Berita

Jaya Suprana/Ist

Jaya Suprana

Jihad Al Nafs Menanggulangi Terorisme

SELASA, 06 APRIL 2021 | 11:05 WIB | OLEH: JAYA SUPRANA

JELAS tak terbantahkan bahwa terorisme memprihatinkan kita semua yang masih memiliki sisa nurani kemanusiaan. Maka hukumnya wajib bahwa tanpa kompromi terorisme tidak bisa dan tidak boleh dibenarkan dengan alasan apa pun juga.

Kekerasan

Bagi yang secara langsung merasakan dampak terorisme pasti lahir-batin makin lebih menderita ketimbang yang “hanya” menonton, mendengar, atau membaca berita.

Terorisme bukan hanya menjadi bahan pemberitaan, namun juga bahan perdebatan para ilmuwan dan cendekiawan maupun pergunjingan kaum awam.

Bahkan terorisme menjadi topik bahasan serius seminar secara offline maupun online yang laris diperjualbelikan lewat YouTube dan medsos komersial. Buku-buku tradisional dan elektronikal tentang terorisme sibuk dipublikasikan dan diviralkan.

Akibat terorisme asyik dibahas, diperdebatkan, didiskusikan, dirapatkan, ditulis, diviralkan, didefinisikan, atau entah diapakan, kita semua tak sadar bahwa terorisme dalam arti kekerasan oleh manusia terhadap manusia masih terus menerus tetap terjadi di planet bumi.

Sepanjang Zaman

Terorisme sudah dilakukan sejak Qabil membunuh Habil, Ken Arok membunuh Tunggul Ametung, Belanda menjajah Nusantara, Westerling membantai rakyat Indonesia, ayah kandung saya dibunuh pada masa pasca-G30S, kedua tangan sepupu saya di Republik Rakyat China dihancurkan oleh laskar Revolusi Kebudayaan, prahara 9/11 di New York.

Begitu pula dengan tragedi Tien An Men, pembantaian laskar Empire Ottoman terhadap kaum Armenia, Hitler terhadap Yahudi, Israel terhadap Palestina, Amerika Serikat terhadap Filipina dan Vietnam, Nasrani terhadap Nasrani di Irlandia Utara, penindasan terhadap kaum Rohingnya di Myanmar.

Pun dengan bom bunuh diri di Irak, Suriah, Bali, Jakarta, Makassar, penembakan di Tol Cikampek, Mabes Polri, berbagai lokasi di Amerika Serikat et cetera, dan lain sebagainya.

Pertanyaan

Sejarah telah membuktikan bahwa kekerasan oleh manusia terhadap manusia terus menerus terjadi. Maka beranekaragam pertanyaan merajalela menghantui kalbu saya.

Apakah memang berarti kita semua terpaksa harus menyerah pasrah kepada kenyataan bahwa kekerasan merupakan kenyataan yang mustahil diingkari apalagi ditolak?

Apakah memang mustahil kita bisa mengubah pikiran dan perasaan manusia untuk tidak melakukan kekerasan terhadap sesama manusia?

Bukankah makna peradaban sejatinya adalah justru memperbaiki Das Sein untuk menjadi Das Sollen yang lebih baik?

Bukankah semua agama mengutamakan ajaran kasih sayang ketimbang kekerasan? Lalu kenapa justru kekerasan dilakukan atas nama agama?

Jihad Al Nafs

Saya Nasrani namun mengagumi Islam, maka mencoba menghayati makna adiluhur terkandung di dalam sebuah hadits tentang Al Sukuni meriwayatkan dari Abu Abdillah Al Shadiq bahwa ketika menyambut pasukan Sariyyah kembali setelah memenangkan peperangan, Nabi Muhammad SAW bersabda: "Selamat datang wahai orang-orang yang telah melaksanakan jihad kecil tetapi masih harus melaksanakan jihad akbar!“

Ketika orang-orang bertanya tentang makna sabda itu, Rasul SAW menjawab: “Jihad kecil adalah perjuangan menaklukkan musuhmu. Jihad akbar adalah jihad Al-Nafs, perjuangan menaklukkan dirimu sendiri!”.

Populer

Bangun PIK 2, ASG Setor Pajak 50 Triliun dan Serap 200 Ribu Tenaga Kerja

Senin, 27 Januari 2025 | 02:16

Gara-gara Tertawa di Samping Gus Miftah, KH Usman Ali Kehilangan 40 Job Ceramah

Minggu, 26 Januari 2025 | 10:03

Viral, Kurs Dolar Anjlok ke Rp8.170, Prabowo Effect?

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:05

KPK Akan Digugat Buntut Mandeknya Penanganan Dugaan Korupsi Jampidsus Febrie Adriansyah

Kamis, 23 Januari 2025 | 20:17

Prabowo Harus Ganti Bahlil hingga Satryo Brodjonegoro

Minggu, 26 Januari 2025 | 09:14

Datangi Bareskrim, Petrus Selestinus Minta Kliennya Segera Dibebaskan

Jumat, 24 Januari 2025 | 16:21

Masyarakat Baru Sadar Jokowi Wariskan Kerusakan Bangsa

Senin, 27 Januari 2025 | 14:00

UPDATE

Razia Balap Liar: 292 Motor Disita, 466 Remaja Diamankan

Senin, 03 Februari 2025 | 01:38

Pemotor Pecahkan Kaca Mobil, Diduga karena Lawan Arah

Senin, 03 Februari 2025 | 01:29

PDIP: ASN Poligami Berpeluang Korupsi

Senin, 03 Februari 2025 | 01:04

Program MBG Dirasakan Langsung Manfaatnya

Senin, 03 Februari 2025 | 00:41

Merayakan Kemenangan Kasasi Vihara Amurva Bhumi Karet

Senin, 03 Februari 2025 | 00:29

Rumah Warga Dekat Pasaraya Manggarai Ludes Terbakar

Senin, 03 Februari 2025 | 00:07

Ratusan Sekolah di Jakarta akan Dipasang Water Purifire

Minggu, 02 Februari 2025 | 23:39

Manis di Bibir, Pahit di Jantung

Minggu, 02 Februari 2025 | 23:18

Nasdem Setuju Pramono Larang ASN Poligami

Minggu, 02 Februari 2025 | 23:03

Opsen Pajak Diterapkan, Pemko Medan Langsung Pasang Target Rp784,16 Miliar

Minggu, 02 Februari 2025 | 22:47

Selengkapnya