Berita

Wakil Ketua Umum Kadin bidang Industri Makanan dan Peternakan, Juan Permata Adoe/Rep

Bisnis

Wacana BKPM Menjadi Kementerian Investasi Berdampak Positif Pada Ekspor Dan Impor

SABTU, 10 APRIL 2021 | 14:12 WIB | LAPORAN: FAISAL ARISTAMA

Seiring bergulirnya wacana Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) akan menjadi Kementerian Investasi disambut publik ramai membincangkan hal tersebut.

Wakil Ketua Umum Kadin bidang Industri Makanan dan Peternakan, Juan Permata Adoe mengatakan, wacana BKPM bakal menjadi Kementerian Investasi akan berdampak positif pada alur ekpor dan impor di Indonesia.

Juan menguraikan, kewenangan yang dimiliki BKPM itu boleh dibilang tidak bisa menjamin investor akan mendapatkan dukungan dari pemerintah dalam bentuk suplay chain (rantai pasok) kebutuhan bahan baku industrinya. Artinya, para investor hanya sekadar daftar di BKPM sedangkan peraturannya ada di kementerian sektoral dalam hal ini Kemenperin, Kementan, Kemendag.


"Kenapa tidak boleh impor? Karena memang bahan bakunya harus butuh impor. Kemudian kenapa kita anti impor? Ternyata kita sekarang tanpa impor tak bisa ekspor," kata Juan dalam diskusi virtual Smart FM bertajuk 'BKPM Jadi Kementerian Investasi?', Sabtu (10/4).

Menurut Juan, impor merupakan konsekuensi logis dari ketergantungan sebuah negara yang mengikuti arus perdagangan pasar ekonomi global di era keterbukaan seperti saat ini.

"Karena apa? Inilah yang namanya ketergantungan dalam pasar ekonomi yang terbuka saat ini," tegasnya.

Atas dasar itu, karena Indonesia memproses dalam bentuk manufaktur bahan baku dan sebagian besar sudah mengambil dari negara lain, maka terpaksa harus melakukan impor. Sehingga, perjanjian antar negara yang sudah dibentuk oleh perdagangan dalam bentuk CEPA bisa berjalan.

"Jadi, economic partnership itu berjalan, suplay chain berjalan, industri yang diinvestasi juga aman. Nah ini perlu kementerian. Sehingga kewenangannya dia bisa menjadi simpul problem yang saat ini ada," pungkasnya.

Selain Juan, turut hadir narasumber lain dalam dia tersebut yakni pengamat ekonomi politik Fachry Ali, anggota Komisi XI DPR RI Sarmuji, dan pengamat APBN Hawali Rizky.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Investigasi Kecelakaan Jeju Air Mandek, Keluarga Korban Geram ? ?

Sabtu, 27 Desember 2025 | 17:52

Legislator Nasdem Dukung Pengembalian Dana Korupsi untuk Kesejahteraan Rakyat

Sabtu, 27 Desember 2025 | 17:43

Ledakan Masjid di Suriah Tuai Kecaman PBB

Sabtu, 27 Desember 2025 | 16:32

Presiden Partai Buruh: Tidak Mungkin Biaya Hidup Jakarta Lebih Rendah dari Karawang

Sabtu, 27 Desember 2025 | 16:13

Dunia Usaha Diharapkan Terapkan Upah Sesuai Produktivitas

Sabtu, 27 Desember 2025 | 15:26

Rehabilitasi Hutan: Strategi Mitigasi Bencana di Sumatera dan Wilayah Lain

Sabtu, 27 Desember 2025 | 15:07

Pergub dan Perda APBD DKI 2026 Disahkan, Ini Alokasinya

Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:52

Gebrakan Sony-Honda: Ciptakan Mobil untuk Main PlayStation

Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:24

Kebijakan Purbaya Tak Jauh Beda dengan Sri Mulyani, Reshuffle Menkeu Hanya Ganti Figur

Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:07

PAN Dorong Perlindungan dan Kesejahteraan Tenaga Administratif Sekolah

Sabtu, 27 Desember 2025 | 13:41

Selengkapnya