Berita

Ilustrasi petani sawit/Net

Nusantara

Pabrik Sawit Diduga 'Main Cincai', Pemerintah Didesak Evaluasi Penetapan Harga

SELASA, 13 APRIL 2021 | 14:12 WIB | LAPORAN: AGUS DWI

Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkindo) Aceh mendesak Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota untuk mengevaluasi kondisi lapangan terkait pembelian tandan buah segar (TBS) oleh pabrik kelapa sawit di daerah.

Pasalnya, pabrik kelapa sawit tidak siap dan tidak mau membeli dengan harga yang telah ditetapkan.

Dinas Pertanian dan Perkebunan Aceh telah menetapkan harga tandan buah segar setiap bulannya. Walaupun sudah tertera dalam surat keputusan tentang penetapan harga tandan buah segar, namun pelaksanaan di lapangan tidak sesuai ketetapan yang ada.

“Pelaksanaan di lapangan masih banyak pabrik yang membeli di bawah harga yang ditetapkan oleh pemerintah bersama tim penetapan harga. Pabrik kepala sawit seperti memainkan harga di daerahnya,” kata Ketua Humas Apkindo Aceh, Fadhli Ali, kepada Kantor Berita RMOLAceh, Selasa (13/4).

Bedasarkan survei lapangan yang dilakukan Apkindo Aceh, pabrik kelapa sawit yang berada di Nagan Raya, Aceh Barat, dan Aceh Jaya, sering kali membeli di bawah harga yang ditetapkan oleh pemerintah.

Pabrik di Nagan Raya membeli tandan buah segar dengan harga Rp 1.560-1.600 per kilogram. Padahal harga TBS yang ditetapkan Pemerintah Aceh berkisar Rp 1.600-2.000 per kilogram, tergantung usia tanaman dan wilayah perkebunan.

“Harga sebesar itu kan sedikit lebih tinggi dari harga buah pasir, perlu diusut hal ini. Jangan sampai petani sawit menjerit,” tegas Fadhli.

Menurut Fadhli, pabrik kelapa sawit di Nagan Raya, Aceh Barat, dan Aceh Jaya cukup nakal. Selain itu, pabrik di daerah tersebut ada "cincai-cincai" harga beli di antara sesama pabrik.

Pabrik kelapa sawit di daerah itu, kata Fadhli, seperti bermufakat untuk membeli murah sawit di bawah harga yang ditetapkan pemerintah. Namun demikian, Apkindo Aceh tidak ingin gegabah memvonis.

Oleh karena itu, pemerintah melalui dinas pertanian dan perkebunan Aceh diminta untuk melakukan pemantauan dan investigasi. Sehingga harga sawit tak sampai merugikan para petani dan menguntungkan pemilik pabrik.

Populer

Rocky Gerung Ucapkan Terima Kasih kepada Jokowi

Minggu, 19 Mei 2024 | 03:46

Dulu Berjaya Kini Terancam Bangkrut, Saham Taxi Hanya Rp2 Perak

Sabtu, 18 Mei 2024 | 08:05

Bikin Resah Nasabah BTN, Komnas Indonesia Minta Polisi Tangkap Dicky Yohanes

Selasa, 14 Mei 2024 | 01:35

Massa Geruduk Kantor Sri Mulyani Tuntut Pencopotan Askolani

Kamis, 16 Mei 2024 | 02:54

Ratusan Tawon Serang Pasukan Israel di Gaza Selatan

Sabtu, 11 Mei 2024 | 18:05

Siapa Penantang Anies-Igo Ilham di Pilgub Jakarta?

Minggu, 12 Mei 2024 | 07:02

Aroma PPP Lolos Senayan Lewat Sengketa Hasil Pileg di MK Makin Kuat

Kamis, 16 Mei 2024 | 14:29

UPDATE

Helikopter Rombongan Presiden Iran Jatuh

Senin, 20 Mei 2024 | 00:06

Tak Dapat Dukungan Kiai, Ketua MUI Salatiga Mundur dari Penjaringan Pilwalkot PDIP

Minggu, 19 Mei 2024 | 23:47

Hanya Raih 27 Persen Suara, Prabowo-Gibran Tak Kalah KO di Aceh

Minggu, 19 Mei 2024 | 23:25

Bangun Digital Entrepreneurship Butuh Pengetahuan, Strategi, dan Konsistensi

Minggu, 19 Mei 2024 | 23:07

Khairunnisa: Akbar Tandjung Guru Aktivis Semua Angkatan

Minggu, 19 Mei 2024 | 22:56

MUI Jakarta Kecam Pencatutan Nama Ulama demi Kepentingan Bisnis

Minggu, 19 Mei 2024 | 22:42

Jelang Idul Adha, Waspadai Penyakit Menular Hewan Ternak

Minggu, 19 Mei 2024 | 21:57

KPU KBB Berharap Dana Hibah Pilkada Segera Cair

Minggu, 19 Mei 2024 | 21:39

Amanah Ajak Anak Muda Aceh Kembangkan Kreasi Teknologi

Minggu, 19 Mei 2024 | 21:33

Sudirman Said Maju Pilkada Jakarta, Ini Respons Anies

Minggu, 19 Mei 2024 | 21:17

Selengkapnya