Berita

juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Saeed Khatibzade/Net

Dunia

Bantah Klaim Penasihat Keamanan Nasional AS, Iran: Tidak Ada Komunikasi Soal Pembebasan Tahanan Dengan Amerika

SENIN, 22 FEBRUARI 2021 | 13:20 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Pemerintah Iran menolak pernyataan penasihat keamanan nasional AS, Jake Sullivan yang mengatakan bahwa telah terjadi pembicaraan langsung antara Washington dan Teheran mengenai pembebasan warga Amerika yang ditahan.

Bantahan tersebut disampaikan langsung oleh juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Saeed Khatibzadeh. Dia mengatakan tidak ada komunikasi langsung dengan AS tentang masalah apa pun, termasuk masalah tahanan.

Berbicara di TV pemerintah, Khatibzadeh mengatakan prioritas Teheran adalah untuk mengamankan pembebasan tahanan Iran yang ditahan di penjara AS dan masalah tersebut telah dibawa ke Kedutaan Besar Swiss di Teheran, yang mewakili kepentingan AS di negara itu, seperti dilaporkan Anadolu Agency, Senin (22/2).

Sebelumnya muncul pernyataan dari Jake Sullivan yang mengatakan, bahwa AS telah mulai berkomunikasi dengan Iran atas penahanan warga negara Amerika di negara tersebut.

Sullivan mengatakan, kembalinya orang Amerika yang saat ini mendekam di penjara Iran adalah "prioritas penting" bagi pemerintahan AS yang baru.

"Kami tidak akan menerima proposisi jangka panjang di mana mereka terus menahan orang Amerika dengan cara yang tidak adil dan melanggar hukum," katanya dalam wawancara televisi pada Minggu (21/2).

Pernyataan Sullivan juga dibantah oleh sebuah kantor berita yang dekat dengan Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Iran, yang mengatakan komunikasi tentang masalah tahanan telah melalui kedutaan Swiss daripada langsung dengan AS.

"Pemerintah Iran belum membahas masalah tahanan Amerika dengan Washington. Semua pesan telah dipertukarkan melalui kedutaan Swiss di Teheran," kata badan itu, mengutip sebuah sumber.

Kedua negara telah menahan warga negara satu sama lain atas berbagai tuduhan, dan upaya untuk merundingkan pembebasan mereka terhenti karena ketegangan yang meningkat antara dua musuh lama.

Iran dan AS terjebak dalam jalan buntu terkait rencana untuk menghidupkan kembali perjanjian nuklir 2015 yang telah ditinggalkan oleh pemerintah AS sebelumnya pada Mei 2018.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

Samsudin Pembuat Konten Tukar Pasangan Segera Disidang

Kamis, 02 Mei 2024 | 01:57

Tutup Penjaringan Cakada Lamteng, PAN Dapatkan 4 Nama

Kamis, 02 Mei 2024 | 01:45

Gerindra Aceh Optimistis Menangkan Pilkada 2024

Kamis, 02 Mei 2024 | 01:18

Peringatan Hari Buruh Cuma Euforia Tanpa Refleksi

Kamis, 02 Mei 2024 | 00:55

May Day di Jatim Berjalan Aman dan Kondusif, Kapolda: Alhamdulillah

Kamis, 02 Mei 2024 | 00:15

Cak Imin Sebut Negara Bisa Kolaps Kalau Tak Ada Perubahan Skenario Kerja

Rabu, 01 Mei 2024 | 23:39

Kuliah Tamu di LSE, Airlangga: Kami On Track Menuju Indonesia Emas 2045

Rabu, 01 Mei 2024 | 23:16

TKN Fanta Minta Prabowo-Gibran Tetap Gandeng Generasi Muda

Rabu, 01 Mei 2024 | 22:41

Ratusan Pelaku UMKM Diajari Akselerasi Pasar Wirausaha

Rabu, 01 Mei 2024 | 22:36

Pilgub Jakarta Bisa Bikin PDIP Pusing

Rabu, 01 Mei 2024 | 22:22

Selengkapnya