Berita

Ilustrasi konflik Israel-Iran/Net

Muhammad Najib

Perang Senyap Antara Iran Melawan Israel

KAMIS, 08 APRIL 2021 | 23:19 WIB | OLEH: DR. MUHAMMAD NAJIB

IRAN dan Israel sejatinya telah mengobarkan perang yang tidak dideklarasikan sejak puluhan tahun lalu. Fron pertempurannya terjadi di sejumlah wilayah Arab.

Pertama, di Lebanon yang berbatasan langsung dengan wilayah Utara Israel. Di wilayah ini Iran menggunakan milisia bersenjata Hizbullah sebagai ujung tombaknya untuk menghajar negara Zionis ini. Mulai dari pelatih dan penasehat militer, kemudian pendanaan, sampai pada persenjataan, Hizbullah menerima langsung dari Teheran.

Paling tidak dua kali Israel menderita kekalahan dari Hizbullah. Kekalahan pertama terjadi pada tahun 2000. Pada saat itu tentara Israel dipaksa mundur dari Lebanon Selatan yang didudukinya. Besarnya peran Hizbullah dalam mengusir Israel sampai membuat Presiden Lebanon yang beragama Maronit Amile Lahud menyatakan sanjungan terbuka, katanya: "Tanpa Hizbullah mustahil kita bisa membebaskan wilayah kita".

Kekalahan Israel dari Hizbullah yang kedua terjadi pada tahun 2006. Ehud Olmert sebagai Presiden Isreal saat itu sampai memerintahkan pengusutan atas sejumlah jenderal yang dianggap bertanggungjawab yang dipimpin oleh Letnan Jenderal Dan Halutz yang menjabat sebagai Kepala Staf Angkatan Bersenjata Israel (IDF).

Fron pertempuran kedua terjadi di wilayah Suriah. Di wilayah ini tentara dan penasehat Iran terjun langsung membela rezim Basyar Al Assad yang juga didukung Rusia, melawan pemberontak yang didukung oleh sejumlah negara Arab Teluk ditambah Amerika dan Israel.

Amerika telah mengakui kekalahannya, akan tetapi Israel masih terus menghantam posisi -posisi strategis pasukan Iran dan gudang senjata yang dimilikinya. Israel sangat khawatir dengan milisia Hizbullah asal Lebanon dan pasukan Iran yang berada di seberang perbatasannya sedang berusaha untuk mengambil kembali dataran tinggi Golan milik Suriah yang masih didudukinya.

Fron pertempuran ketiga berada di Irak. Di negara 1001 malam ini, Amerika memiliki sejumlah pangkalan militer dan pasukan yang cukup besar dengan peralatan lengkap termasuk rudal dan pesawat tempur. Karena itu, Israel lebih banyak bermain di wilayah intelijen dan memberikan dukungan militer dari belakang.

Kadang-kadang negara Zionis ini berusaha memprovokasi Amerika untuk menghajar Iran secara langsung atau cukup menghantam sejumlah milisi yang didukung Teheran yang beroperasi di Irak.

Meskipun keinginan Tel Aviv tidak selalu diikuti akan tetapi tidak juga selalu ditolak. Pembunuhan terhadap Jendral Qosem Soleimani  yang memimpin pasukan Pengawal Revolusi Islam Iran (IRGC) sesaat setelah meninggalkan Bandara Bagdad dengan menggunakan drone milik Amerika, merupakan salah satu contoh dari operasi kerjasama Amerika-Israel.

Fron pertempuran keempat berada di Yaman. Israel mendorong Saudi Arabia dan Uni Emirat Arab untuk menghantam milisia Houthi yang didukung Iran. Meskipun perang sudah berlangsung bertahun-tahun, kekuatan Houthi bukannya melemah akan tetapi bertambah perkasa, terbukti dengan kemampuannya menyerang ladang minyak, bandara, dan sejumlah kota milik Saudi Arabia dengan menggunakan kombinasi drone dan rudal.

