Susilo Bambang Yudhoyono dan Megawati Soekarnoputri/Net
Partai Demokrat akhirnya angkat bicara merespons pernyataan eks Sekjen Demokrat Marzuki Alie dan Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto ihwal Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri disebut 'kecolongan dua kali' akibat mantan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Menanggapi hal itu, Kepala Bakomstra DPP Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra mengatakan, sikap Marzuki Alie yang notabene pelaku Gerakan Pengambilalihan Kepemimpinan Partai Demokrat (GPK-PD) dan sudah ditolak mentah-mentah kader Demokrat masih menyebar fitnah dan tuduhan tak berdasar dimana-mana.
"Mungkin karena mereka frustasi gerakannya gagal, padahal salah satu pelakunya adalah orang lingkar dalam kekuasaan," kata Herzaky dalam keterangannya yang diterima redaksi, Kamis (18/2).
Herzaky menegaskan, kasus upaya kudeta kepemimpinan partai Demokrat tidak ada kaitannya dengan Presiden Joko Widodo dan para elite PDI Perjuangan.
Menurutnya, hal itu adalah upaya Partai Demokrat melawan penyalahgunaan kekuasaan,
abuse of power, yang dilakukan oleh oknum pejabat penting negara, karena merusak demokrasi.
"Ini bukan AHY versus Bapak Presiden Joko Widodo, dan bukan pula biru melawan merah, apalagi Ibu Megawati dan Bapak SBY," tegasnya.
Atas dasar itu, Herzaky meminta semua pihak untuk tidak mengadu domba mantan Ketua Umum Demokrat SBY dan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri.
"Kami minta setiap pihak untuk tidak mencoba mengadu domba Bapak SBY dan Ibu Megawati, ataupun mengadu domba Partai Demokrat dan PDIP. Beliau-beliau, Bapak SBY, Ibu Megawati, selaku putra-putri terbaik bangsa yang pernah dipercaya memimpin negeri ini, sudah sepantasnya kita tempatkan di posisi terhormat," tuturnya.
Partai Demokrat, kata Herzaky, meminta setiap pihak untuk mengedepankan data dan fakta dalam berbicara apapun.
"Kedepankan data dan fakta dalam berbicara. Tidak menebar tuduhan tidak berdasar dan fitnah maupun pernyataan yang tidak bisa diverifikasi secara obyektif. Rakyat sedang susah, jangan kita malah menambah beban dan pikiran rakyat dengan menyebar berita hoax dan fitnah," tegasnya.
"Mari kita fokuskan energi kita, untuk memperjuangkan harapan rakyat. Mari kita bantu kesulitan rakyat, semampu kita, yang sedang dilanda bencana di berbagai pelosok Indonesia, maupun yang terdampak pandemi Covid-19 dan krisis ekonomi," demikian Herzaky.
Sekadar informasi, Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto sebelumnya menanggapi pernyataan mantan Sekjen Partai Demokrat Marzuki Alie soal Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri yang disebut kecolongan dua kali di Pilpres 2004.
Marzuki menyebut mantan Ketua Umum Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang berkata bahwa Megawati 'kecolongan dua kali pada Pilpres' tahun 2004 silam.
Sementara itu, Hasto menilai pernyataan itu justru menunjukkan bahwa SBY yang menciptakan desain pencitraan seolah saat ia menjabat Menteri Koordinator bidang Politik dan Keamanan (Menko Polkam) dizalimi Megawati yang adalah sebagai Presiden kelima RI.
Saat itu pernah berembus isu SBY merasa dizalimi Megawati sehingga ia memilih untuk mengundurkan diri dari jabatan Menko Polkam.
“Terbukti bahwa sejak awal Pak SBY memang memiliki desain pencitraan tersendiri termasuk istilah 'kecolongan dua kali' sebagai cermin moralitas tersebut,†kata Hasto dalam keterangan tertulis, Rabu (17/2).
“Jadi kini rakyat bisa menilai bahwa apa yang dulu dituduhkan oleh Pak SBY telah dizalimi oleh Bu Mega, ternyata kebenaran sejarah membuktikan bahwa Pak SBY menzalimi dirinya sendiri demi politik pencitraan,†imbuhnya.