Berita

Mendikbud Nadiem Makarim/Net

Politik

KH Hasyim Asy'ari Hilang Dari Kamus Sejarah, Guspardi Gaus: Mendikbud Hattrick Kecerobohan

SELASA, 20 APRIL 2021 | 14:38 WIB | LAPORAN: RAIZA ANDINI

Hilangnya nama Pendiri Nahdlatul Ulama (NU) KH Hasyim Asy’ari dari kamus Sejarah Indonesia terbitan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan masih menuai kritik.

Kiai Hasyim Asy'ari  merupakan pahlawan nasional bidang pendidikan Islam.

Anggota Fraksi PAN DPR RI Guspardi Gaus mengaku kaget dan menyayangkan hilangnya nama KH Hasyim Asy'ari dari Kamus Sejarah Indonesia terbitan Kemendikbud.


Padahal buku ini menjadi salah satu rujukan pengajaran mata pelajaran sejarah.

"Ini kecerobohan yang kesekian kali yang dilakukan Mendikbud,” tegas Guspardi, Selasa (20/4).

Menurutnya, Mas Menteri melakukan "hattrick" kecerobohan. Setelah hilangnya frasa agama dalam peta jalan pendidikan Indonesia 2020-2035.

"Beberapa hari lalu "hilangnya"  mata pelajaran Bahasa Indonesia dan Pancasila dalam PP dan sekarang "hilang" juga nama tokoh dan pahlawan nasional dari kamus sejarah Indonesia. Saya heran kenapa Mas Menteri makin ngawur,” katanya.

Legislator asal Sumatera Barat ini mengaku kecewa terbitnya Kamus Sejarah Indonesia ini.

Padahal dalam sampul kamus itu memuat foto KH Hasyim Asy’ari tetapi tidak adanya narasi dan keterangan terkait kiprah dan jejak sejarah serta ketokohan beliau baik sebagai pendiri NU maupun sebagai Pahlawan Nasional.

"Jangan lupakan jasa ulama terhadap  bangsa ini,” imbuhnya.

Pihaknya menambahkan, dalam kamus sejarah Indonesia telah terjadi informasi kesejarahan yang hilang dan bisa berpretensi kepada pengkaburan sejarah.

Kata Guspardi itu, hal itu akan berbahaya bagi pembentukan karakter peserta didik.

"Apalagi buku sejarah tersebut menjadi salah satu rujukan pengajaran mata pelajaran sejarah dan bisa di-download secara gratis sehingga bisa tersebar secara massif,” ucapnya.

Guspardi mendesak agar Mendikbud segera menarik Kamus Sejarah Indonesia dari peredaran.

Ia meminta segera ada evaluasi dan revisi pada isi konten guna meluruskan kejanggalan informasi yang ada didalamnya.

"Kemendikbud juga lebih teliti dan berhati-hati dalam menentukan tim penyusun Buku Sejarah Indonesia  sehingga tidak terulang lagi kesalahan dan kecorobohannya ” tandasnya.

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Bahlil Minta Maaf Usai Prank Presiden Prabowo

Selasa, 09 Desember 2025 | 18:00

Ini Susunan Lengkap Direksi dan Komisaris bank bjb

Selasa, 09 Desember 2025 | 17:12

Pidato Prabowo buat Roy Suryo: Jangan Lihat ke Belakang

Senin, 08 Desember 2025 | 12:15

UPDATE

BNN-BNPP Awasi Ketat Jalur Tikus Narkoba di Perbatasan

Jumat, 19 Desember 2025 | 00:09

Perkuat Keharmonisan di Jakarta Lewat Pesona Bhinneka Tunggal Ika

Jumat, 19 Desember 2025 | 00:01

Ahmad Doli Kurnia Ditunjuk Jadi Plt Ketua Golkar Sumut

Kamis, 18 Desember 2025 | 23:47

Ibas: Anak Muda Jangan Gengsi Jadi Petani

Kamis, 18 Desember 2025 | 23:26

Apel Besar Nelayan Cetak Rekor MURI

Kamis, 18 Desember 2025 | 23:19

KPK Akui OTT di Kalsel, Enam Orang Dicokok

Kamis, 18 Desember 2025 | 23:12

Pemerintah Didorong Akhiri Politik Upah Murah

Kamis, 18 Desember 2025 | 23:00

OTT Jaksa oleh KPK, Kejagung: Masih Koordinasi

Kamis, 18 Desember 2025 | 22:53

Tak Puas Gelar Perkara Khusus, Polisi Tantang Roy Suryo Cs Tempuh Praperadilan

Kamis, 18 Desember 2025 | 22:24

Menkeu Purbaya Bantah Bantuan Bencana Luar Negeri Dikenakan Pajak

Kamis, 18 Desember 2025 | 22:24

Selengkapnya