Berita

Pengajar ilmu politik Universitas Paramadina, Djayadi Hanan/Repro

Politik

Mas AHY! Kalau Ada Intervensi Negara Lawan Pakai Kekuatan Publik

SABTU, 27 FEBRUARI 2021 | 22:22 WIB | LAPORAN: AHMAD SATRYO

Dinamika politik yang terjadi di Partai Demokrat diduga datang dari pihak eksternal, yang disebut-sebut sebagai intervensi negara.

Isu kudeta hingga upaya mengganti Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurthi Yudhoyono (AHY) lewat Kongres Luar Biasa (KLB), menjadi cara yang diambil untuk menggoyang partai berlambang Mercy ini.

Namun, pengajar ilmu politik Universitas Paramadina, Djayadi Hanan, menyayangkan langkah penyelesaian masalah yang dilakukan pimpinan Partai Demokrat, dalam hal ini dengan memecat tujuh kadernya.

"Hampir semua partai kita tidak siap menyelesaikan konflik itu dengan cara yang terlembaga. Yang ada adalah menyelesaikan konflik dengan cara saling mematikan," ujar Djayadi dalam diskusi virtual Perpektif Indonesia Smart FM, Sabtu (27/2).

Cara itu, menurut Djayadi tidak bisa disebut salah. Akan tetapi, ada upaya lain yang bisa dilakukan AHY sebagai ketua umum untuk mengalahkan intervensi pihak luar dalam persoalan ini.

Yakni dengan mengandalkan kekuatan publik atau masyarakat, yang selama ini sama sekali tidak dijadikan alternatif solusi dalam persoalan parpol.

"Kalau masyarakat punya hubungan dekat dengan partai, maka publik bisa menjadi satu kekuatan partai tersebut untuk melawan intervensi negara," katanya.

Apalagi, berdasarkan pengamatan Djayadi dari hasil survei terbaru LSI, hanya sekitar 12 persen masyarakat Indonesia merasa punya ikatan psikologis dengan partai.

Ditambah lagi, Djayadi menemukan sekitar 25 hingga 30 persen masyarakat tidak memilih pemimpin negara sekarang ini, sehingga ada kemungkinan kekuatan oposisi pemerintah mengalir ke Demokrat.

"Bahwa memang partai itu sebetulnya kelembagaan penyelesaian konflik. Jadi ada konflik di luar sana lalu kemudian kita melihat ada kemungkinan titik temu, dan kita bertemu di partai politik," demikian Djayadi Hanan.

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Kantongi Sertifikasi NBTC, Poco F6 Segera Diluncurkan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 08:24

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

UPDATE

Eko Darmanto Bakal Didakwa Terima Gratifikasi dan TPPU Rp37,7 M

Senin, 06 Mei 2024 | 16:06

Fahri Hamzah: Akademisi Mau Terjun Politik Harus Ganti Baju Dulu

Senin, 06 Mei 2024 | 15:56

Pileg di Intan Jaya Molor Karena Ulah OPM

Senin, 06 Mei 2024 | 15:56

Gaduh Investasi Bodong, Pengamat: Jangan Cuma Nasabah, Bank Juga Perlu Perlindungan

Senin, 06 Mei 2024 | 15:46

Tertinggi dalam Lima Tahun, Ekonomi RI di Kuartal I 2024 Tumbuh 5,11 Persen

Senin, 06 Mei 2024 | 15:46

Parnas Tak Punya Keberanian Usung Kader Internal jadi Cagub/Cawagub Aceh

Senin, 06 Mei 2024 | 15:45

PDIP Buka Pendaftaran Cagub-Cawagub Jakarta 8 Mei 2024

Senin, 06 Mei 2024 | 15:35

Dirut Pertamina: Kita Harus Gerak Bersama

Senin, 06 Mei 2024 | 15:35

Banyak Pelanggan Masih Pakai Ponsel Jadul, Telstra Tunda Penutupan Jaringan 3G di Australia

Senin, 06 Mei 2024 | 15:31

Maju sebagai Cagub Jateng, Sudaryono Dapat Perintah Khusus Prabowo

Senin, 06 Mei 2024 | 15:24

Selengkapnya