Berita

Mantan Jurubicara Presiden Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, Adhie Massardi

Politik

Soal Impor Beras, Adhie Massardi: Ini Pemerintahan Paling Menakutkan

JUMAT, 19 MARET 2021 | 00:42 WIB | LAPORAN: IDHAM ANHARI

Mantan Jurubicara Presiden Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, Adhie Massardi sangat khawatir dengan argumentasi pembantu Presiden dalam hal ini Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi.

Menurut Adhi, argumentasi Luthfi soal rencana mengimpor 1 juta ton beras adalah langkah guna menstabilkan harga menunjukan ketidakjujuran pemerintah soal kemampuan Sumber Daya Manusia (SDM) dalam mengelola kebijakan.

Padahal, jika merujuk data BPS, produksi beras tahun 2020 55,16 juta ton meningkat dibanding tahun 2019 yang hanya  54,60 juta ton, disamping itu stok beras yang masih belum tersalurkan di gudang Bulog jumlahnya 1 juta ton lebih. 
Adi mengibaratkan seperti naik kendaraan umum yang sopirnya tidak jelas memiliki sim (surat izin mengemudi) atau tidak.

Adi mengibaratkan seperti naik kendaraan umum yang sopirnya tidak jelas memiliki sim (surat izin mengemudi) atau tidak.

"Kita hanya tahu si sopir bisanya nge-gas doang. Kita hanya bisa muntah-muntah dan berdoa. Ini Pemerintahan paling menakutkan," sindir Adhi melalui akun Twitternya, @AdhieMassardi, Kamis (18/3).

"Bukan otoritarianismenya tapi karena integritas, kualitas dan kapasitas SDM yang ngelola kebijakan buat nanggulangi persoalan-persoalan masyarakat sebagaimana perintah Konstitusi," sambung Adhie menambahkan.

Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi sebelumnya menkankan, terkait rencana pemerintah mengimpor beras satu juta ton pada tahun ini dilakukan untuk menjaga harga kestabilan pangan di tanah air. Ia menampik, tidak ada niatan sama sekali pemerintah untuk menurunkan harga petani terutama saat sedang panen raya.

Dikatakan Luthfi, impor beras merupakan bagian dari strategi pemerintah dalam mengendalikan harga pangan dan memastikan stok tercukupi. Mengenai harga beras, pemerintah ingin agar tetap terjangkau oleh rakyat, sekalipun pandemi Covid-19 masih terjadi.

"Ini adalah strategi pemerintah untuk memastikan, kita tidak bisa dipojokkan atau diatur oleh pedagang. Terutama para spekulan-spekulan yang berniat tidak baik dalam hal ini," kata Lutfi.

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

UPDATE

Cetak Rekor 4 Hari Beruntun! Emas Antam Nyaris Tembus Rp2,6 Juta per Gram

Rabu, 24 Desember 2025 | 10:13

Saham AYAM dan BULL Masuk Radar UMA

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:55

Legislator PKB Apresiasi Langkah Tegas KBRI London Laporkan Bonnie Blue

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:44

Prabowo Bahas Kampung Haji dengan Sejumlah Menteri di Hambalang

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:32

Pejabat Jangan Alergi Dikritik

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:31

Saleh Daulay Dukung Prabowo Bentuk Tim Arsitektur Perkotaan

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:26

Ribuan Petugas DLH Diterjunkan Jaga Kebersihan saat Natal

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:21

Bursa Asia Bergerak Variatif Jelang Libur Natal

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:13

Satu Hati untuk Sumatera: Gerak Cepat BNI & BUMN Peduli Pulihkan Asa Warga

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:04

Harga Minyak Naik Jelang Natal

Rabu, 24 Desember 2025 | 08:54

Selengkapnya