Berita

Ketua Umum Pimpinan Pusat Fatayat Nahdlatul Ulama Anggia Erma Rini/Net

Politik

Ketum Fatayat NU: Jihad Masa Kini Bukan Mati Sangit, Tapi Patuh Prokes Dan Ikut Vaksinasi

MINGGU, 04 APRIL 2021 | 11:28 WIB | LAPORAN: AHMAD KIFLAN WAKIK

Jihad paling relevan sengan situasi kekinian adalah jihad memerangi kemiskinan, kebodohan, menerapkan protokol kesehatan, serta menyukseskan vaksinasi demi kebaikan bersama.

Begitu dikatakan Ketua Umum Pimpinan Pusat Fatayat Nahdlatul Ulama Anggia Erma Rini menyikapi dua aksi terorisme belakangan ini yang terjadi di Makassar, Sulawesi Selatan dan Mabes Polri di Jakarta yang keduanya mengatasnamakan jihad.

"Pada zaman Rasulullah dulu, jihad dengan berperang itu memang jelas mati syahid. Situasi umat Islam saat itu diperangi orang kafir, sehingga perlu mempertahankan diri," kata Anggia kepad wartawan, Minggu (4/4).

"Kalau sekarang, di negara yang damai seperti Indonesia tiba-tiba menyatakan jihad, itu sedang memerangi siapa? Bukannya mati syahid, itu jelas mati sangit (hangus)," imbuhnya.

Menurutnya, jihad paling relevan, islami, dan pasti bernilai pahala adalah jihad membebaskan diri dari kemiskinan, kebodohan, serta membantu kesulitan ekonomi orang lain.

"Di saat pandemi sekarang, jihad yang sebenar-benarnya adalah tertib protokol kesehatan dan ikut vaksinasi. Inilah jihad saat ini. Jangan justru disimplifikasi dan direduksi makna hakikatnya," katanya.

Anggota Fraksi PKB DPR RI ini juga meminta para orang tua lebih perhatian pada anak-anak remajanya yang mulai memasuki usia sekolah dan kuliah.

"Pergaulan di lingkungan SMP, SMA, dan kampus harus diawasi betul, termasuk aktivitas organisasinya. Pelajaran dari Zakiah Aini, remaja perempuan yang meneror Mabes Polri, ternyata orang tuanya baru tahu anaknya terpapar paham radikal setelah mengecek akun instagramnya," terangnya.

Anggia mengingatkan, selagi belum terlambat, para orang tua harus lebih peduli terhadap aktivitas media sosial serta pergaulan keseharian anak-anaknya.

"Milenial itu incaran empuk kelompok teroris karena mereka lebih mudah dicuci otak. Terutama yang baru belajar agama saat usia dewasa, harus didampingi betul agar tidak salah pengajian dan salah guru pengajarnya," tandasnya.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

UPDATE

Hadiri Halal Bihalal Ansor, Kapolda Jateng Tegaskan Punya Darah NU

Jumat, 03 Mei 2024 | 06:19

Bursa Bacalon Wali Kota Palembang Diramaikan Pengusaha Cantik

Jumat, 03 Mei 2024 | 06:04

KPU Medan Tunda Penetapan Calon Terpilih Pileg 2024

Jumat, 03 Mei 2024 | 05:50

Pensiunan PNS di Lubuklinggau Bingung Statusnya Berubah jadi Warga Negara Malaysia

Jumat, 03 Mei 2024 | 05:35

Partai KIM di Kota Bogor Kembali Rapatkan Barisan Jelang Pilkada

Jumat, 03 Mei 2024 | 05:17

PAN Jaring 17 Kandidat Bakal Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Bengkulu

Jumat, 03 Mei 2024 | 04:58

Benny Raharjo Tegaskan Golkar Utamakan Kader untuk Pilkada Lamsel

Jumat, 03 Mei 2024 | 04:41

Pria di Aceh Nekat Langsir 300 Kg Ganja Demi Upah Rp50 Ribu

Jumat, 03 Mei 2024 | 04:21

Alasan Gerindra Pagar Alam Tak Buka Pendaftaran Bacawako

Jumat, 03 Mei 2024 | 03:57

KPU Tubaba Tegaskan Caleg Terpilih Tidak Dilantik Tanpa Serahkan LHKPN

Jumat, 03 Mei 2024 | 03:26

Selengkapnya