Berita

Peneliti Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI), Salamuddin Daeng/Net

Politik

Salamuddin Daeng: PGN Rugi Karena Jadi Sapi Perahan Agar Oligarki Kenyang

SENIN, 12 APRIL 2021 | 17:37 WIB | LAPORAN: DIKI TRIANTO

Kerugian yang dialami anak perusahaan PT Pertamina, yakni PT Perusahaan Gas Negara (PGN) hingga Rp 3,8 triliun di tahun 2020 bukan kabar yang mengejutkan.

Menurut peneliti Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI), Salamuddin Daeng, kerugian PGN terjadi karena selama ini Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sudah menjadi sapi perahan oligarki.

"Sebagai sapi perahan, maka sudah pasti BUMN itu rugi. Sementara oligarki swasta pemerah dan peminum susu sapi perahan sampai kenyang, sampai mabok, sampai muntah-muntah," kata Salamuddin Daeng kepada Kantor Berita Politik RMOL, Senin (12/4).


Ia memaparkan, kerugian PGN juga terjadi akibat tekanan regulasi yang ada. Hal ini pun diamini manajemen PGN bahwa tekanan peraturan yang dibuat pemerintah sebagai faktor eksternal PGN rugi.

Sudah mengalami kerugian, kata dia, PGN masih ditekan oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani melalui kasus sengketa Pajak Pertambahan Nilai (PPN) periode 2012-2013. Kasus ini diajukan oleh Direktorat Jenderal Pajak (DJP) melalui upaya hukum peninjauan kembali (PK) terhadap putusan Mahkamah Agung (MA) pada Desember 2020.

"PGN harus membayar pajak dan denda sebesar 278,4 juta dolar AS pada tahun 2020. Nilai sangat besat untuk ukuran keuangan PGN. Padahal PGN sudah digencet sebelumnya oleh 'Sinuhun' untuk menurunkan harga gas," jelasnya.

'Sinuhun' yang dimaksud merujuk pada Presiden Joko Widodo yang mengeluarkan penugasan kepada menterinya dengan Kepmen ESDM 89K/2020 tentang Harga Gas Bumi Tertentu (HGBT) untuk industri tertentu, dan Kepmen 91K/2020 tentang harga gas untuk pembangkit listrik.

"Inti peratutan tersebut adalah PGN digencet untuk menurunkan harga gas 6 dolar per MMBTU. Harga ini di bawah harga beli gas PGN kepada perusahaan hulu. Peraturan ini memang rada ancur alias kacau," tandasnya.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Pramono Pertahankan UMP Rp5,7 Juta Meski Ada Demo Buruh

Rabu, 31 Desember 2025 | 02:05

Bea Cukai Kawal Ketat Target Penerimaan APBN Rp301,6 Triliun

Rabu, 31 Desember 2025 | 01:27

Penemuan Cadangan Migas Baru di Blok Mahakam Bisa Kurangi Impor

Rabu, 31 Desember 2025 | 01:15

Masyarakat Diajak Berdonasi saat Perayaan Tahun Baru

Rabu, 31 Desember 2025 | 01:02

Kapolri: Jangan Baperan Sikapi No Viral No Justice

Rabu, 31 Desember 2025 | 00:28

Pramono Tebus 6.050 Ijazah Tertunggak di Sekolah

Rabu, 31 Desember 2025 | 00:17

Bareskrim Klaim Penyelesaian Kasus Kejahatan Capai 76 Persen

Rabu, 31 Desember 2025 | 00:05

Bea Cukai Pecat 27 Pegawai Buntut Skandal Fraud

Selasa, 30 Desember 2025 | 23:22

Disiapkan Life Jacket di Pelabuhan Penumpang pada Masa Nataru

Selasa, 30 Desember 2025 | 23:19

Jakarta Sudah On The Track Menuju Kota Global

Selasa, 30 Desember 2025 | 23:03

Selengkapnya