Berita

Politikus Partai Demokrat Rachland Nashidik/Net

Politik

Ungkit Dugaan Moeldoko Terlibat ‘Operasi Sajadah’, Rachland: Masak Kini Mau Kuliahi Kami Kebhinnekaan?

SENIN, 29 MARET 2021 | 14:44 WIB | LAPORAN: FAISAL ARISTAMA

Pernyataan Kepala Kantor Staf Presiden (KSP), Moeldoko tentang pertarungan ideologis di internal Partai Demokrat menuai reaksi beragam dari berbagai kalangan masyarakat.

Sementara politikus Partai Demokrat Rachland Nashidik justru mengorek track record mantan panglima TNI itu.

Moeldoko, kata Rachland, dulu Pangdam Siliwangi dan diduga bertanggung jawab atas "Operasi Sajadah", 2011 silam. Pasalnya, tentara di bawahnya dituding mengintimidasi, memaksa dengan kekerasan pengikut Ahmadiyah di Cikeusik berpindah keyakinan.

"Kini Moeldoko mau kuliahi kita kebhinnekaan? Dia bukan jenderal kanan?" kata Rachland Nashidik, Senin (29/3).

Rachland melanjutkan, pada Agustus 2011, kemungkinan besar akibat Operasi Sajadah itu, Moeldoko dicopot dari Pangdam Siliwangi. Artinya, tidak sampai setahun dia memimpin TNI di Jabar.

Baru pada 2013, konon atas jasa Jenderal Pramono Edhie Wibowo, Moeldoko diberi maaf Presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan diangkat jadi Kepala Staf Angkatan Darat.

"Bisa dimaklumi SBY begitu terpukul. Karir Moeldoko harusnya tamat akibat Operasi Sajadah. Dia dicopot dari Pangdam Siliwangi dan dua tahun di parkir," kata Aktivis 98' ini.

"Atas jasa Jenderal Pramono Edhie, SBY memberinya second chance (kesempatan kedua). Mengangkat jenderal tak kenal budi ini jadi KSAD dan Panglima TNI," pungkasnya.

Moeldoko sebelumnya menyebutkan ada pertarungan ideologis di tubuh partai demokrat menjelang Pemilu 2024. Atas dasar itulah, dia rela memimpin Partai Demokrat versi KLB Deli Serdang, Sumatera Utara (Sumut).

"Saya orang yang didaulat untuk memimpin Partai Demokrat. Kekisruhan sudah terjadi, arah demokrasi sudah bergeser di dalam tubuh Partai Demokrat. Terjadi pertarungan ideologis yang kuat menjelang 2024," katanya pada Minggu (28/3) kemarin.

Pertarungan tersebut, kata Moeldoko sangat terstruktur dan gampang dikenali. Ini menjadi ancaman bagi cita-cita menuju Indonesia Emas 2045.

"Jadi ini bukan sekadar menyelamatkan Demokrat, tapi juga menyelamatkan bangsa. Pertarungan ini terstruktur dan gampang dikenal," kata Moeldoko.

Populer

KPK Ancam Pidana Dokter RSUD Sidoarjo Barat kalau Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

Jumat, 19 April 2024 | 19:58

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Megawati Bermanuver Menipu Rakyat soal Amicus Curiae

Kamis, 18 April 2024 | 05:35

Diungkap Pj Gubernur, Persoalan di Masjid Al Jabbar Bukan cuma Pungli

Jumat, 19 April 2024 | 05:01

Bey Machmudin: Prioritas Penjabat Adalah Kepentingan Rakyat

Sabtu, 20 April 2024 | 19:53

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Viral Video Mesum Warga Binaan, Kadiv Pemasyarakatan Jateng: Itu Video Lama

Jumat, 19 April 2024 | 21:35

UPDATE

Satgas Judi Online Jangan Hanya Fokus Penegakkan Hukum

Minggu, 28 April 2024 | 08:06

Pekerja Asal Jakarta di Luar Negeri Was-was Kebijakan Penonaktifan NIK

Minggu, 28 April 2024 | 08:01

PSI Yakini Ekonomi Indonesia Stabil di Tengah Keriuhan Pilkada

Minggu, 28 April 2024 | 07:41

Ganjil Genap di Jakarta Tak Berlaku saat Hari Buruh

Minggu, 28 April 2024 | 07:21

Cuaca Jakarta Hari Ini Berawan dan Cerah Cerawan

Minggu, 28 April 2024 | 07:11

UU DKJ Beri Wewenang Bamus Betawi Sertifikasi Kebudayaan

Minggu, 28 April 2024 | 07:05

Latihan Evakuasi Medis Udara

Minggu, 28 April 2024 | 06:56

Akibat Amandemen UUD 1945, Kedaulatan Hanya Milik Parpol

Minggu, 28 April 2024 | 06:26

Pangkoarmada I Kunjungi Prajurit Penjaga Pulau Terluar

Minggu, 28 April 2024 | 05:55

Potret Bangsa Pasca-Amandemen UUD 1945

Minggu, 28 April 2024 | 05:35

Selengkapnya