Budayawan Radhar Panca Dahana/Net
Dunia seni dan budaya Indonesia kembali menerima kabar duka cita, karena kehilangan salah seorang bertalenta terbaik.
Malam ini, Budayawan Radhar Panca Dahana dikabarkan meninggal dunia di Rumas Sakit (RS) Cipto Mangunkusumo, Jakarta Pusat, Kamis (22/4).
Kabar ini disampaikan kakaknya, Radhar Tribaskoro, melalui akun Facebook pribadinya.
"Telah berpulang malam ini pukul 20.00 (WIB), adik saya tercinta Radhar Panca Dahana di UGD RS Cipto Mangunkusumo," tutur Radhar Tribaskoro.
Dalam postingannya tersebut, Radhar Tribaskoro mengunggah foto adiknya sembari menuliskan permintaan maaf keada seluruh rekan sejawat almarhum yang ditinggalkan.
"Mohon maaf atas semua kesalahan dan dosanya. Mohon doa agar ia mendapat tempat yang terbaik di sisi-Nya. Amin YRA," demikia Radhar Tribaskoro.
Selain itu, terdapat pesan berantai dari seseorang yang mengatasnamakan diri sebagai Reno, murid Radhar Panca Dahana, yang menginformasikan kabar duka ini.
"Guru Bangsa kita, Radhar Panca Dahana, berpulang malam ini. Jenazah almarhum masih berada di ruang IGD RSCM. Sedang menuju kediamannya di Villa Pamulang," demikian isi bunyi pesan dari Reno tersebut.
Sosok Radhar Panca diketahui khalayak sebagai salah seorang budayawan dan seniman yang aktif memperjuangakan nasib Taman Ismail Marzuki (TIM). Selain dia juga tergabung dalam Forum Seniman Peduli TIM.
Belakangan, pria kelahiran Jakarta pada 26 Maret 1965 silam ini kerap kali menyoroti rencana pengelolaan TIM yang dibuat oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
Radhar Panca Dahana merupakan lulusan Sosiologi FISIP Universitas Indonesia, yang dikenal melalui sejumlah karya esei sastranya dan juga cerita pendek (cerpen).