Berita

Warga Salat Teraweh di Tenda At Tabayyun yang berfungsi sebagai masjid di lahan Blok C1, komplek perumahan Taman Villa Meruya (TVM) Jakarta Barat/Ist

Publika

Nasib Warga Muslim Yang Minoritas di Komplek Perumahan Taman Villa Meruya

RABU, 21 APRIL 2021 | 10:31 WIB | OLEH: ILHAM BINTANG

SULIT percaya tapi nyata. Beginilah nasib warga muslim yang minoritas di komplek perumahan Taman Villa Meruya (TVM) Jakarta Barat.  

Sudah sekitar 30 tahun usia TVM belum ada masjid yang diidamkan warga muslim TVM berdiri. Pengembang yang punya kewajiban pun tidak melaksanakan itu. Namun, ketika ada warga yang memprakarsai pembangunan masjid dengan biaya swadaya, praktis sejak itulah mendapat tentangan dari selusin warga yang mengklaim diri bertindak atas nama 2000 warga TVM.

Menurut Ketua Pembangunan Masjid At Tabayyun, Marah Sakti Siregar, pihaknya sudah mengantongi izin Gubernur DKI untuk menempati lahan 1078 m2 milik Pemda. Namun belasan orang dari warga mayoritas menentang dengan dalih itu lahan Ruang Hijau Terbuka ( RTH).

Padahal, di lahan itu juga sudah lebih sepuluh tahun lalu berdiri kantor RW, tanpa izin Pemprov, tanpa IMB. Bangunan ilegal itu dianggap wajar karena untuk kepentingan warga. Sedangkan mendirikan masjid yang mengantongi izin, bagi penentang bukanlah kegiatan untuk kepentingan masyarakat.

"Gubernur DKI juga tidak ujug ujug terbitkan izin. Gubernur DKI terlebih dahulu menempuh proses untuk perubahan  zonasi itu menjadi “coklat” (begitu istilahnya). Terlebih dahulu meminta perangkat daerah melakukan kajian. Itu saja makan waktu sekitar setahun baru gubernur keluarkan izin," cerita Marah Sakti.

Kini beragam dalihdikarang- karang untuk menghalangi. Sampai secara terang-terangan muncul dua belas warga (bukan seluruh warga TVM diwilayah Jakarta di mana lokasi mesjid akan dibangun seperti diklaim) menggugat, dengan alasan pengembang sudah sediakan lahan seluas 312 m2 untuk sarana ibadah ( bukan mesjid). Mereka rupanya tidak tahu, lahan itu sudah diserahkan pengembang kepada Pemprov DKI, bukan milik pengembang lagi.

Sepakat

Prakarsa pembangunan masjid ini muncul dua tahun lalu. Pada tanggal  3 November 2019, panitia masjid mengadakan sosialisasi kepada seluruh perwakilan warga. Langsung mendapat tentangan. Muncul selisih  pendapat. Ketua RW TVM yang notabene Ketua Paguyuban Warga TVM, Irjenpol (pur) DR Burhanuddin Andi menengahi.

Marah Sakti menunjukkan notulasi rapat dan foto-foto suasana pertemuan yang menunjukan Hartono Pengacara Kantor Hartono hadir (tapi belakangan putarbalikkan fakta dengan mengatakan tidak ada sosialisasi). Tengah malam dua pihak capai kesepakatan. Masing-masing dipersilakan mengurus izin. Warga yang menghendaki lahan bakal masjid di Blok D seluas  312 meter silakan mengurus izinnya ke Pemprov DKI dengan syarat akan ada penambahan luas lahan sekitar 1000 m2 supaya bisa dibangun sebuah mesjid jami (digunakan untuk sembahyang Jumat). Begitu pun syarat yang berlaku bagi warga yang menghendaki lokasi masjid di atas lahan seluas 1078 m2 di Blok C1.

“Siapa yang lebih dulu bisa memperoleh Izin atas lahan yang mana pun maka semua pihak ikhlas menerima,” begitu bunyi kesepakatan dalam rapat yang dipimpin Ketua RW dan dihadiri Ketua-Ketua RT dan beberapa tokoh masyarakat di TVM.

“Itulah yang diingkari oleh warga yang sekarang menggugat pembangunan mesjid di Blok C 1 yang sudah memperoleh izin Gubernur DKI 1021/2020  Izin Gubernur sendiri tidak otomatis berlaku, masih ada belasan persyaratan yang harus dipenuhi, termasuk menandatangani Perjanjian Sewa Menyewa dengan Pemrov DKI Jakarta yang diwakili Kepala Badan Pengelolaan Aset Daetah pada tanggal 26 Oktober 2020.

Di dalam SK Gubernur 1021/2020 maupun Perjanjian Sewa Menyewa ( Pasal Satu) jelas- jelas menyatakan bahwa Pemrov DKI " Menyetujui Pemanfaatan Barang Milik Daerah berupa tanah seluas 1078 m2 di Blok C1 Taman Villa Meruya kepada Panitia Pembangunan Masjid At Tabayyun untuk  pembangunan mesjid dilahan Blok C1, Taman Villa Meruya".

