Berita

Kepala Bulog Budi Waseso (Buwas)/Net

Politik

IPO: Kepala Bulog Tidak Berperan Dalam Upaya Kelola Beras Nasional

SELASA, 23 MARET 2021 | 10:27 WIB | LAPORAN: FAISAL ARISTAMA

Rencana pemerintah melakukan impor beras sebanyak 1 juta ton dari Thailand terus menuai kontroversi. Pasalnya, Pemerintah akan mengimpor beras di saat para petani menyambut panen raya tahun ini.

Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah menilai rencana impor yang diperuntukkan stok cadangan beras pemerintah (CBP) di Perum Bulog tidak disikapi secara baik oleh Kepala Bulog Budi Waseso (Buwas).

Kinerja Buwas justru dipertanyakan ketika impor beras bisa lolos, sedangkan petani akan panen raya pada Maret hingga April tahun ini.


"Kepala Bulog terbukti tidak berperan dalam upaya mengelola beras nasional. Ini menjadi catatan prestasi yang buruk," kata Dedi Kurnia Syah saat berbincang dengan Kantor Berita Politik RMOL sesaat lalu di Jakarta, Selasa (23/3).

Menurut Dedi, Buwas selaku pihak yang diberikan kewenangan untuk mengontrol logistik nasional, dalam hal ini beras, seharusnya bisa menekan laju impor. 

"Impor beras ini penanda pemerintah sama sekali tidak konsisten, dan kepala Bulog seharusnya menjadi penjaga kebijakan impor kebutuhan pokok itu agar tidak mudah terealisasi," katanya.

Lebih lanjut, Dedi menyatakan bahwa apabila Buwas gagal menahan impor beras 1 juta ton tersebut, maka ia secara terang-terangan menutup keran nafkah para petani yang hidup di negeri agraris ini.

"Jika menahan impor beras ini gagal dilakukan, maka Bulog secara moral telah mematikan nafkah petani nasional kita," pungkasnya.

Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi sebelumnya menyatakan alasan di balik rencana impor beras. Ia menegaskan sampai saat ini belum ada realisasi impor beras karena masih masa panen.

Namun, Lutfi menyebutkan saat ini stok riil dari Perum Bulog hanya tersisa 500 ribu ton, idealnya perlu tambahan 1 juta ton.

"Saya tidak melihat ada perbedaan pernyataan antara Kemendag, Kementan, dan Bulog. Tapi pakemnya Bulog harus punya iron stock. Kita tidak pernah bilang kalau lebih atau kurang. Kita hanya bilang bahwa Bulog harus mempunyai iron stock 1,5 juta ton," ujarnya dalam konferensi pers virtual, Jumat (19/3).

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Kepala Daerah Dipilih DPRD Bikin Lemah Legitimasi Kepemimpinan

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:59

Jalan Terjal Distribusi BBM

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:39

Usulan Tanam Sawit Skala Besar di Papua Abaikan Hak Masyarakat Adat

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:16

Peraih Adhyaksa Award 2025 Didapuk jadi Kajari Tanah Datar

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:55

Pengesahan RUU Pengelolaan Perubahan Iklim Sangat Mendesak

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:36

Konser Jazz Natal Dibatalkan Gegara Pemasangan Nama Trump

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:16

ALFI Sulselbar Protes Penerbitan KBLI 2025 yang Sulitkan Pengusaha JPT

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:58

Pengendali Pertahanan Laut di Tarakan Kini Diemban Peraih Adhi Makayasa

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:32

Teknologi Arsinum BRIN Bantu Kebutuhan Air Bersih Korban Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:15

35 Kajari Dimutasi, 17 Kajari hanya Pindah Wilayah

Kamis, 25 Desember 2025 | 22:52

Selengkapnya