Perdana Menteri Justin Trudeau/Net
Perdana Menteri Justin Trudeau menghadapi tekanan politik untuk mengambil tindakan lebih keras terhadap China, termasuk seruan kepada pemerintahannya untuk mendorong relokasi Olimpiade Beijing 2022.
Tekanan itu memunculkan isu bahwa telah terjadi pembicaraan rencana pemboikotan Olimpiade Musim Dingin Beijing 2022 antara Amerika dengan para sekutunya, termasuk Kanada.
Minggu ini, Majelis Parlemen mengeluarkan mosi untuk menyebut penganiayaan China terhadap Uighur dan Muslim Turki lainnya sebagai genosida. Sebanyak 266 anggota parlemen dari 338 memilih mendukung mosi tersebut, sementara Perdana Menteri Justin Trudeau dan kabinetnya abstain.
Mosi tersebut juga meminta pemerintah untuk mendorong Komite Olimpiade Internasional untuk memindahkan Olimpiade Musim Dingin 2022 dari Beijing.
Selasa malam (6/4), pemerintah Trudeau mengatakan keputusan Kanada untuk memboikot Olimpiade Beijing harus melibatkan komite Olimpiade dan Paralimpiade Kanada yang independen, menurut laporan
Politico, Rabu (7/4).
“Kami yakin bahwa mereka akan terus mempertimbangkan pelatihan dan dedikasi seumur hidup para atlet kami untuk mempersiapkan Olimpiade dan komitmen Kanada terhadap hak-hak dasar dasar bagi semua orang dalam setiap keputusan di masa depan menjelang Olimpiade,†ujar Camille Gagné-Raynauld, seorang juru bicara kementerian.
SCMP pada pekan lalu melaporkan, hasil survei menyatakan bahwa lebih dari separuh warga Kanada menentang partisipasi dalam Olimpiade Musim Dingin 2022 di Beijing. Opini masyarakat Kanada terlanjur negatif atas tuduhan tuduhan pelanggaran hak asasi manusia di China.
Jajak pendapat online terhadap 1.000 warga Kanada menemukan bahwa 54 persen percaya bahwa negara "pasti harus / mungkin harus" memboikot kompetisi internasional, sementara 24 persen mengatakan "mungkin tidak boleh / pasti tidak boleh", menurut firma polling Kanada Research Co.