Berita

Tenaga Ahli Menteri Kominfo RI, Devie Rahmawati saat memberi materi literasi digital/RMOL

Nusantara

Tahun 2021, Kominfo Targetkan 12,5 Juta Masyarakat Indonesia Melek Literasi Digital

JUMAT, 23 APRIL 2021 | 19:21 WIB | LAPORAN: ANGGA ULUNG TRANGGANA

Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menargetkan pada tahun 2024 50 juta masyarakat Indonesia telah teredukasi dan memiliki kecakapan digital.

Tenaga Ahli Menteri Kominfo RI, Devie Rahmawati mengatakan, Kominfo berupaya untuk terus mempersempit digital divide di Indonesia.

Langkah yang dilakukan Kominfo, adalah dengan pembangunan infrastruktur digital yang membuat seluruh masyarakat Indonesia dapat terkoneksi satu sama lain dengan lancar melalui jaringan internet.


Kata Devie, masyarakat harus memiliki kecakapan digital yang memegang teguh etika dan budaya yang berlandaskan Pancasila.

Merujuk pada kondisi itu, kehadiran modul literasi digital yang dikeluarkan Kominfo memiliki peran yang sama krusialnya dengan membangun jaringan internet dari segi infrastruktur.

Empat modul yang dimaksud Devie adalah hasil kerja bersama Kominfo bersama Japelidi dan Siberkreasi.

“4 (empat) modul literasi digital yang diluncurkan Kominfo, Japelidi dan Siberkreasi dimaksudkan untuk membangun sistem imunitas masyarakat dari berbagai informasi yang tidak sehat, aman dan bermanfaat. Mengingat kecepatan penyebaran hoaks misalnya, melebihi kecepatan untuk melakukan verifikasi dan klarifikasi, “ tambah Devie, Jumat (23/4).

Pada tahun 2021, ditambahkan Devie ditargetkan sebanyak 12,5 juta masyarakat yang telah mendapatkan akses literasi digital.

“Tahun 2024 mendatang, Kominfo memastikan minimal 50 juta masyarakat Indonesia telah teredukasi dan memiliki kecakapan digital melalui empat modul ini.Tahun ini (2021) ditargetkan sebanyak 12,5 juta masyarakat menerima literasi digital,” demikian penjelasan Devie saat mengisi acara sosialisasi di Lumajang, Jawa Timur itu. .

Sementara itu Anggota Komisi DPR RI FPKB Syaiful Bahri Anshori menjelaskan, perkembangan teknologi informasi yang kian pesat, juga dibarengi dengan maraknya berita hoax yang membayangi masyarakat.

Dalam pandangan politisi yang karib disapa SBA ini, hoax akan menjadi pintu masuk paham fundamentalisme dan radikalisme.

"Hoax menjadi pintu masuk paham fundamentalisme dan radikalisme yang berpotensi merontokkan kohesi sosial masyarakat," pungkasnya.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

UPDATE

Ekonom: Pertumbuhan Ekonomi Akhir Tahun 2025 Tidak Alamiah

Jumat, 26 Desember 2025 | 22:08

Lagu Natal Abadi, Mariah Carey Pecahkan Rekor Billboard

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:46

Wakapolri Kirim 1.500 Personel Tambahan ke Lokasi Bencana Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:45

BNPB: 92,5 Persen Jalan Nasional Terdampak Bencana Sumatera Sudah Diperbaiki

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:09

Penerapan KUHP Baru Menuntut Kesiapan Aparat Penegak Hukum

Jumat, 26 Desember 2025 | 20:37

Ancol dan TMII Diserbu Ribuan Pengunjung Selama Libur Nataru

Jumat, 26 Desember 2025 | 20:26

Kebijakan WFA Sukses Dongkrak Sektor Ritel

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:56

Dua Warga Pendatang Yahukimo Dianiaya OTK saat Natal, Satu Tewas

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:42

21 Wilayah Bencana Sumatera Berstatus Transisi Darurat

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:32

Jangan Sampai Aceh jadi Daerah Operasi Militer Gegara Bendera GAM

Jumat, 26 Desember 2025 | 18:59

Selengkapnya