Berita

Edogan bersama para pemimpin Uni Eropa saat sebelum peristiwa skandal kursi 'Sofagate' terjadi/Net

Dunia

Komentar Pedas Erdogan Untuk PM Italia Yang Menyebutnya Diktator

KAMIS, 15 APRIL 2021 | 11:52 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Pernyataan Perdana Menteri Italia yang menyebut Presiden Turki sangat 'diktator' telah membuat hubungan Turki-Italia terganggu. Presiden Recep Tayyip Erdogan menyayangkan hal itu, mengatakan pernyataan Mario Draghi seminggu yang lalu itu sama sekali tidak bijak dan tidak sopan.

"Pertama-tama, pernyataan perdana menteri Italia adalah mutlak tidak bijaksana total. Itu sangat kasar," kata Erdogan di depan sekelompok pemuda, pada Rabu (14/4), seperti dilaporkan ABC News.

"Dengan membuat pernyataan ini, pria bernama Draghi sayangnya telah menghancurkan hubungan kami tepat pada saat kami berharap hubungan Turki-Italia akan mencapai tempat yang baik."


Erdogan menyinggung bagaimana Draghi bisa mencapai posisinya saat ini.

"Lagipula kau (menjadi PM karena ditunjuk), kau bukan seseorang yang terpilih," ujar Erdogan.

Draghi, mantan kepala Bank Sentral Eropa yang sangat dihormati, menjabat sebagai perdana menteri pada Februari setelah pemerintah sebelumnya runtuh dalam pertengkaran politik. Saat itu presiden Italia memintanya untuk mencoba membentuk koalisi baru. Pemerintah Draghi kemudian memenangkannya, dengan selisih suara yang cukup jauh.

“Kami akan melanjutkan perjalanan kami dalam melayani bangsa kami dengan kekuatan yang kami dapatkan dari rakyat kami, dengan kemauan yang diberikan rakyat kami,” lanjut Erdogan.

Pernyataan Draghi yang menyebut Erdogan 'diktator' adalah komentarnya atas Skandal Kursi atau 'Sofagate' yang menghebohkan pada pertemuan dua pemimpin tertinggi UE di Ankara. Ketika itu, Presiden Komisi Eropa Ursula Von Der Leyen tidak diberi tempat duduk saat kunjungan ke Ankara. Itu adalah kesalahan protokoler yang menjadi sorotan di Eropa.

Kasus ini melebar dengan banyak pers memberitakan reaksi dari berbagai pihak, termasuk Draghi.

Draghi membuat pernyataan tidak diplomatis ketika diminta mengomentari Skandal Kursi itu.

Pejabat senior pemerintah Turki berkumpul di sekitar Erdogan, dan juru bicara kepresidenan menuntut Draghi mencabut kata-katanya.

Buntut dari komentar Draghi, Kementerian Luar Negeri Turki memanggil Kedutaan Besar Itali di Ankara.

Wakil pemimpin partai AKP Erdogan, Numan Kurtulmus, mengatakan, "tidak ada diktator di negara kami. Jika Anda ingin melihat seorang diktator, lihat sejarah Anda sendiri. Lihatlah Mussolini!"

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Slank Siuman dari Jokowi

Selasa, 30 Desember 2025 | 06:02

Setengah Juta Wisatawan Serbu Surabaya

Selasa, 30 Desember 2025 | 05:30

Pilkada Mau Ditarik, Rakyat Mau Diparkir

Selasa, 30 Desember 2025 | 05:19

Bukan Jokowi Jika Tak Playing Victim dalam Kasus Ijazah

Selasa, 30 Desember 2025 | 05:00

Sekolah di Aceh Kembali Aktif 5 Januari

Selasa, 30 Desember 2025 | 04:50

Buruh Menjerit Minta Gaji Rp6 Juta

Selasa, 30 Desember 2025 | 04:07

Gegara Minta Duit Tak Diberi, Kekasih Bunuh Remaja Putri

Selasa, 30 Desember 2025 | 04:01

Jokowi-Gibran Harusnya Malu Dikritik Slank

Selasa, 30 Desember 2025 | 03:45

Pemprov DKI Hibahkan 14 Mobil Pemadam ke Bekasi hingga Karo

Selasa, 30 Desember 2025 | 03:05

Rakyat Tak Boleh Terpecah Sikapi Pilkada Lewat DPRD

Selasa, 30 Desember 2025 | 03:02

Selengkapnya