Berita

Tradisi Gebyuran Bustaman/RMOLJateng

Nusantara

Sempat Terhenti Tahun 2020, Tradisi Gebyuran Bustaman Tahun Ini Digelar Sederhana

SABTU, 10 APRIL 2021 | 19:23 WIB | LAPORAN: AHMAD KIFLAN WAKIK

Walaupun masih pandemi, tidak menyurutkan semangat warga Kampung Bustaman, Semarang, Jawa Tengah, untuk meneruskan tradisi Gebyuran Bustaman.

Meskipun tetap diselenggarakan, warga menggelar tradisi Gebyuran Bustaman tersebut dengan cara berbeda.

Jika biasanya warga melakukan perang air sebagai simbol Gebyuran Bustaman, acara kali ini dikemas secara sederhana, namun tetap khidmat.


Tokoh masyarakat, Hari Bustaman, mengatakan pelaksanaan tradisi pada tahun ini dilakukan secara sederhana. Namun tidak mengurangi esensi Gebyuran Bustaman sebagai tradisi.

"Kalau sebelumnya ada pandemi, gebyuran dilakukan dengan saling melempar air yang masukkan ke dalam plastik dengan berbagai aneka warna. Tetapi pada tahun ini hanya perwakilan beberapa orang untuk diguyur air dengan menggunakan gayung,” kata Hari dikutip Kantor Berita RMOLJateng, Sabtu (10/4).

Hari menambahkan, filosofi Gebyuran Bustaman adalah proses penyucian diri menjelang bulan puasa. Segala hal-hal negatif dibersihkan melalui simbol guyuran air kepada warga.

Kata dia, dalam sejarah Gebyuran Bustaman dulunya wajah warga dicoreng semuanya. Corengan tersebut sebagai simbol angkara murka, emosi, dan hal-hal negatif lainnya.

"Kemudian diguyur dengan air sebagai bentuk pensucian diri karena akan kedatangan bulan Ramadhan,” terang dia.

Hadir dalam acara Gebyuran Bustaman, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang, Indriyasari. Dia mengatakan Gebyuran Bustaman sempat terhenti pada 2020 tersebut.

Sehingga dengan sangat hati-hati mencoba menyelenggarakan kembali tradisi yang memang sudah bertahun-tahun dilaksanakan bersama dengan masyarakat.

"Memang sedikit berbeda dalam tradisi Gebyuran Bustaman yang sekarang ini dimodifikasi serta ada penyederhanaan dan penyesuaian karena ada beberapa hal yang harus dilakukan terutama menjaga prokes,” katanya.

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Ekonom: Pertumbuhan Ekonomi Akhir Tahun 2025 Tidak Alamiah

Jumat, 26 Desember 2025 | 22:08

Lagu Natal Abadi, Mariah Carey Pecahkan Rekor Billboard

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:46

Wakapolri Kirim 1.500 Personel Tambahan ke Lokasi Bencana Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:45

BNPB: 92,5 Persen Jalan Nasional Terdampak Bencana Sumatera Sudah Diperbaiki

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:09

Penerapan KUHP Baru Menuntut Kesiapan Aparat Penegak Hukum

Jumat, 26 Desember 2025 | 20:37

Ancol dan TMII Diserbu Ribuan Pengunjung Selama Libur Nataru

Jumat, 26 Desember 2025 | 20:26

Kebijakan WFA Sukses Dongkrak Sektor Ritel

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:56

Dua Warga Pendatang Yahukimo Dianiaya OTK saat Natal, Satu Tewas

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:42

21 Wilayah Bencana Sumatera Berstatus Transisi Darurat

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:32

Jangan Sampai Aceh jadi Daerah Operasi Militer Gegara Bendera GAM

Jumat, 26 Desember 2025 | 18:59

Selengkapnya