Sebagai syarat untuk pendirian mesjid di lahan tersebut, Panitia Pembangunan Masjid At Tabayyun mengurus  Surat Rekomendsi dari FKUB (Forum Kerukunan Umat Beragama) Kota Jakarta Barat, dan itu diperoleh setelah proses 9 bulan SK Gubernur tentang pemberian ijin pemanfaatan lahan untuk masjid tersebut kini digugat oleh sekitar 12 warga ( 6 orang domisili Tanggerang),  termasuk  di antaranya  para Pengurus RT (di luar Ketua RW dan Satu Ketua RT TVM) ke PTUN ( Pengadilan Tata Usaha Negara).

Tenda Salat Taraweh

Mengingat warga Muslim TVM memerlukan ruang ibadah untuk kegiatan salat terutama dalam bulan suci Ramadhan tahun ini, Panitia At Tabayyun membangun sebuah tenda yang berfungsi sebagai masjid di lahan Blok C1 yang sudah berijin dan sudah diberitahukan juga secara khusus kepada Ketua RW 010 Meruya Selatan dan ditembuskan kepada Instansi Pemerintahaan terkait serta kepada Semua Ketua RT baik yang ada di RW Wilayah Jakarta Barat maupun Ketua RT  yang ada diwilayah Tanggerang.

Baru dua hari keberadaan Tenda At Tabayyun sebagai tempat Salat Warga Muslim TVM, seperti petir disiang bolong disomasi oleh Kantor Hukum Hartono & Rekan. Diultimatum supaya dibongkar dalam waktu 3 X 24 jam membuat  warga Muslim merasa resah dan terintimidasi. Suasana batin amat terganggu di dalam melaksanakan ibadah di bulan suci Ramadhan.

Di TVM warga Muslim memang minoritas, hanya 10 persen, namun lokasinya dikelilingi pemukiman warga Muslim yang jumlahnya 90 persen. Selama ini warga Muslim banyak bersabar, melihat perlakuan penentang sampai berani mengintimidasi warga. Masalahnya, niatnya untuk membangun masjid, rumah Allah. Harus hindari konflik. Warga Muslim TVM juga takut apabila diskriminasi atas diri mereka diketahui warga Muslim di sekitar, bisa berakibat fatal.

"Ini sulit dipercaya, tapi nyata. Padahal pemenuhan sarana ibadah bagi semua warga Indonesia dijamin oleh negara yang berazas Pancasila," ucap Andrey Suyatman, salah seorang pengurus Mesjid At Tabayyun, menyampaikan curahan hatinya.

Menurut pengamatan redaksi, gugatan penentang di PTUN baru tahap pemeriksaan. Belum tentu bisa lanjut. Lanjut saja pun, belum tentu menang. Menang saja pun belum otomatis direalisasi, lawan bisa banding dan bisa panjang prosesnya. Pasalnta,  ini menggugat lahan untuk mesjid, bukan lahan untuk bangunan pusat perbelanjaan.

"Terkait kearifan lokal", kata Wagub DKI Ahmad Riza Patria seperti dikutip banyak media beberapa hari lalu.

"Tidak ada pelanggaran dalam rencana pembangunan mesjid di bekas lahan RHT," tegasnya.

Penulis adalah wartawan senior

Populer

KPK Ancam Pidana Dokter RSUD Sidoarjo Barat kalau Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

Jumat, 19 April 2024 | 19:58

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Sekda Jabar akan Tindak Pelaku Pungli di Masjid Raya Al Jabbar

Rabu, 17 April 2024 | 03:41

Megawati Bermanuver Menipu Rakyat soal Amicus Curiae

Kamis, 18 April 2024 | 05:35

Diungkap Pj Gubernur, Persoalan di Masjid Al Jabbar Bukan cuma Pungli

Jumat, 19 April 2024 | 05:01

Bey Machmudin: Prioritas Penjabat Adalah Kepentingan Rakyat

Sabtu, 20 April 2024 | 19:53

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

UPDATE

Tidak Balas Dendam, Maroko Sambut Hangat Tim USM Alger di Oujda

Sabtu, 27 April 2024 | 21:50

Move On Pilpres, PDIP Siap Hadapi Pilkada 2024

Sabtu, 27 April 2024 | 21:50

Absen di Acara Halal Bihalal PKS, Pengamat: Sinyal Prabowo Menolak

Sabtu, 27 April 2024 | 21:20

22 Pesawat Tempur dan Drone China Kepung Taiwan Selama Tiga Jam

Sabtu, 27 April 2024 | 21:14

Rusia Kembali Hantam Fasilitas Energi Ukraina

Sabtu, 27 April 2024 | 21:08

TETO Kecam China Usai Ubah Perubahan Rute Penerbangan Sepihak

Sabtu, 27 April 2024 | 20:24

EV Journey Experience Jakarta-Mandalika Melaju Tanpa Hambatan

Sabtu, 27 April 2024 | 20:18

Hubungan PKS dan Prabowo-Gibran, Ini Kata Surya Paloh

Sabtu, 27 April 2024 | 20:18

Gebyar Budaya Bolone Mase Tegal Raya, Wujud Syukur Kemenangan Prabowo-Gibran

Sabtu, 27 April 2024 | 19:28

Menuju Pilkada 2024, Sekjen PDIP Minta Kader Waspadai Pengkhianat

Sabtu, 27 April 2024 | 19:11

Selengkapnya