggung jawabkan setiap menit, jam dan hari yang berlalu dari hidup ini?

Teman-teman, bulan Ramadan adalah rangkaian waktu. Terdiri dari beberapa hari (ayyam ma'duudaat). Setiap saat berjalan, berlalu tanpa terasa. Apakah kita sadar sehingga pergerakan hari itu dapat termaksimalkan dalam ragam kebaikan yang Allah dan RasulNya telah janjikan?

Kini Ramadan mendekati pertengahan umurnya. Hampir memasuki masa senja, yang harusnya semakin matang. Semoga kita semua matang dalam memaksimalkan hari-hari ini dalam meraih ridho dan kasih Allah.

Hendaknya sebelum terlambat kita semua bermuhasabah (introspeksi). Melakukan kalkulasi-kalkulasi secara jujur pada diri kita sendiri. Puasa saya bagaimana? Qiyaam saya bagaimana? Sadaqah dan tilawah saya bagaimana?

Bagaimana keadaan batin saya? Suasana hati bagaimana? Dan bagaimana pula pikiran dan dorongan i'tikad hidup saya?

Kalau saja kita sadar akan nilai waktu di bulan mulia ini niscaya kita akan siapkan "check list" segala amalan yang harusnya kita maksimalkan di dalamnya. Sayang, kerap kesadaran itu sangat minim. Akibatnya hari-hari mulia nan berkah berlalu begitu saja tanpa amalan yang bermakna dari kita.

Ingat, penyesalan memang selalu hadir di akhir. Semoga sebelum hari-hari Ramadan berlalu kita kembalikan semangat itu. Semangat untuk meraih semua kebaikan yang ada di dalamnya.

Dan untuk itu kita memang sedang berlomba dengan kecepatan waktu. Karenanya "Ightanim (maksimalkan)... InsyaAllah!

Imam Shamsi Ali
Presiden Nusantara Foundation.

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

UPDATE

DAMRI dan Mantan Jaksa KPK Berhasil Selamatkan Piutang dari BUMD Bekasi

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:12

Oggy Kosasih Tersangka Baru Korupsi Aluminium Alloy Inalum

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:09

Gotong Royong Penting untuk Bangkitkan Wilayah Terdampak Bencana

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:08

Wamenkum: Restorative Justice Bisa Diterapkan Sejak Penyelidikan hingga Penuntutan

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:04

BNI Siapkan Rp19,51 Triliun Tunai Hadapi Libur Nataru

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:58

Gus Dur Pernah Menangis Melihat Kerusakan Moral PBNU

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:57

Sinergi Lintas Institusi Perkuat Ekosistem Koperasi

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:38

Wamenkum: Pengaturan SKCK dalam KUHP dan KUHAP Baru Tak Halangi Eks Napi Kembali ke Masyarakat

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:33

Baret ICMI Serahkan Starlink ke TNI di Bener Meriah Setelah 15 Jam Tempuh Medan Ekstrim

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:33

Pemerintah Siapkan Paket Diskon Transportasi Nataru

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:31

Selengkapnya