Berita

Anggota Komisi IX DPR RI Netty Prasetiyani Aher/Net

Politik

Soal Kandungan Babi Di AstraZaneca, Netty Aher Minta Pemerintah Transparan

RABU, 24 MARET 2021 | 00:46 WIB | LAPORAN: RAIZA ANDINI

Majelis Ulama Indonesia (MUI) menjelaskan bahwa vaksin AstraZeneca menggunakan bahan dari babi dalam proses pembuatannya.

Sebelumnya BPOM telah lebih dulu mengeluarkan izin penggunaan darurat vaksin buatan Inggris tersebut.

Meski mengandung babi, MUI tetap membolehkan penggunaan vaksin AstraZeneca karena faktor kedaruratan.


Anggota Komisi IX DPR RI Netty Prasetiyani Aher khawatir akan adanya temuan ini bisa berdampak pada turunnya kepercayaan masyarakat terhadap vaksin.

"Sebelum adanya temuan ini, sudah banyak masyarakat yang tidak percaya dengan vaksin. Pernyataan MUI bahwa vaksin AstraZeneca tetap dapat digunakan meski mengandung babi, tetap saja akan mempengaruhi kepercayaan sebagian besar masyarakat " ujar Netty dalam keterangan persnya, Selasa (23/3).

Selain soal kandungan babi, lanjut Netty, pemerintah juga masih punya pekerjaan rumah untuk meyakinkan msyarakat soal kepastian aman atau tidaknya vaksin AstraZeneca.

Kata Netty, faktanya beberapa negara sudah menunda untuk menggunakan vaksin AstraZeneca. Sebabnya, ada dugaan soal keamanan dan efek samping yang ditimbulkan.

“Ini juga akan jadi PR besar bagi pemerintah untuk meyakinkan masyarakat agar bisa percaya dan mau divaksinasi. Sangat penting bagi pemerintah untuk mengedepankan transparansi agar masyarakat bisa benar-benar percaya,” katanya.

Oleh karena itu, Netty meminta agar pemerintah kembali mengedukasi masyarakat untuk menampik isu miring terhadap vaksin AstraZeneca.

Pemerintah, dijelaskan Netty harus menggalakkan edukasi di masyarakat.

“Pemerintah memiliki tugas untuk menangkis segala informasi yang tidak akurat dengan data dan penjelasan yang lengkap. Cara-cara persuasi juga harus dikedepankan agar masyarakat bersedia divaksinasi tanpa ada paksaan,” tandasnya.

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Bangun Jembatan Harapan

Minggu, 07 Desember 2025 | 02:46

Distribusi Bantuan di Teluk Bayur

Minggu, 07 Desember 2025 | 04:25

Bahlil Minta Maaf Usai Prank Presiden Prabowo

Selasa, 09 Desember 2025 | 18:00

UPDATE

Kreditur Tak Boleh Cuci Tangan: OJK Perketat Aturan Penagihan Utang Pasca Tragedi Kalibata

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:15

Dolar Melemah di Tengah Data Tenaga Kerja AS yang Variatif

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:00

Penghormatan 75 Tahun Pengabdian: Memori Kolektif Haji dalam Buku Pamungkas Ditjen PHU

Rabu, 17 Desember 2025 | 07:48

Emas Menguat Didorong Data Pengangguran AS dan Prospek Pemangkasan Suku Bunga Fed

Rabu, 17 Desember 2025 | 07:23

Bursa Eropa Tumbang Dihantam Data Ketenagakerjaan AS dan Kecemasan Global

Rabu, 17 Desember 2025 | 07:01

Pembatasan Truk saat Nataru Bisa Picu Kenaikan Biaya Logistik

Rabu, 17 Desember 2025 | 06:46

Dokter Tifa Kecewa Penyidik Perlihatkan Ijazah Jokowi cuma 10 Menit

Rabu, 17 Desember 2025 | 06:35

Lompatan Cara Belajar

Rabu, 17 Desember 2025 | 06:22

Jakarta Hasilkan Bahan Bakar Alternatif dari RDF Plant Rorotan

Rabu, 17 Desember 2025 | 06:11

Dedi Mulyadi Larang Angkot di Puncak Beroperasi selama Nataru

Rabu, 17 Desember 2025 | 05:48

Selengkapnya