Berita

Ilustrasi Amerika Serikat vs China/Net

Publika

Bagaimana Cara Amerika Menguasai Dunia?

MINGGU, 18 APRIL 2021 | 08:37 WIB | OLEH: DR. MUHAMMAD NAJIB

PADA saat Perang Dunia Pertama (PD-1) yang berlangsung (1914-1918), negara-negara besar yang bertarung antara lain: Inggris, Perancis, dan Rusia yang masuk blok Sekutu melawan blok Sentral yang terdiri dari: Jerman, Australia-Hongaria, Turki, dan Italia. Jadi Amerika Serikat belum berperan dan belum dihitung.

Pada Perang Dunia Kedua (PD-2) yang berlangsung (1939-1945) yang melibatkan banyak sekali negara, Amerika berperan besar dan boleh dikatakan sebagai penentu kemenangan Sekutu dengan pemain utama : Amerika, Uni Soviet, dan Inggris, melawan kelompok Poros dengan pemain utama : Jepang, Jerman, dan Italia.

Bila di daratan Eropa muncul Uni Soviet sebagai pahlawan, karena keberhasilannya mengalahkan Jerman,  di kawasan Asia Pasific negara AS tampil sebagai pahlawan, dengan keberhasilannya membungkam Jepang setelah menghancurkan kota Hiroshima dan Nagasaki dengan menggunakan bom atom atau bom nuklir.

AS adalah satu-satunya negara di dunia yang pernah menggunakan senjata nuklir secara terang-terangan tanpa memperoleh kecaman, tidak mendapatkan tuduhan melanggar HAM, juga tidak pernah dianggap melakukan genocida. Padahal jika dilihat kerusakan fisik yang ditimbulkannya dan korban nyawa yang ditelannya, sudah cukup memenuhi kriteria atas semua tuduhan yang disebut di atas. Yang lebih menarik lagi Amerika disanjung sebagai pahlawan PD-2. Bagaimana semua ini bisa terjadi ?

Merujuk pada file atau memorandum setebal 26 halaman tertanggal (4/12/1941), berstatus rahasia yang diberi judul: "Intelijen dan Propaganda  Jepang di AS". Memorandum ini secara khusus berisi kisah pengintaian Jepang di Hawaii dengan subjudul: "Metode Operasi dan Sasaran Serangan".

Sejumlah ilmuwan Amerika sendiri telah mengelaborasi secara detail kaitan file ini dengan  bagaimana peristiwa serangan kilat Jepang terhadap pelabuhan Angkatan Laut Amerika di Pearl Harbor (Hawaii), yang menghancurkan tidak kurang dari 20 kapal perang AS, 200 pesawat tempurnya yang sedang parkir, dan menewaskan lebih dari 2000 pasukannya, ditambah korban hampir 3000 warga sipil yang tinggal di Oahu.

Peristiwa ini bukan saja membuat shock rakyat Amerika, tetapi juga telah mengguncang dunia. Rakyat Amerika yang semula menentang kemudian berubah menyetujui keterlibatan negaranya ikut dalam Perang Dunia ke-2 yang sudah mulai berkobar di Eropa, dan di Asia yang ditandai dengan ekspansi pasukan Jepang ke daratan Tiongkok dan penaklukan pasukan Jepang atas seluruh wilayah Asia Tenggara termasuk Indonesia.

Peristiwa Pearl Harbor berawal dari dikirimnya mata-mata Jepang yang berasal dari Angkatan Lautnya bernama Tadashi Morimura, yang menyamar sebagai diplomat dengan nama Nitta Maru. Mata-mata AL Amerika bernama Ted Emanuel kemudian ditugasi untuk menguntit gerak-gerik dan seluruh aktifitas Morimura.

Morimura yang ditugasi untuk membuat peta sasaran tidak menyadari jika dirinya dipantau dan seluruh laporan yang dikirimnya ke Tokyo disadap. Lieutenant Commander Arthur McCollum dengan sandi F-2 yang menjabat sebagai kepala desk Asia Timur Jauh di Office of Naval Intelligence, meneruskan seluruh informasi intelijen terkait perange dan diplomasi langsung kepada Presiden Franklin D.Roosevelt.

Menurut Robert B. Stinnett, McCollum lah orang yang memiliki gagasan untuk memancing dan memprovokasi Jepang agar menyerang Pearl Harbor. Kesimpulan ini didapatnya setelah ia melakukan riset arsip selama 17 tahun, yang memelototi sekitar 200.000 dokumen, yang kemudian diterbitkannya dalam bentuk buku dengan judul: Day of Deceit (Touchstone, 2001).

