Berita

Bendera Demokrat/Net

Publika

Melahap Demokrat Karena Kalap

MINGGU, 28 FEBRUARI 2021 | 17:44 WIB

TAK ada satupun oknum pelaku upaya 'kudeta' Partai Demokrat yang tidak syok atas pernyataan AHY di hadapan media publik bahwa telah menulis surat secara langsung kepada presiden terkait adanya pejabat istana yang terlibat sejenis 'persekongkolan' dengan oknum-oknum mantan pengurusnya.

Bagaikan petir menyambar disiang hari bolong, begitu gambaran keterkejutan para pihak perencana merebut Partai berlambang bintang segitiga itu. Tak dinyana penyusupan yang dilakukan kedalam organ resmi DPD maupun DPC tidak membuahkan hasil sesuai skenario.

Meskipun Istana membantah dan menyatakan itu adalah masalah internal partai, pengakuan langsung dari Moeldoko malah menunjukan sikap 'gentle' tidak berkelit malah mengakui ada langkahnya d isana.


Moeldoko sebenarnya tidak dapat disalahkan manakala merespon barisan tersingkir di Partai Demokrat yang ternyata ada upaya menggadang-gadangnya. Yang terjadi kemudian 'bak gayung bersambut', maka tak heran situasi yang bisa mereda menjadi tetap 'panas' di luar dan hangat di dalam.

Tak perlu lagi menyebut beberapa nama yang sudah ‘out of the box’ di Partai ini, tetapi substansinya adalah tumbuhnya sifat petualangan politik daripada sikap negarawan atau minimal politikus yang bermoral. Alhasil sangat mudah menyimpulkan bahwa ada kepentingan kelompok kekuasaan dibalik kisruh yang coba dibangun dipanggung Partai Demokrat ini.

Tak dapat dipungkiri inisiatif SBY mendirikan Partai Demokrat pasti tidak terlalu diperhitungan pada awal pendiriannya, namun berbeda dengan Hanura, Nasdem juga Perindo, partai ini tak dinyana mampu menjadi penghantar SBY ke kursi RI 1 dan mulus hingga dua periode.

Nilai yang sangat 'valuable' ini tentu bagi petualang politik apalagi datang dari akibat tersingkirkan tentu terasa sangat menantang untuk setidaknya di'kacau'kan kalau tak mungkin dikuasai via suara konspirasi Munaslub partai. Hal yang rasanya tidak relevan bila disuarakan oleh pihak diluar partai bahkan mekanisme didalam partai pun mesti memiliki dasar kuat aturan partai untuk agenda semacam itu.

Ketum AHY dan jajaran DPP DPD juga DPC dapat memanfaatkan momen liar ini sebagai penguatan konsolidasi internal juga membangun solidaritas loyalitas yang lebih mem'bathin' sesama pengurus dari level pusat hingga seluruh daerah dan ranting termasuk orsap pendukung.

Kita menyadari bahwa banyak watak baik berubah menjadi buruk manakala merasa  kekuasaan berada di tangannya, kekuatan materi dipakai bukan untuk kedamaian tapi digunakan untuk menjadi "Raja" di ladang bukan miliknya.

Demokrat ibarat tanah subur yang sudah banyak menghasilkan 'buah' kebaikan bahkan untuk negeri ini telah menghadirkan kesejukan setidaknya selama sepuluh tahun kepemimpinan SBY.

Sangat menarik bagi mereka yang haus mencari identitas menjadi ‘pemimpin' meskipun dengan jalan pintas. Karena itu tak mengherankan dengan kalap berupaya melahap Demokrat menjadi semacam keniscayaan bagi petualang-petualang politik itu.

Adian Radiatus

Pemerhati sosial politik

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

UPDATE

DAMRI dan Mantan Jaksa KPK Berhasil Selamatkan Piutang dari BUMD Bekasi

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:12

Oggy Kosasih Tersangka Baru Korupsi Aluminium Alloy Inalum

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:09

Gotong Royong Penting untuk Bangkitkan Wilayah Terdampak Bencana

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:08

Wamenkum: Restorative Justice Bisa Diterapkan Sejak Penyelidikan hingga Penuntutan

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:04

BNI Siapkan Rp19,51 Triliun Tunai Hadapi Libur Nataru

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:58

Gus Dur Pernah Menangis Melihat Kerusakan Moral PBNU

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:57

Sinergi Lintas Institusi Perkuat Ekosistem Koperasi

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:38

Wamenkum: Pengaturan SKCK dalam KUHP dan KUHAP Baru Tak Halangi Eks Napi Kembali ke Masyarakat

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:33

Baret ICMI Serahkan Starlink ke TNI di Bener Meriah Setelah 15 Jam Tempuh Medan Ekstrim

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:33

Pemerintah Siapkan Paket Diskon Transportasi Nataru

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:31

Selengkapnya