Berita

Ilustrasi/Net

Histoire

Serangan Umum 1 Maret 1940: Pendudukan Yogyakarta Selama 6 Jam Oleh Pasukan Tentara Indonesia

SENIN, 01 MARET 2021 | 06:26 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Yogyakarta pernah berada dalam kekuasaan Belanda. Pengabdian yang tinggi dan strategi yang mumpuni para pejuang Indonesia akhirnya melahirkan kekuatan dahsyat. Dalam enam jam, mereka berhasil menduduki Yogyakarta pada peristiwa Serangan Umum 1 Maret 1949. Menunjukkan kepada dunia bahwa Indonesia beserta TNI-nya masih ada.

Amarah para pejuang Indonesia menggelegak ketika Belanda melakukan agresi militernya -yang dikenal sebagai Agresi Militer Belanda II- pada 1 Desember 1949 dan meranpas Kota Yogyakarta yang saat itu adalah ibu kota negara RI.

Kota Yogyakarta menjadi kacau. Peristiwa tersebut menelan banyak korban jiwa dari kalangan militer dan sipil. Balas dan rebut kembali Yogyakarta, itu yang ada di kepala dan dada para pejuang, dan serangan Umum 1 Maret 1949 adalah respon dari tindakan Belanda itu.
Sri Sultan Hamengkubuwono IX, selaku Raja Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, sangat marah atas apa yang dilakukan Belanda. Pada laman Museum Vrederburg, Sri Sultan Hamengku Buwono IX mengirim surat kepada Jenderal Soedirman agar diadakan serangan balasan.

Sri Sultan Hamengkubuwono IX, selaku Raja Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, sangat marah atas apa yang dilakukan Belanda. Pada laman Museum Vrederburg, Sri Sultan Hamengku Buwono IX mengirim surat kepada Jenderal Soedirman agar diadakan serangan balasan.

TNI mulai menyusun strategi. Dari mulai menyerang konvoi Belanda, merusak jalur kereta api, dan memutuskan jaringan telepon.

Ketika itu, Belanda meluaskan rumor bahwa TNI sudah tidak ada, sehingga menimbulkan ketakutan pada rakyat. Belanda kemudian memperbanyak pos-pos di sepanjang jalan-jalan besar yang menghubungkan kota-kota yang telah diduduki.

Namun, dengan posisi pasukan Belanda yang tersebar, pasukan Indonesia justru lebih mudah memulai gerakan gerilyanya dan melakukan serangan terhadap Belanda.

Tanggal 1 Maret 1949, pagi hari, serangan secara besar-besaran yang dilakukan secara serentak dimulai, melingkupi seluruh wilayah Divisi III/GM III. Para pejuang fokus melakukan serangan kepada Ibu kota Republik Indonesia saat itu, Yogyakarta.

Pada saat yang bersamaan, serangan juga dilakukan di wilayah Divisi II/GM II, dengan fokus penyerangan adalah kota Solo. Ini dilakukan agar tentara Belanda tidak dapat mengirimkan bantuan ke Yogyakarta.

Pagi pukul 06.00, terdengar sirene dibunyikan yang menandakan serangan segera dilancarkan ke segala penjuru kota. Pasukan yang telah merayap sejak malam hari langsung menyerbu ke arah titik-titik yang telah disepakati.

Letkol Soeharto memimpin pasukan dari sektor barat sampai ke batas Malioboro. Sektor Timur dipimpin Ventje Sumual, sektor selatan dan timur dipimpim Mayor Sardjono, sektor utara oleh Mayor Kusno. Sedangkan untuk sektor kota sendiri ditunjuk Letnan Amir Murtono dan Letnan Masduki sebagai pimpinan.

Serangan yang serentak dan tiba-tiba itu akhirnya berhasil menunjukkan kepada dunia bahwa Indonesia dan para tentaranya masih ada. TNI berhasil menduduki kota Yogyakarta selama 6 jam.

Pukul 12.00 siang, seperti yang dikomandokan, pasukan TNI segera mundur meninggalkan Yogyakarta, karena Belanda telah mendatangkan bala bantuan dengan mengirim pasukannya yang berada di Magelang.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Pertunjukan ‘Ada Apa dengan Srimulat’ Sukses Kocok Perut Penonton

Minggu, 28 Desember 2025 | 03:57

Peran Indonesia dalam Meredam Konflik Thailand-Kamboja

Minggu, 28 Desember 2025 | 03:33

Truk Pengangkut Keramik Alami Rem Blong Hantam Sejumlah Sepeda Motor

Minggu, 28 Desember 2025 | 03:13

Berdoa dalam Misi Kemanusiaan

Minggu, 28 Desember 2025 | 02:59

Mualem Didoakan Banyak Netizen: Calon Presiden NKRI

Minggu, 28 Desember 2025 | 02:36

TNI AL Amankan Kapal Niaga Tanpa Awak Terdampar di Kabupaten Lingga

Minggu, 28 Desember 2025 | 02:24

Proyek Melaka-Dumai untuk Rakyat atau Oligarki?

Minggu, 28 Desember 2025 | 01:58

Wagub Sumbar Apresiasi Kiprah Karang Taruna Membangun Masyarakat

Minggu, 28 Desember 2025 | 01:34

Kinerja Polri di Bawah Listyo Sigit Dinilai Moncer Sepanjang 2025

Minggu, 28 Desember 2025 | 01:19

Dugaan Korupsi Tambang Nikel di Sultra Mulai Tercium Kejagung

Minggu, 28 Desember 2025 | 00:54

Selengkapnya