Berita

Presiden Joko Widodo saat meninjau tanah untuk ibukota baru/Net

Publika

Jokowi Masuk Surga?

MINGGU, 11 APRIL 2021 | 07:58 WIB

GUBERNUR Kaltim Isran Noor memuji Jokowi karena akan memindahkan ibukota negara ke Kaltim dengan menyatakan bahwa Jokowi pasti masuk surga. Isran mengaitkan dengan kegagalan Soekarno dan Soeharto memindahkan Ibukota ke Kalteng dan Jonggol. Jokowi dinilai sukses.

Gubernur penjilat memang payah.

Berjasa memindahkan ibukota belum tentu jalan menuju surga, tergantung motivasi dan memproses perpindahan baik atau tidak. Jika perpindahan itu bukan aspirasi rakyat, tapi kemauan sendiri maka Jokowi telah berbuat bukan demi kepentingan rakyat. Termasuk juga jika dengan memanipulasi aspirasi yang disuarakan oleh wakil rakyat di DPR RI.


Jika motivasi pemindahan ibukota adalah sebagai proyek yang hanya menguntungkan istana dan kroni, membuka investasi taipan, hutang LN menumpuk, membohongi rakyat, dan membangkrutkan perekonomian negara, maka pemindahan Ibukota justru mengantarkan Jokowi ke neraka. Apalagi jika rakyat mengecam dan mengutuknya. Gubernur Kaltim yang habis-habisan menjilat, juga ikut dalam rombongan ke neraka.

Jadi persoalan pindah ibukota tak perlu dihubungkan dengan surga dan neraka, ini persoalan kemashlahatan dan kemudharatan berbangsa dan bernegara. Kadang aneh para pendukung Jokowi ini, untuk memperkuat wibawa legalitas keagamaan ditempelkan seperti Jokowi yang pernah disamakan dengan Khalifah Umar bin Khattab. Namun ironinya urusan umat Islam sering dipinggirkan dan dipojokkan.

Dana zakat, wakaf, konon juga haji dikuras, tetapi aktivis keagamaan dan ulama dikriminalisasi. Organisasi dakwah diteroriskan, umat Islam distigmatisasi radikal, intoleran, dan ekstrim. Sungguh kezaliman yang nyata. Bagaimana bisa hanya sekedar pemindahan ibukota bisa menyebabkan masuk surga ?

Ingat dahulu Kemal Attaturk bapak sekularisasi sukses memindahkan Ibukota negara Turki dari Istambul (Islam full) ke Ankara, jangankan indikasi surga, nyatanya betapa sulitnya bumi ini menerima jasad sang Presiden yang telah menzalimi umat Islam itu.

Yang pasti, kezaliman itu adalah perilaku yang diancam masuk Neraka. Untuk ini tak ada ikhtilaf atau perdebatan.

"Orang yang paling dibenci Allah dan dijauhkan dari Allah adalah pemimpin yang zalim" (HR Turmudzi).

"Mereka memiliki tikar tidur dari api Neraka. Dan di atas mereka ada selimut (api Neraka). Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yg zalim" (QS Al A'raf 41).

M. Rizal Fadillah

Pemerhati politik dan kebangsaan

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

UPDATE

Laksdya Erwin Tinjau Distribusi Bantuan di Aceh Tamiang

Selasa, 23 Desember 2025 | 03:55

Jembatan Merah Putih

Selasa, 23 Desember 2025 | 03:40

Kongres Perempuan 1928 Landasan Spirit Menuju Keadilan Gender

Selasa, 23 Desember 2025 | 03:13

Menko AHY Lepas Bantuan Kemanusiaan Lewat KRI Semarang-594

Selasa, 23 Desember 2025 | 02:55

Membeli Damai dan Menjual Perang

Selasa, 23 Desember 2025 | 02:32

Komdigi Gandeng TNI Pulihkan Infrastruktur Komunikasi di Aceh

Selasa, 23 Desember 2025 | 02:08

Rocky Gerung: Kita Minta Presiden Prabowo Menjadi Leader, Bukan Dealer

Selasa, 23 Desember 2025 | 01:45

DPRD Minta Pemkot Bogor Komitmen Tingkatkan Mutu Pendidikan

Selasa, 23 Desember 2025 | 01:27

Kebijakan Mualem Pakai Hati Nurani Banjir Pujian Warganet

Selasa, 23 Desember 2025 | 01:09

Pemilihan Kepala Daerah Lewat DPRD Bikin Pemerintahan Stabil

Selasa, 23 Desember 2025 | 00:54

Selengkapnya