Berita

Ilustrasi/Net

Dunia

Pengamat: China Akan Beri Balasan Serius Jika Boikot Olimpiade Beijing 2022 Benar Terjadi

KAMIS, 08 APRIL 2021 | 06:53 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Sejumlah politisi AS dan tokoh anti-China terus berusaha mengembuskan isu boikot terhadap Olimpiade Musim Dingin Beijing 2022, walau kemudian pemerintahan Biden tetap berhati-hati dalam mengambil keputusan.

Pemboikotan akan berdampak buruk, menurut pakar China. Apalagi jika pemboikotan didasari oleh isu tentang pelanggaran HAM di Xinjiang yang sama sekali tidak berdasar.

Para ahli mengingatkan, AS perlu berpikir dulu untuk melancarkan boikot besar-besaran terhadap Olimpiade Beijing bersama dengan sekutunya, karena setiap tindakan boikot terhadap Olimpiade Beijing akan menghadapi pembalasan dari China.

Lu Xiang, seorang peneliti studi AS di Akademi Ilmu Sosial China, mengatakan kepada Global Times bahwa 'rencana boikot' itu salah. China telah merilis lebih banyak fakta untuk menanggapi stigmatisasi."

"Dua atau tiga bulan kemudian, orang-orang Barat yang ingin menstigmatisasi China akan bosan, dan kebohongan mereka akan menjadi semakin tidak meyakinkan. Tidak banyak negara yang akan menjadi pengikut AS, jika benar-benar mencoba memboikot Olimpiade ini," kata Lu.

Baru-baru ini, China telah mengundang lebih banyak diplomat dan delegasi asing untuk mengunjungi Xinjiang sebagai langkah untuk melawan serangan rumor yang diluncurkan oleh media Barat, organisasi non-pemerintah, dan politisi.

"Boikot akan dikritik oleh Komite Olimpiade Internasional, dan akan dibalas secara serius oleh China," kata Lu.

Para sekutu AS juga tidak akan begitu saja bergabung dengan rencana tersebut. Sebagai bukti, menurut Reuters, Jepang tidak dalam pembicaraan dengan AS tentang kemungkinan boikot Olimpiade Musim Dingin Beijing, mengutip pernyataan juru bicara pemerintah Katsunobu Kato pada Rabu (7/4).

Lu mengatakan, banyak negara Eropa juga tidak mau memboikot permainan tersebut karena China menjadi pasar yang meningkat untuk produk olahraga musim dingin, dan sebagian besar pembuat utama produk tersebut berasal dari Eropa dan Amerika Utara.

"Para pembuat keputusan Barat tidak mungkin meninggalkan kepentingan ini hanya karena kebohongan tentang Xinjiang," kata Lu.

Beberapa sarjana AS seperti David Lampton, profesor dan direktur Studi China di Sekolah Studi Internasional Lanjutan Johns Hopkins, juga percaya bahwa boikot bukanlah ide yang baik.

Dalam sebuah artikel yang baru-baru ini diterbitkan di Newsweek yang berjudul 'Jangan Boikot Olimpiade Musim Dingin Beijing 2022', Lampton mengingatkan peristiwa di mana AS gagal mengajak semua sekutunya untuk bergabung memboikot Olimpiade Moskow Uni Soviet pada 1980. Sekutu AS yang menolak termasuk Inggris, Prancis, Yunani dan Australia, meskipun 65 negara lain setuju untuk melakukannya.

"Sebagian besar negara akan berpartisipasi dalam Olimpiade Musim Dingin 2022… Satu perbedaan utama antara sekarang dan 2008 adalah bahwa China saat ini terasa jauh lebih kuat secara diplomatik dan ekonomi daripada yang terjadi lebih dari satu dekade lalu," tulis Lampton.

Populer

KPK Ancam Pidana Dokter RSUD Sidoarjo Barat kalau Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

Jumat, 19 April 2024 | 19:58

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Megawati Bermanuver Menipu Rakyat soal Amicus Curiae

Kamis, 18 April 2024 | 05:35

Sekda Jabar akan Tindak Pelaku Pungli di Masjid Raya Al Jabbar

Rabu, 17 April 2024 | 03:41

Diungkap Pj Gubernur, Persoalan di Masjid Al Jabbar Bukan cuma Pungli

Jumat, 19 April 2024 | 05:01

Bey Machmudin: Prioritas Penjabat Adalah Kepentingan Rakyat

Sabtu, 20 April 2024 | 19:53

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

UPDATE

Samsung Solve for Tomorrow 2024, Momentum untuk Dorong Peningkatan Literasi Digital

Sabtu, 27 April 2024 | 11:48

Paguyuban Warung Madura: Harusnya Kami Dilindungi Bukan Diberangus!

Sabtu, 27 April 2024 | 11:36

PIS Sukses Tekan Emisi 25,4 Ribu Ton Setara CO2

Sabtu, 27 April 2024 | 11:18

Sam Altman hingga Sundar Pichai Gabung Dewan Keamanan AI Amerika Serikat

Sabtu, 27 April 2024 | 10:59

OASA Perkuat Modal di Anak Usaha Rp69 Miliar

Sabtu, 27 April 2024 | 10:41

Ilham Bintang: Prabowo Siap-Siap Beli Obat Anti Resah

Sabtu, 27 April 2024 | 10:37

Induk Perusahaan Google Bagi-bagi Dividen untuk Pertama Kali

Sabtu, 27 April 2024 | 10:29

KPU Sewa 8 Kantor Hukum Hadapi Perselisihan Pileg 2024

Sabtu, 27 April 2024 | 10:20

Blinken: Amerika Tidak Bermaksud Menghambat Tiongkok Lewat Pembatasan Ekspor Chip

Sabtu, 27 April 2024 | 10:18

Realisasi Anggaran untuk IKN Capai Rp4,3 Triliun per April 2024

Sabtu, 27 April 2024 | 10:02

Selengkapnya