Berita

China mengkritik laporan BBC yang dianggap tidak objektif/Net

Dunia

China Kritik Lagi Laporan BBC Usai Berselisih Dengan Dubes Inggris

KAMIS, 11 MARET 2021 | 12:59 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

China mengkritik lagi laporan yang diterbitkan oleh BBC baru-baru ini yang dianggap tidak berdasar.

Kedutaan Besar China di London pada Kamis (11/3) mengunggah pernyataan telah mengirim surat kepada BBC untuk menyatakan ketidakpuasan yang kuat. Kedutaan juga mendesak agar penyiar tidak bias dan memberikan laporan yang objektif, adil, dan seimbang.

Dalam suratnya, Kedutaan Besar China menyoroti laporan BBC Radio 4 berjudul “The Disinformation Dragon” yang ditayangkan pada Selasa (9/3). Laporan itu dianggap telah memberikan tuduhan tidak berdasar terhadap China atas masalah yang terkait, informasi, Covid-19, dan diplomasi.


“China selalu menjadi negara dengan kesopanan dan sangat menghargai harmoni. Kami tidak pernah menjadi orang yang memulai provokasi dan tidak ada niat untuk campur tangan dalam urusan internal negara lain. Yang lain terus mencampuri urusan dalam negeri kita dan mencoreng China," kata surat itu, seperti dikutip AP.

Sebelumnya, pada Selasa, Kementerian Luar Negeri China memanggil Duta Besar Inggris di Beijing, Caroline Wilson atas artikel yang diunggahnya di mikroblog kedutaan. Wilson menyebut laporan media tentang China tidak menyiratkan kebencian atau tidak menghormati negara tersebut.

Namun jurubicara Kementerian Luar Negeri China Zhao Lijian pada Rabu (10/3) mengatakan artikel Wilson mencerminkan prasangka ideologis.

"Artikel Duta Besar Wilson, dengan logika yang membingungkan, menghindari semua fakta, termasuk disinformasi media Inggris dan pelaporan palsu tentang China," kata Zhao.

Zhao juga menuduh Wilson mengabaikan tuduhan penindasan terhadap media China di Barat.

Di Twitter, Wilson memberikan tanggapan dengan menyebut media Inggris ikut mendukung publikasi dari Kedutaan China.

Ketegangan antara Inggris dan China terkait dengan media telah terjadi sejak bulan lalu. China mengkritik pelaporan BBC atas berbagai masalah sensitif, termasuk minoritas Muslim di Xinjiang hingga Hong Kong.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Investigasi Kecelakaan Jeju Air Mandek, Keluarga Korban Geram ? ?

Sabtu, 27 Desember 2025 | 17:52

Legislator Nasdem Dukung Pengembalian Dana Korupsi untuk Kesejahteraan Rakyat

Sabtu, 27 Desember 2025 | 17:43

Ledakan Masjid di Suriah Tuai Kecaman PBB

Sabtu, 27 Desember 2025 | 16:32

Presiden Partai Buruh: Tidak Mungkin Biaya Hidup Jakarta Lebih Rendah dari Karawang

Sabtu, 27 Desember 2025 | 16:13

Dunia Usaha Diharapkan Terapkan Upah Sesuai Produktivitas

Sabtu, 27 Desember 2025 | 15:26

Rehabilitasi Hutan: Strategi Mitigasi Bencana di Sumatera dan Wilayah Lain

Sabtu, 27 Desember 2025 | 15:07

Pergub dan Perda APBD DKI 2026 Disahkan, Ini Alokasinya

Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:52

Gebrakan Sony-Honda: Ciptakan Mobil untuk Main PlayStation

Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:24

Kebijakan Purbaya Tak Jauh Beda dengan Sri Mulyani, Reshuffle Menkeu Hanya Ganti Figur

Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:07

PAN Dorong Perlindungan dan Kesejahteraan Tenaga Administratif Sekolah

Sabtu, 27 Desember 2025 | 13:41

Selengkapnya