Berita

Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi/Net

Politik

Sekjen PDIP: Mendag Itu Pembantu, Harus Senafas Dengan Garis Politik Presiden Jokowi

KAMIS, 25 MARET 2021 | 18:28 WIB | LAPORAN: FAISAL ARISTAMA

Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) menilai rencana impor beras 1 juta ton bertentangan dengan konstitusi dan aspek historis negara Indonesia yang agraris.

Selain itu, dari aspek politik pun Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi seperti tidak sejalan dengan sikap Presiden Joko Widodo yang telah membuat food estate hingga seruan mencintai produk dalam negeri.

Begitu disampaikan Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto dalam webinar bertajuk "Impor Beras Adu Nasib Petani vs Pemburu Rente" pada Kamis (25/3).


"Dengan konstitusi tidak seusai, bertentangan. Aspek historis sudah sangat sangat jelas (bertentangan)," ujarnya.

"Pak Jokowi karena beliau berasal dari rakyat itu sendiri, beliau telah mencanangkan agar kita tidak melakukan impor dan mencintai produk kita bahkan beliau mengatakan benci produk luar negeri. Lha ini menterinya?" sambung Hasto.

Menurut Hasto, Mendag Lutfi seharusnya satu nafas dengan sikap Presiden Jokowi terkait kebijakan pangan dalam hal ini beras. Apalagi, berdasarkan data stok cadangan beras masih sangat cukup alias tidak perlu impor.

Berdasar data stok hingga akhir Desember 2020 lalu mencapai 7.389.575 ton, sementara perkiraan produksi dalam negeri pada panen raya ini mencapai 17.511.596 ton sehingga jumlah stok beras hingga akhir Mei mencapai 24.901.792 ton.

Jumlah tersebut, lebih dari cukup karena estimasi kebutuhan mencapai 12.336.041 ton. Karena itu tidak dibutuhkan kebijakan impor.

"Menteri Perdagangan itu pembantu presiden, dia sosok yang menguasai kementerian yang dipimpinnya sehari-hari tetapi dalam menjalankan kebijakan politiknya seorang mendag itu harus senafas dengan garis politik presiden," tegasnya.

"Lha ini Menteri Perdagangannya ngotot untuk impor pangan, beras, sementara dari data-data statistik beras kita itu cukup enggak perlu impor," demikian Hasto.

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Bank Mandiri Berikan Relaksasi Kredit Nasabah Terdampak Bencana Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 12:12

UMP Jakarta 2026 Naik Jadi Rp5,72 Juta, Begini Respon Pengusaha

Jumat, 26 Desember 2025 | 12:05

Pemerintah Imbau Warga Pantau Peringatan BMKG Selama Nataru

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:56

PMI Jaksel Salurkan Bantuan untuk Korban Bencana di Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:54

Trump Selipkan Sindiran untuk Oposisi dalam Pesan Natal

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:48

Pemerintah Kejar Pembangunan Huntara dan Huntap bagi Korban Bencana di Aceh

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:15

Akhir Pelarian Tigran Denre, Suami Selebgram Donna Fabiola yang Terjerat Kasus Narkoba

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:00

Puan Serukan Natal dan Tahun Baru Penuh Empati bagi Korban Bencana

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:49

Emas Antam Naik, Buyback Nyaris Tembus Rp2,5 Juta per Gram

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:35

Sekolah di Sumut dan Sumbar Pulih 90 Persen, Aceh Menyusul

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:30

Selengkapnya