Berita

Christine Schraner Burgener, utusan khusus Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa Bangsa Antonio Guterres

Dunia

PBB: Kekejaman Militer Terlalu Parah, Myanmar Menuju Perang Saudara

KAMIS, 01 APRIL 2021 | 09:11 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Tindakan pasukan Militer yang semakin keras terhadap para demonstran anti-kudeta menimbulkan kekhawatiran akan terjadinya perang saudara di Myanmar.

Peringatan tersebut disampaikan Christine Schraner Burgener, utusan khusus Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa Bangsa  untuk Myanmar pada Rabu (31/3) waktu setempat.

Burgener mengatakan kepada Dewan Keamanan bahwa ketika militer, yang secara resmi dikenal sebagai Tatmadaw, telah meningkatkan penindasan berdarahnya, kelompok-kelompok etnis bersenjata di negara itu "mengambil sikap oposisi yang jelas, meningkatkan kemungkinan perang saudara pada skala yang belum pernah terjadi sebelumnya."


"Kekejaman militer terlalu parah," katanya dalam konsultasi tertutup dengan dewan, menurut salinan ucapannya yang dilihat oleh Anadolu Agency.

"Kelompok-kelompok rentan yang membutuhkan bantuan kemanusiaan termasuk etnis minoritas dan orang-orang Rohingya akan paling menderita, tetapi tak terelakkan, seluruh negara di ambang negara yang gagal," lanjutnya.

Setidaknya 141 orang, termasuk anak-anak, ditembak mati oleh rezim militer yang berkuasa di Myanmar pada hari Sabtu dalam tindakan keras terhadap protes pro-demokrasi yang meletus setelah perebutan kekuasaan 1 Februari oleh junta. Pembunuhan massal tersebut menandai hari paling berdarah sejak kudeta terjadi.

Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik, sebuah pemantau yang berbasis di Thailand, menempatkan korban tewas sejak kudeta 1 Februari militer pada 536 setelah 15 orang tewas pada hari Rabu saja.

Burgener juga memohon kepada negara-negara anggota untuk mengambil tindakan, dengan mengatakan "pertumpahan darah sudah dekat."

"Kejahatan internasional paling serius dan pelanggaran hukum internasional tampaknya terjadi di depan mata. Saya khawatir kecenderungan ini akan menjadi lebih berdarah karena Panglima Tertinggi tampaknya bertekad untuk memperkuat cengkeramannya yang melanggar hukum atas kekuasaan dengan kekerasan," katanya.

"Dewan ini harus mempertimbangkan tindakan yang berpotensi signifikan yang dapat membalikkan arah peristiwa di Myanmar. Melihat ke belakang sepuluh tahun dari sekarang, bagaimana sejarah menilai kelambanan ini? Saya harap Anda dapat bertindak sementara masih ada waktu untuk menghindari hasil terburuk dengan mengatasi kehati-hatian dan ketidaksetujuan," tambahnya.

Kekacauan di Myanmar terjadi sejak militer menggulingkan pemerintahan terpilih Aung San Suu Kyi setelah partainya Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) memperoleh keuntungan besar dalam pemilihan nasional pada bulan November.  

Sebagai tanggapan atas kudeta, kelompok sipil di seluruh negeri meluncurkan kampanye pembangkangan sipil yang mencakup demonstrasi massa dan aksi duduk yang berujung pada tindakan keras aparat keamanan.

Populer

Gagal Tunjukkan Ijazah Asli Jokowi, Dirtipidum Kalah Telak

Rabu, 09 Juli 2025 | 17:57

Alumni UGM Bergerak Ultimatum Rektor dan Dekan Pamerkan Ijazah Jokowi

Jumat, 04 Juli 2025 | 19:20

Alasan Jokowi Tak Hadir Gelar Perkara Khusus Ijazah Palsu di Bareskrim

Rabu, 09 Juli 2025 | 14:02

Pemecatan Beathor di BP Taskin Pertegas Kepalsuan Ijazah Jokowi

Minggu, 06 Juli 2025 | 10:01

Usai Ungkap Ijazah Jokowi Cetakan Pasar Pramuka, Beathor Diberhentikan BP Taskin

Kamis, 03 Juli 2025 | 13:13

Beathor Akui Pernah Kagumi Jokowi, Kini Dipecat Usai Ungkap Dugaan Ijazah Palsu

Jumat, 04 Juli 2025 | 17:46

Jika Dimakzulkan, Siapa yang Gantikan Gibran?

Jumat, 04 Juli 2025 | 14:01

UPDATE

Ini Susunan Pengurus Besar Ikatan Alumni PMII Periode 2025-2030

Senin, 14 Juli 2025 | 01:52

Dedikasi Kapolri Makin Teruji Usai Peroleh Dua Pernghargaan Bergengsi

Senin, 14 Juli 2025 | 01:15

Hentikan Kebijakan Keliru yang Membunuh Koperasi

Senin, 14 Juli 2025 | 00:40

Speaker GBK Keluar Suara Desahan Wanita, Pengelola Gercep Evaluasi Petugas

Senin, 14 Juli 2025 | 00:10

Upaya Penertiban Aset Jawa Pos dengan Dahlan Iskan Capai Kesepakatan

Minggu, 13 Juli 2025 | 23:18

RUU Penyelenggaraan Haji dan Umroh Harus Selesai Sebelum Agustus 2025

Minggu, 13 Juli 2025 | 22:56

Cak Imin Hingga Nasaruddin Umar Hadir Pengukuhan Pengurus Alumni PMII

Minggu, 13 Juli 2025 | 22:52

Prabowo Sukses Akhiri Kebuntuan 10 Tahun IEU-CEPA, Dipuji Ursula von der Leyen

Minggu, 13 Juli 2025 | 22:36

Besok, Jaksa KPK Jawab Pembelaan Hasto Kristiyanto

Minggu, 13 Juli 2025 | 22:01

Prabowo Minta Maaf ke Ursula von der Leyen karena Ini

Minggu, 13 Juli 2025 | 21:54

Selengkapnya