Berita

Bentrokan antara pengunjuk rasa dan pasukan keamanan di Myanmar/Net

Dunia

Kekerasan Aparat Meningkat, Warga Berbondong-bondong Tinggalkan Yangon

SELASA, 16 MARET 2021 | 14:53 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Tingginya kekerasan di Myanmar, khususnya Yangon, oleh aparat keamanan membuat banyak penduduk melarikan diri. Mereka berbondong-bondong pergi menggunakan truk, tuk-tuk, dan motor.

Media lokal, Irrawaddy, menerbitkan foto-foto penduduk yang melarikan diri dari kotapraja sejak Selasa pagi (16/3). Mereka berkerumun di atas truk bak terbuka.

Beberapa membawa hewan peliharaan mereka di belakang sepeda motor, sementara yang lain memasukkan barang-barang mereka ke dalam tas vinil di atas tuk-tuk.


"Para pekerja migran dari Hlaing Tharyar melarikan diri kembali ke negara bagian asal mereka," lapor outlet lokal Democratic Voice of Burma, seperti dikutip AFP.

"Kami bisa melihat orang-orang di jalan sejauh mata memandang," tambahnya.

Meningkatnya kekerasan di Myanmar terjadi sejak militer merebut kekuasaan dan menggulingkan pemimpin sipil Aung San Suu Kyi pada 1 Februari.

Ratusan ribu orang melakukan unjuk rasa menolak kudeta, yang dibalas oleh polisi dan tentara dengan gas air mata, peluru karet, dan peluru tajam.

Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik (AAPP) melaporkan, setidaknya ada 20 orang yang tewas dalam bentrokan pada Senin (15/3). Sementara angka kematian mencapai 74 orang pada hari sebelumnya.

Junta bereaksi dengan memberlakukan darurat militer di Yangon dan lima kota lainnya. Dengan kondisi tersebut, siapa pun yang ditangkap di sana akan diadili oleh pengadilan militer, dengan hukuman mulai dari kerja paksa tiga tahun hingga eksekusi.

Pakar hukum Myanmar Melissa Crouch mengatakan deklarasi darurat militer secara efektif memberikan kendali penuh kepada komandan militer.

"Penggunaan darurat militer sangat meresahkan dan menunjukkan penurunan yang signifikan dalam situasi di Myanmar," kata akademisi Universitas New South Wales itu.

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

UPDATE

Kuasa Hukum: Nadiem Makarim Tidak Terima Sepeserpun

Minggu, 21 Desember 2025 | 22:09

China-AS Intervensi Konflik Kamboja-Thailand

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:51

Prabowo Setuju Terbitkan PP agar Perpol 10/2025 Tidak Melebar

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:35

Kejagung Tegaskan Tidak Ada Ruang bagi Pelanggar Hukum

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:12

Kapolri Komitmen Hadirkan Layanan Terbaik selama Nataru

Minggu, 21 Desember 2025 | 20:54

Kasus WN China Vs TNI Ketapang Butuh Atensi Prabowo

Minggu, 21 Desember 2025 | 20:25

Dino Patti Djalal Kritik Kinerja Menlu Sugiono Selama Setahun

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:45

Alarm-Alam dan Kekacauan Sistemik

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:39

Musyawarah Kubro Alim Ulama NU Sepakati MLB

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:09

Kepala BRIN Tinjau Korban Bencana di Aceh Tamiang

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:00

Selengkapnya