Aksi protes terhadap junta militer di Myanmar/Net
Sejumlah petugas polisi Myanmar dilaporkan telah mengundurkan diri dan kabur ke India karena tidak ingin mematuhi perintah junta militer yang mengharuskan mereka melakukan kekerasan pada pengunjuk rasa.
Salah satu di antara mereka adalah Tha Peng. Bersama enam rekannya, pria 27 tahun itu meninggalkan rumah dan keluarganya di Khampat, Myanmar untuk melakukan perjalanan selama tiga hari untuk sampai ke negara bagian Mizoram, India.
Dikutip dari Reuters pada Rabu (10/3), Peng mengaku mengundurkan diri karena enggan mematuhi atasannya untuk menembak para pengunjuk rasa untuk membubarkan aksi protes mereka di Khampat.
"Saya tidak punya pilihan," ujar Peng.
Dari dokumen internal polisi yang dilihat oleh
Reuters, Peng mengungkapkan alasannya melarikan diri.
Dokumen tersebut ditulis oleh petugas polisi Mizoram dan memberikan rincian biografi keempat individu tersebut dan penjelasan mengapa mereka melarikan diri.
"Karena gerakan pembangkangan sipil mendapatkan momentum dan protes yang diadakan oleh pengunjuk rasa anti-kudeta di berbagai tempat, kami diperintahkan untuk menembak para pengunjuk rasa," kata mereka dalam pernyataan bersama kepada polisi Mizoram.
“Dalam skenario seperti itu, kami tidak punya nyali untuk menembak orang-orang kami sendiri yang merupakan demonstran damai,†lanjut mereka.
Junta mengatakan mereka bertindak dengan sangat menahan diri dalam menangani apa yang disebutnya sebagai demonstrasi oleh "pengunjuk rasa huru-hara" yang dituduhnya menyerang polisi dan merusak keamanan dan stabilitas nasional.
Tha Peng mengatakan, menurut aturan polisi, pengunjuk rasa harus dihentikan dengan peluru karet atau ditembak di bawah lutut. Tapi dia diberi perintah oleh atasannya untuk "menembak sampai mereka mati".
Tha Peng merupakan salah satu yang polisi pertama yang melarikan diri dari Myanmar karena enggan mematuhi perintah junta.
Selain Peng, terdapat polisi lain yang ikut melarikan diri, Ngun Hlei berusia 23 tahun. Ia juga mengaku mendapatkan perintah untuk menembak. Keduanya juga yakin jika polisi berada di bawah perintah militer.
Menurut seorang pejabat senior India, sudah ada sekitar 100 orang dari Myanmar, kebanyakan polisi dan keluarga mereka yang telah melintasi perbatasan.
Beberapa telah berlindung di distrik Champhai Mizoram yang berbatasan dengan Myanmar.