Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau dan Ratu Elizabeth II/Net
Perdana Menteri Kanada, Justin Trudeau ikut diminta buka suara perihal wawancara bombastis yang dilakukan oleh Pangeran Harry dan Meghan Markle.
Wawancara bersama Oprah Winfrey yang ditayangkan pada 7 Maret lalu seakan mengungkap sisi kelam Kerajaan Inggris, termasuk tindakan rasisme hingga bagaimana anggota bangsawan membungkamnya.
Wawancara tersebut menimbulkan banyak reaksi, termasuk seruan agar Kanada, yang merupakan anggota Persemakmuran Inggris, memutuskan hubungan dengan monarki Inggris.
Namun kepada wartawan pada Selasa (10/3), Trudeau mengatakan saat ini bukan waktu yang tepat untuk membahas perubahan konstitusi dan pemutusan hubungan dengan kerajaan.
"Saya memahami beberapa orang mencari percakapan konstitusional, saya tidak akan terlibat di dalamnya sekarang," kata Trudeau, seperti dikutip
Sputnik.
Trudeau mengakui bahwa seluruh institusi di Kanada adalah produk sampingan dari masa lalu kolonial yang berisi diskriminasi dan rasisme yang sistemik. Tetapi ia mengatakan bahwa pemerintah harus mendengarkan warga Kanada, memahami ketidaksetaraan dan ketidakadilan yang ada dan bekerja untuk memperbaikinya.
Sebuah jajak pendapat yang dilakukan oleh Angus Reid Institute bulan lalu menunjukkan, bahkan sebelum wawancara Harry dan Meghan, orang Kanada semakin skeptis untuk mendukung Ratu Elizabeth II sebagai kepala negara resmi.
Hanya setengah dari warga Kanada yang bersedia mengakui Ratu Elizabeth II sebagai kepala negara, dan hanya 32 persen yang percaya Kanada harus menjadi bagian dari persemakmuran, turun dari 42 persen pada April 2016.