Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir/Net
Jumlah startup yang ada di Indonesia ternyata masuk lima besar dunia, berdasarkan catatan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Menteri BUMN, Erick Thohir menyampaikan hal tersebut dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) yang dikutip Sabtu (5/3).
"Kita ini
top five (lima besar) jumlah
startup terbanyak di dunia," ujar Erick.
Dia mencatat, Indonesia menempati posisi kelima di bawah Amerika Serikat yang memiliki 66.806
startup, India 9.349
startup, Inggris 5.548
startup, dan Kanada 2.850
startup. Sementara Indonesia memiliki 2.219
startup.
Namun begitu, Erick menyayangkan laju pertumbuhan kewirausahaan di dalam negeri masih tertinggal jauh dengan negara-negara di ASEAN.
Karena, untuk kewirausahaan, rata-rata negara-negara maju memiliki tingkat
entrepreneurship mencapai 14 persen. Sementar Indonesia hanya mencapai 3,47 persen.
Di ASEAN kata Erick, Singapura memiliki tingkat
entrepreneurship mencapai 8,76 persen, Malaysia 4,74 persen, sedangkan Thailand mencapai 4,26 persen, dan Indonesia hanya mencapai 3,47 persen.
"Kalau dilihat rata-rata
entrepreneurship atau kewirausahaan Indonesia itu masih jauh tertinggal sama negara Asia tertinggal, kita bisa melihat bagaimana Thailand, Singapura, Malaysia itu sangat maju," tuturnya.
"Tapi kalau kita bandingkan dengan negara-negara besar dunia lebih jauh lagi," sambungnya.
Untuk itu, Erick menyarankan agar ada gerakan pembaharuan dan inovasi bagi pelaku usaha di sektor teknologi. Yakni yang terkait pengembangan digitalisasi menjadi instrumen penting untuk mendorong
entrepreneurship di Indonesia.
"Ketika diadu, pasti persaingan ini, di era keterbukaan itu sangat transparan dan itu terlihat. Berarti ada perubahan standardisasi yang terjadi di pengusaha muda bahwa kita harus bersaing," demikian Erick Thohir.