Fron pertempuran kelima merupakan fron terbaru yang berada di lautan sekitar Laut Arab dan Laut Merah. Saling balas serangan atas kapal tanker, kapal barang, atau kapal militer yang dikamuflase sebagai kapal sipil terus terjadi sampai sekarang.

Kejadian terbaru berupa sabotase terhadap kapal bernama Saviz milik Iran yang berada di lepas pantai Eritrea tidak di jauh dari pantai Yaman di Laut Merah pada  (6/4/2021). Serangan ini tampaknya balasan terhadap kapal kargo perusahan swasta Israel XT yang sedang berlayar melewati Laut Arab menuju India pada (25/3/2021). Tel Aviv secara terbuka menuduh Teheran berada di balik serangan ini.

Dibukanya hubungan diplomatik antara Isreal dengan Bahrain, UEA, dan mesranya hubungan Tel Aviv dengan Riad dan Muscat memberikan keleluasaan bagi negara Zionis ini untuk memperluas jaringan intelijennya Mossad di negara-negara Arab yang memiliki perbatasan langsung dengan Iran.

Karena itu bagaimana manuver masing-masing untuk memperkuat diri atau memperlemah lawan, atau bukan mustahil juga siapa lagi atau negara mana yang akan digunakan untuk memukul lawan, menarik untuk dicermati.

Penulis adalah pengamat politik Islam dan demokrasi.

Populer

KPK Kembali Periksa Pramugari Jet Pribadi

Jumat, 28 Februari 2025 | 14:59

Sesuai Perintah Prabowo, KPK Harus Usut Mafia Bawang Putih

Minggu, 02 Maret 2025 | 17:41

Digugat CMNP, Hary Tanoe dan MNC Holding Terancam Bangkrut?

Selasa, 04 Maret 2025 | 01:51

Lolos Seleksi TNI AD Secara Gratis, Puluhan Warga Datangi Kodim Banjarnegara

Minggu, 02 Maret 2025 | 05:18

CMNP Minta Pengadilan Sita Jaminan Harta Hary Tanoe

Selasa, 04 Maret 2025 | 03:55

KPK Terus Didesak Periksa Ganjar Pranowo dan Agun Gunandjar

Jumat, 28 Februari 2025 | 17:13

Bos Sritex Ungkap Permendag 8/2024 Bikin Industri Tekstil Mati

Senin, 03 Maret 2025 | 21:17

UPDATE

BRI Salurkan KUR Rp27,72 Triliun dalam 2 Bulan

Senin, 10 Maret 2025 | 11:38

Badai Alfred Mengamuk di Queensland, Ribuan Rumah Gelap Gulita

Senin, 10 Maret 2025 | 11:38

DPR Cek Kesiapan Anggaran PSU Pilkada 2025

Senin, 10 Maret 2025 | 11:36

Rupiah Loyo ke Rp16.300 Hari Ini

Senin, 10 Maret 2025 | 11:24

Elon Musk: AS Harus Keluar dari NATO Supaya Berhenti Biayai Keamanan Eropa

Senin, 10 Maret 2025 | 11:22

Presiden Prabowo Diharapkan Jamu 38 Bhikkhu Thudong

Senin, 10 Maret 2025 | 11:19

Harga Emas Antam Merangkak Naik, Cek Daftar Lengkapnya

Senin, 10 Maret 2025 | 11:16

Polisi Harus Usut Tuntas Korupsi Isi MinyaKita

Senin, 10 Maret 2025 | 11:08

Pasar Minyak Masih Terdampak Kebijakan Tarif AS, Harga Turun di Senin Pagi

Senin, 10 Maret 2025 | 11:06

Lebaran di Jakarta Tetap Seru Meski Ditinggal Pemudik

Senin, 10 Maret 2025 | 10:50

Selengkapnya