Berita

Kepala KSP Moeldoko/Net

Politik

Hilang Dari Peredaran Publik, Moeldoko Panik Karena Defisit Dukungan Politik

SABTU, 27 MARET 2021 | 21:23 WIB | LAPORAN: ANGGA ULUNG TRANGGANA

Hampir sebulan pasca Kongres luar biasa (KLB) sepihak di Sibolangit, Kepala KSP Moeldoko hilang dari peredaran publik.

Direktur Eksekutif Institute for Democracy & Strategic Affairs (Indostrategic) Akhmad Khoirul Umam menilai, tidak hadirnya Moeldoko di ruang publik sebagai indikasi kepanikan, jatuhnya moral politik dan juga terpuruknya kepercayaan diri yang bersangkutan.

“Upaya Moeldoko bersembunyi dari sorotan publik belakangan ini merupakan strategi menghindar dan melarikan diri dari kemarahan dan kekecewaan publik," kata Umam, Sabtu (27/3).


Sebab, lanjut Umam, manuver politik Moeldoko hampir tidak mendapatkan dukungan moral dan politik dari elemen manapun.

“Jika kita cek perkembangan dinamika pemberitaan dan percakapan publik, meskipun ada indikasi mobilisasi buzzers untuk mensupport manuver politik Moeldoko. Tapi hampir semua simpul-simpul kekuatan politik, masyarakat sipil (civil society), termasuk para purnawirawan TNI, tidak ada yang mendukung langkah politik Moeldoko,” ujar pengajar di Universitas Paramadina.

Bahkan, Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri juga dikabarkan menolak mendukung menuver Meoldoko.

Hal itu, kata Umam, dikonfirmasi oleh klarifikasi Sekjen PDIP Hasto Krisdianto yang menyatakan bahwa Megawati tidak pernah menemui Moeldoko.

“Jadi, memang sejak awal, pilihan sikap dan strategi politik Moeldoko sudah salah. Ambisinya yang besar mengalahkan rasionalitas dalam berpolitik," kata alumni School of Political Science & International Studies, The University of Queensland ini.

Kata Umam, wajar jika banyak elemen-elemen politik yang mencoba menjaga jarak, bahwa para purnawirawan TNI juga banyak yang dikabarkan kecewa berat dengan pilihan langkah politik Moeldoko itu.

Bahkan pengamatannya, tidak sedikit para purnawirawan militer yang menilai bahwa manuver politik Moeldoko itu dianggap tidak menunjukkan watak keperwiraan yang patut diteladani oleh para perwira muda dalam berjuang dalam ruang kompetisi yang fair.

“Begitu juga dengan mayoritas pegiat demokrasi yang juga menganggap manuver Moeldoko sebagai ancaman riil terhadap proses regenerasi kepemimpinan di internal partai-partai politik nasional," kata Umam.

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Bangun Jembatan Harapan

Minggu, 07 Desember 2025 | 02:46

Distribusi Bantuan di Teluk Bayur

Minggu, 07 Desember 2025 | 04:25

Bahlil Minta Maaf Usai Prank Presiden Prabowo

Selasa, 09 Desember 2025 | 18:00

UPDATE

Kreditur Tak Boleh Cuci Tangan: OJK Perketat Aturan Penagihan Utang Pasca Tragedi Kalibata

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:15

Dolar Melemah di Tengah Data Tenaga Kerja AS yang Variatif

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:00

Penghormatan 75 Tahun Pengabdian: Memori Kolektif Haji dalam Buku Pamungkas Ditjen PHU

Rabu, 17 Desember 2025 | 07:48

Emas Menguat Didorong Data Pengangguran AS dan Prospek Pemangkasan Suku Bunga Fed

Rabu, 17 Desember 2025 | 07:23

Bursa Eropa Tumbang Dihantam Data Ketenagakerjaan AS dan Kecemasan Global

Rabu, 17 Desember 2025 | 07:01

Pembatasan Truk saat Nataru Bisa Picu Kenaikan Biaya Logistik

Rabu, 17 Desember 2025 | 06:46

Dokter Tifa Kecewa Penyidik Perlihatkan Ijazah Jokowi cuma 10 Menit

Rabu, 17 Desember 2025 | 06:35

Lompatan Cara Belajar

Rabu, 17 Desember 2025 | 06:22

Jakarta Hasilkan Bahan Bakar Alternatif dari RDF Plant Rorotan

Rabu, 17 Desember 2025 | 06:11

Dedi Mulyadi Larang Angkot di Puncak Beroperasi selama Nataru

Rabu, 17 Desember 2025 | 05:48

Selengkapnya