Berita

Ilustrasi/Net

Dunia

Penelitian Terbaru: Virus Corona Sudah Ada Di Prancis Sejak November 2019

KAMIS, 11 FEBRUARI 2021 | 16:10 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Sebuah studi terbaru yang dilakukan oleh Institut Penelitian Kesehatan dan Medis Nasional Prancis (INSERM) telah mengungkapkan, bahwa sebenarnya SARS-CoV-2 atau virus corona ditemukan beredar di Prancis sejak November 2019.

Kasus pertama infeksi Covid-19, atau pasien nol, diidentifikasi pada 24 Januari tahun lalu di kota Bordeaux di barat daya. Namun, dalam perkembangannya, kasus dugaan pneumonia yang terjadi sebelumnya di rumah sakit dekat Paris pada 27 Desember 2019, kemudian diketahui sebagai infeksi virus corona.

Hipotesis itu kini terbantahkan lagi oleh studi terbaru uang dilakukan INSERM. Berdasarkan analisis serologis terhadap sampel relawan, mereka telah mengkonfirmasi bahwa virus SARS CoV-2 kemungkinan besar beredar setidaknya sejak November 2019, seperti dilaporkan CGTN, Kamis (11/2).

Sebuah pernyataan dari lembaga penelitian Prancis mengatakan data baru ini, yang diterbitkan dalam European Journal of Epidemiology, menunjukkan peredaran virus di Eropa hampir dua bulan lebih awal dari yang diperkirakan sebelumnya.

Para peneliti di INSERM, University of Versailles Saint-Quentin-en-Yvelines, Sorbonne University dan Institute of Research Development di Marseille melakukan studi bersama untuk sepenuhnya memahami virus Covid-19 yang baru.

Penelitian ini didasarkan pada analisis retrospektif sampel serum dari 9.144 orang dewasa yang tinggal di 12 wilayah berbeda di Perancis.

Berdasarkan hasil, 353 relawan dinyatakan positif antibodi anti-SARS-CoV-2. Dari jumlah tersebut, sampel 13 relawan diambil antara November 2019 dan Januari 2020. Sampel selanjutnya menjalani tes netralisasi mikro internal untuk mendeteksi antibodi penetral dan penyelidikan detail klinis, termasuk kemungkinan riwayat paparan.

"Survei yang dilakukan dengan 11 peserta ini mengungkapkan adanya gejala yang mungkin terkait dengan infeksi virus yang bertanggung jawab atas Covid-19 atau situasi berisiko potensi pajanan SARS-CoV-2 pada November 2019," kata para peneliti dalam sebuah pernyataan.

Infeksi Covid-19 di Prancis termasuk yang tertinggi di Eropa, dengan lebih dari 3,4 juta kasus positif dan lebih dari 80.000 kematian. Hingga Rabu (10/2), otoritas kesehatan mencatat 25.387 kasus baru dan 296 kematian.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

Bentuk Unit Khusus Pidana Ketenagakerjaan, Lemkapi sebut Kapolri Visioner

Kamis, 02 Mei 2024 | 22:05

KPK Sita Bakal Pabrik Sawit Diduga Milik Bupati Labuhanbatu

Kamis, 02 Mei 2024 | 21:24

Rakor POM TNI-Polri

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:57

Semarak Hari Kartini, Srikandi BUMN Gelar Edukasi Investasi Properti

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:50

KPK Sita Kantor Nasdem Imbas Kasus Bupati Labuhanbatu

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:46

Sesuai UU Otsus, OAP adalah Pribumi Pemilik Pulau Papua

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:33

Danone Indonesia Raih 3 Penghargaan pada Global CSR dan ESG Summit 2024

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:21

Pabrik Narkoba di Bogor Terungkap, Polisi Tetapkan 5 Tersangka

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:15

Ahmed Zaki Harap Bisa Bermitra dengan PKB di Pilgub Jakarta

Kamis, 02 Mei 2024 | 19:50

PP Pemuda Muhammadiyah Gelar Tasyakuran Milad Songsong Indonesia Emas

Kamis, 02 Mei 2024 | 19:36

Selengkapnya