Berita

Gerakan Indonesia Beres (GIB) saat menggelar aksi teatrikal di depan Gedung KPK/RMOL

Hukum

KPK Gagal Dapat Barang Bukti Saat Geledah Rumah Ihsan Yunus, BIN: Seperti Sandiwara

KAMIS, 25 FEBRUARI 2021 | 13:30 WIB | LAPORAN: JAMALUDIN AKMAL

Penggeledahan yang dilakukan penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di rumah politisi PDIP Ihsan Yunus dianggap hanya sandiwara.

Hal itu disampaikan koordinator aksi Gerakan Indonesia Beres (GIB), Bambang Isti Nugroho (BIN). Menurut BIN, penggeledahan yang disebutnya sebagai sebuah sandiwara karena KPK terlalu lama bergerak setelah nama Ihsan terungkap di publik.

"Jadi itu semacam sandiwaralah. Setelah UU KPK baru diresmikan itu artinya drama sudah dibuat. Jadi masyarakat ini disuguhi drama-drama yang sebetulnya masyarakat itu tahu alurnya," ujar BIN kepada Kantor Berita Politik RMOL, Kamis (25/2).


Karena kata BIN, lamanya rentang waktu penggeledahan sama saja memberikan waktu bagi pelaku rasuah untuk membersihkan barang bukti.

"Saya istilahka seorang maling yang kebiasaan di penjara, 5 menit dibebaskan, dia sudah bisa lari ke mana-mana. Polisi sudah enggak bisa ngejar lagi. Apalagi ini (kasus bansos Covid-19) sudah berbulan-bulan, drama itu oleh mereka udah dibikin gitu," jelas BIN.

BIN pun menilai, nama-nama yang disebut terlibat, seperti Ihsan Yunus, Herman Herry dan madam bansos juga merupakan nama-nama yang dibocorkan sendiri oleh pihak KPK.

"Tapi mereka (KPK) tidak melakukan tindak lanjut sesegera mungkin," kata BIN.

KPK sebelumnya melakukan penggeledahan di rumah Ihsan Yunus di daerah Pulogadung, Jakarta Timur, Rabu (24/2). Namun dari penggeledahan tersebut, KPK belum menemukan bukti terkait kasus suap bansos Covid-19 yang diduga turut menyeret Ihsan Yunus.

"Penggeledehan tersebut telah selesai dilakukan, namun sejauh ini tidak ditemukan dokumen atau barang yang berkaitan dengan perkara ini," ujar Plt Jurubicara KPK, Ali Fikri.

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Bangun Jembatan Harapan

Minggu, 07 Desember 2025 | 02:46

Distribusi Bantuan di Teluk Bayur

Minggu, 07 Desember 2025 | 04:25

Bahlil Minta Maaf Usai Prank Presiden Prabowo

Selasa, 09 Desember 2025 | 18:00

UPDATE

Kreditur Tak Boleh Cuci Tangan: OJK Perketat Aturan Penagihan Utang Pasca Tragedi Kalibata

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:15

Dolar Melemah di Tengah Data Tenaga Kerja AS yang Variatif

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:00

Penghormatan 75 Tahun Pengabdian: Memori Kolektif Haji dalam Buku Pamungkas Ditjen PHU

Rabu, 17 Desember 2025 | 07:48

Emas Menguat Didorong Data Pengangguran AS dan Prospek Pemangkasan Suku Bunga Fed

Rabu, 17 Desember 2025 | 07:23

Bursa Eropa Tumbang Dihantam Data Ketenagakerjaan AS dan Kecemasan Global

Rabu, 17 Desember 2025 | 07:01

Pembatasan Truk saat Nataru Bisa Picu Kenaikan Biaya Logistik

Rabu, 17 Desember 2025 | 06:46

Dokter Tifa Kecewa Penyidik Perlihatkan Ijazah Jokowi cuma 10 Menit

Rabu, 17 Desember 2025 | 06:35

Lompatan Cara Belajar

Rabu, 17 Desember 2025 | 06:22

Jakarta Hasilkan Bahan Bakar Alternatif dari RDF Plant Rorotan

Rabu, 17 Desember 2025 | 06:11

Dedi Mulyadi Larang Angkot di Puncak Beroperasi selama Nataru

Rabu, 17 Desember 2025 | 05:48

Selengkapnya