Berita

Ketua DPD RI, LaNyalla Mahmud Mattalitti mendorong Bulog segera menyerap beras hasil panen petani/Ist

Nusantara

Setop Polemik Impor Beras, Bulog Harus Segera Serap Hasil Panen Petani

MINGGU, 28 MARET 2021 | 12:56 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Polemik mengenai impor beras perlu dihentikan dan Bulog harus segera bergerak untuk menyerap dan mendistribusikan beras hasil panen petani.

Demikian yang disampaikan oleh Ketua Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI), LaNyalla Mahmud Mattalitti dalam keterangan tertulisnya yang diterima redaksi pada Minggu (28/3).

Dalam pernyataannya, LaNyalla menyambut keputusan Presiden Joko Widodo untuk menunda impor beras hingga Juni 2021. Ia pun berharap agar keputusan itu ditindaklanjuti oleh kementerian dan lembaga terkait agar hasil panen petani dapat segera diserap.

"Seperti yang sama-sama kita ketahui, saat ini petani sedang memasuki masa panen. Bulog harus menyerap hasil panen ini dan mendistribusikan ke daerah yang bukan penghasil padi. Sehingga kebutuhan masyarakat tetap terjaga," jelasnya.

Senator asal Jawa Timur itu juga berharap Kementerian Keuangan bisa memberikan dukungan anggaran kepada Bulog agar rencana tersebut berlangsung lancar.

Mantan Ketua Umum Kadin Jawa Timur itu pun yakin masalah beras bisa diatasi jika supply chain management dijalankan dengan baik.

"Stok beras yang kita miliki banyak, apalagi sedang dalam masa panen. Jika penyaluran dan distribusi dijalankan dengan baik, kebutuhan masyarakat akan terpenuhi. Jadi sekali lagi kuncinya adalah supply chain management," tambahnya.

Lebih lanjut, LaNyalla berharap agar polemik mengenai impor beras tidak lagi muncul karena pemerintah telah memberikan keputusan dan penjelasan.

Jokowi sebelumnya mengatakan, pemerintah memang memiliki nota kesepahaman (MoU) impor beras dengan Vietnam dan Thailand. Namun itu dilakukan untuk berjaga-jaga di tengah pandemi yang penuh ketidakpastian.

Selama tiga tahun terakhir, Indonesia diketahui tidak lagi melakukan impor beras.

"Saya berharap tidak ada lagi polemik mengenai impor beras. Karena polemik hanya membuat harga gabah di tingkat petani semakin anjlok. Apalagi Presiden memutuskan untuk tidak melakukan impor," pungkasnya.

Populer

KPK Ancam Pidana Dokter RSUD Sidoarjo Barat kalau Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

Jumat, 19 April 2024 | 19:58

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Megawati Bermanuver Menipu Rakyat soal Amicus Curiae

Kamis, 18 April 2024 | 05:35

Diungkap Pj Gubernur, Persoalan di Masjid Al Jabbar Bukan cuma Pungli

Jumat, 19 April 2024 | 05:01

Bey Machmudin: Prioritas Penjabat Adalah Kepentingan Rakyat

Sabtu, 20 April 2024 | 19:53

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Viral Video Mesum Warga Binaan, Kadiv Pemasyarakatan Jateng: Itu Video Lama

Jumat, 19 April 2024 | 21:35

UPDATE

Satgas Judi Online Jangan Hanya Fokus Penegakkan Hukum

Minggu, 28 April 2024 | 08:06

Pekerja Asal Jakarta di Luar Negeri Was-was Kebijakan Penonaktifan NIK

Minggu, 28 April 2024 | 08:01

PSI Yakini Ekonomi Indonesia Stabil di Tengah Keriuhan Pilkada

Minggu, 28 April 2024 | 07:41

Ganjil Genap di Jakarta Tak Berlaku saat Hari Buruh

Minggu, 28 April 2024 | 07:21

Cuaca Jakarta Hari Ini Berawan dan Cerah Cerawan

Minggu, 28 April 2024 | 07:11

UU DKJ Beri Wewenang Bamus Betawi Sertifikasi Kebudayaan

Minggu, 28 April 2024 | 07:05

Latihan Evakuasi Medis Udara

Minggu, 28 April 2024 | 06:56

Akibat Amandemen UUD 1945, Kedaulatan Hanya Milik Parpol

Minggu, 28 April 2024 | 06:26

Pangkoarmada I Kunjungi Prajurit Penjaga Pulau Terluar

Minggu, 28 April 2024 | 05:55

Potret Bangsa Pasca-Amandemen UUD 1945

Minggu, 28 April 2024 | 05:35

Selengkapnya