Berita

Presiden Joko Widodo saat berada di Bendungan Tukul, Pacitan/Net

Politik

Kata Rachland Nashidik, Bendungan Tukul Justru Molor 4 Tahun Di Tangan Jokowi

RABU, 17 FEBRUARI 2021 | 09:12 WIB | LAPORAN: WIDIAN VEBRIYANTO

Peresmian Bendungan Tukul di Desa Karanggede Kecamatan Arjosari, Kabupaten Pacitan, Jawa Timur (Jatim), Minggu (14/2) oleh Presiden Joko Widodo berbuntut panjang.

Pertanyaan muncul soal kapan bendungan itu mulai dibangun. Di mana ada yang menyebut bahwa pembangunan ini diinisiasi Presiden Joko Widodo di tahun 2014. Sementara di satu sisi, politisi Partai Demokrat, Rachland Nashidik meluruskan bahwa bangunan itu mulai dikerjakan di era Presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

“Bendungan Tukul mulai dibangun tahun 2013 dengan APBN sebesar Rp 904,4 miliar,” ujarnya lewat akun Twitter pribadinya, Rabu (17/2).

Dia mengurai bahwa waduk ini ditargetkan selesai pada tahun 2017. Namun setelah Presiden Joko Widodo memimpin, pembangunan waduk molor selama 4 tahun dan baru selesai tahun ini.

“Jokowi menyelamatkan proyek mangkrak? Lha itu pembangunan waduk molor 4 tahun oleh Jokowi! Tukul mempermalukan BuzzeRP,” ujarnya.

Meski begitu, Rachland yakin warga Pacitan tetap menghargai keputusan Presidne Joko Widodo untuk melanjutkan apa yang sudah digagas oleh SBY.

Lebih lanjut, Rachland mengingatkan bahwa masterplan pembangunan infrastruktur merupakan buah dari pandangan ke depan. Hasil studi serius yang didedikasikan bagi estafet percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi Indonesia.

“Siapa sangka, sebagian proyek infrastruktur yang baru dimulai malah disebut "mangkrak" oleh rejim baru,” tutupnya.

Jokowi mengklaim, Bendungan Tukul yang diyakini bisa mengairi irigasi seluas 600 hektare ini adalah salah satu dari 65 bendungan di Indonesia, yang dibangun sejak enam tahun lalu. Biaya yang dikeluarkan pemerintah untuk pembangunan bendungan mencapai Rp 916 miliar.

Bendungan dengan kapasitas mencapai 8,68 juta meter kubik (m3) ini diharapkan bisa memperkuat ketahanan pangan dan air. Termasuk dapat memberikan nilai tambah dan keuntungan bagi daerah dan masyarakat sekitar.

Selain irigasi, bendungan ini juga diharap bisamenyediakan air baku sebesar 300 liter per detik, mengurangi potensi banjir banjir hingga 44,86 meter kubik per detik, konservasi sumber daya air, dan berpotensi menghasilkan listrik sebesar 0,26 megawatt.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

UPDATE

Pengukuhan Petugas Haji

Sabtu, 04 Mei 2024 | 04:04

Chili Siap Jadi Mitra Ekonomi Strategis Indonesia di Amerika Selatan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 04:02

Basri Baco: Sekolah Gratis Bisa Jadi Kado Indah Heru Budi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 03:42

Pemprov DKI Tak Ingin Polusi Udara Buruk 2023 Terulang

Sabtu, 04 Mei 2024 | 03:24

Catat, Ganjil Genap di Jakarta Ditiadakan 9-10 Mei

Sabtu, 04 Mei 2024 | 03:22

BMKG Prediksi Juni Puncak Musim Kemarau di Jakarta

Sabtu, 04 Mei 2024 | 02:27

Patuhi Telegram Kabareskrim, Rio Reifan Tak akan Direhabilitasi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 02:05

Airlangga dan Menteri Ekonomi Jepang Sepakat Jalankan 3 Proyek Prioritas Transisi Energi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 02:00

Zaki Tolak Bocorkan soal Koalisi Pilkada Jakarta

Sabtu, 04 Mei 2024 | 01:35

Bertemu Wakil PM Belanda, Airlangga Bicara soal Kerja Sama Giant Sea Wall

Sabtu, 04 Mei 2024 | 01:22

Selengkapnya