Berita

Kepala Kantor Staf Presiden (KSP) Moeldoko/Net

Publika

Moeldoko, Menyerahlah!

MINGGU, 14 MARET 2021 | 09:15 WIB

PRAHARA Demokrat merupakan pengejawantahan dari kekuasaan yang korup “corrupt absolutely”. Korupsi yang bukan disebabkan kekurangan tetapi berbasis keserakahan. Keserakahan politik Istana. Semua parpol mesti dikuasai dan di bawah kendali.

Istana secara standar membantah  keterlibatan apalagi menjadi  pengatur agenda. Itu urusan internal partai, katanya. Namun publik menganggap hal itu adalah ngeles politik. Rasanya tidak mungkin Moeldoko bermain sembunyi-sembunyi karena sebagai seorang prajurit ia biasa menjalankan perintah.

Bantahan Istana muncul setelah kontelasi politik agak berbalik, misi kudeta nyaris gagal. Moeldoko bukan hanya berhadapan dengan AHY dan SBY tetapi juga opini publik yang mengecam pembegalan politik.


Hal ini diperkuat oleh peristiwa sebelumnya dimana Ketum Partai Demokrat AHY pernah membuat surat kepada Presiden Jokowi mempertanyakan gerakan Moeldoko yang terendus. Namun tidak mendapat jawaban apa-apa.

Hingga kini Moeldoko pun belum mendapat teguran apalagi dipecat. Istana di duga kuat sangat tahu langkah Moeldoko. Hanya apakah ia sebagai inisiator atau bukan itu persoalan lain.

Orang kuat di belakang Moeldoko tentu "inner circle" Istana, kelompok oligarkhis yang bermain di ruang intelijen dengan semangat pecah belah dan kuasai. Taipan adalah elemen strategis yang siap "all out" membiayai.

Hanya indikasi kesuksesan terganggu karena rakyat ikut berteriak, akibatnya dana seret keluar. Terbukti peserta KLB menjerit atas ingkar janji pembayaran.

Moeldoko hanya alat permainan yang nampaknya juga senang berjudi politik. Berharap menang juga, siapa tahu hoki, bisa ikut nyapres. Tawaran kepada Jenderal Gatot yang terkuak menunjukkan gerakan kudeta memiliki misi dan perencana. Masif dan terstruktur. Perubahan kepemimpinan 2024 adalah keniscayaan. Taipan tetap ingin berkuasa untuk Presiden ke depan Petruk atau Gareng.

Single Party System adalah canangan untuk membangun model pemerintahan Orla. Demokrasi Terpimpin, penghancuran kekuatan agama, bersahabat dengan Cina, serta pengendalian Partai Politik. Dahulu dibentuk Front Nasional berbasis Nasakom dukungan PKI,  kini "Koalisi Nasional", Partai yang satu arah yaitu mendukung Pemerintahan Jokowi. Disini makna bahwa Demokrat harus dilumpuhkan bahkan direbut.

Sebagaimana peristiwa G 30 S PKI, percobaan kudeta melalui KLB abal-abal nampak dibayang-bayang kegagalan. SBY mengambil alih perlawanan perang dan melakukan counter attack. Istana mulai blingsatan. Pasukan Moeldoko kocar-kacir, petinggi mulai membelot, prajurit teriak mengaku dibayar tapi takut dipecat. Moeldoko diam tak mampu bermanuver.

Publik tetap keras ikut mendesak Presiden untuk mencopot Moeldoko dari KSP, agar ada efek jera jangan ada lagi model gerakan pembegalan politik yang memalukan bangsa dan negara.

Jika partai politik bisa dibegal, ormas dibubarkan, tokoh politik dipenjarakan, maka lampu merah untuk demokrasi telah menyala. Demokrasi Terpimpin mulai merayap dan menguat.

Moeldoko tentu semakin berat, harapan sukses menipis. Gerak gerik  terpantau dan mudah untuk dihajar lawan. Daripada babak belur tak keruan sebaiknya Moeldoko give up, menyerahlah...!

M. Rizal Fadillah

Pemerhati politik dan kebangsaan

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

UPDATE

Laksdya Erwin Tinjau Distribusi Bantuan di Aceh Tamiang

Selasa, 23 Desember 2025 | 03:55

Jembatan Merah Putih

Selasa, 23 Desember 2025 | 03:40

Kongres Perempuan 1928 Landasan Spirit Menuju Keadilan Gender

Selasa, 23 Desember 2025 | 03:13

Menko AHY Lepas Bantuan Kemanusiaan Lewat KRI Semarang-594

Selasa, 23 Desember 2025 | 02:55

Membeli Damai dan Menjual Perang

Selasa, 23 Desember 2025 | 02:32

Komdigi Gandeng TNI Pulihkan Infrastruktur Komunikasi di Aceh

Selasa, 23 Desember 2025 | 02:08

Rocky Gerung: Kita Minta Presiden Prabowo Menjadi Leader, Bukan Dealer

Selasa, 23 Desember 2025 | 01:45

DPRD Minta Pemkot Bogor Komitmen Tingkatkan Mutu Pendidikan

Selasa, 23 Desember 2025 | 01:27

Kebijakan Mualem Pakai Hati Nurani Banjir Pujian Warganet

Selasa, 23 Desember 2025 | 01:09

Pemilihan Kepala Daerah Lewat DPRD Bikin Pemerintahan Stabil

Selasa, 23 Desember 2025 | 00:54

Selengkapnya