Peristiwa rontoknya menara kembar World Trade Center di New York, yang dihantam dua pesawat dengan cara kamikaze memiliki modus serupa dengan serangan terhadap Pearl Harbor. Para pilot yang melakukannya konon berkebangsaan Arab yang dilatih di pusat-pusat pelatihan pilot Amerika, kemudian menggunakan pesawat komersial Amerika pula untuk menabrak Twin Towers.

Sampai sekarang peristiwa yang terjadi pada 11 September 2001 ini masih menyimpan banyak misteri. Washington sendiri selalu menolak untuk melakukan investigasi konprehensif, bahkan tidak jarang menuduh balik mereka yang mempertanyakannya, sebagai orang-orang yang tidak berempati terhadap korban yang berjumlah tidak kurang dari 3000, serta keluarga yang ditinggalkannya.

Kalau peristiwa Pearl Harbor memberikan legitimasi Amerika untuk menghukum Jepang yang dianggap mengancam keamanan dan ketentraman dunia, maka peristiwa 11 September,  memberikan jastifikasi pada AS dan sekutunya untuk menghukum ummat Islam di seluruh dunia, dengan tuduhan teroris yang mengancam keamanan dan ketentraman dunia.

Tampaknya Amerika melupakan begitu saja jasa Ummat Islam yang membantunya saat mengalahkan Uni Soviet yang dituduh Komunis dan Atheis yang mengancam dunia melalui perang di Afghanistan. Padahal melalui perang inilah Uni Soviet yang menjadi super power satu-satunya saingan Amerika saat itu hancur dan menandai selesainya perang dingin, yang kemudian mengantarkan Amerika menjadi satu-satunya Super Power.

Kini muncul super power baru bernama China. Ada tanda-tanda Washington akan merangkul kembali Ummat Islam untuk menghadapinya, sebagaimana saat Amerika menghadapi Uni Soviet. Kali ini apakah Amerika akan kembali tampil sebagai juara atau malah sebaliknya. Wallahua'lam.

Penulis adalah pengamat politik Islam dan demokrasi

Populer

Fenomena Seragam Militer di Ormas

Minggu, 16 Februari 2025 | 04:50

Asian Paints Hengkang dari Indonesia dengan Kerugian Rp158 Miliar

Sabtu, 15 Februari 2025 | 09:54

Bos Sinarmas Indra Widjaja Mangkir

Kamis, 13 Februari 2025 | 07:44

PT Lumbung Kencana Sakti Diduga Tunggangi Demo Warga Kapuk Muara

Selasa, 18 Februari 2025 | 03:39

Temuan Gemah: Pengembang PIK 2 Beli Tanah Warga Jauh di Atas NJOP

Jumat, 14 Februari 2025 | 21:40

Pengiriman 13 Tabung Raksasa dari Semarang ke Banjarnegara Bikin Heboh Pengendara

Senin, 17 Februari 2025 | 06:32

Dugaan Tunggangi Aksi Warga Kapuk Muara, Mabes Polri Diminta Periksa PT Lumbung Kencana Sakti

Selasa, 18 Februari 2025 | 17:59

UPDATE

Anis Matta hingga Fahri Hamzah Hadir di Pelantikan Pengurus Partai Gelora 2024-2029

Sabtu, 22 Februari 2025 | 15:31

Fitur Investasi Emas Super Apps BRImo Catatkan Transaksi Rp279,8 miliar

Sabtu, 22 Februari 2025 | 14:48

Adian Napitupulu hingga Ahmad Basarah Merapat ke Rumah Megawati

Sabtu, 22 Februari 2025 | 14:35

Muslim LifeFair Bantu UMKM Kota Bekasi Naik Kelas

Sabtu, 22 Februari 2025 | 14:28

AS Ancam Cabut Akses Ukraina ke Starlink jika Menolak Serahkan Mineral Berharga

Sabtu, 22 Februari 2025 | 14:12

Kapolri Terbuka dengan Kritik, Termasuk dari Band Sukatani

Sabtu, 22 Februari 2025 | 13:58

Himbara Catat Kinerja Solid di Tengah Dinamika Ekonomi Global

Sabtu, 22 Februari 2025 | 13:56

Mendagri: Kepala Daerah Bertanggung Jawab ke Rakyat, Bukan Partai

Sabtu, 22 Februari 2025 | 13:21

Jual Ribuan Konten Porno Anak Via Telegram, Pria Ini Diringkus Polisi

Sabtu, 22 Februari 2025 | 13:11

Trump Guncang Pentagon, Pecat Jenderal Brown dan 5 Perwira Tinggi Sekaligus

Sabtu, 22 Februari 2025 | 12:36

Selengkapnya