Berita

Direktur Eksekutif Indonesia Future Studies (INFUS), Gde Siriana Yusuf

Politik

Gonta-ganti Kebijakan Penanganan Covid-19, Gde Siriana: Jangan-jangan Pembuat Kebijakan Tak Mengerti Perbedaannya

SENIN, 08 FEBRUARI 2021 | 16:37 WIB | LAPORAN: AGUS DWI

Jelang 1 tahun pandemi Covid-19 di Indonesia, pemerintah pusat dan daerah terkesan tidak punya satu cara yang efektif dan mumpuni untuk menekan penambahan kasus corona.

Faktanya, dalam kurun hampir 1 tahun ini, pemerintah telah 4 kali mengeluarkan kebijakan dalam mengatasi penularan Covid-19. Mulai dari PSBB, PSBB Terbatas, PPKM, hingga PPKM Skala Mikro.

"Saya lihat masyarakat tidak peduli dengan istilah-istilah itu. Pemahaman masyarakat hanya satu, Covid-19 masih menular dan prokes sebagai upaya agar tidak tertular," ujar Gde Siriana Yusuf kepada Kantor Berita Politik RMOL, Senin (8/2).

Menurut Direktur Eksekutif Indonesia Future Studies (INFUS) ini, masyarakat umum akan kessulitan untuk memahami kebijakan yang bermacam-macam tersebut.

"Jangankan warga biasa, pejabat pemerintah setingkat Lurah, Camat, Sekda barangkali juga tidak tahu perbedaannya. Atau jangan-jangan, si pembuat kebijakannya pun tidak tahu perbedaannya," sindir Gde Siriana.

Terlebih lagi, di tengah kondisi ekonomi yang masih sulit, masyarakat saat ini lebih fokus bagaimana bisa mendapatkan uang atau melanjutkan usaha lagi.

Lanjut Gde Siriana, kebutuhan hari ini dan esok, juga utang-utang tahun lalu saat pemberlakukan PSBB, masih mendominasi pikiran mayoritas masyarakat. Kebutuhan hidup terus menuntut dipenuhi, dengan atau tanpa bantuan pihak lain.

Hal ini jelas kontras dengan pernyataan pemerintah melalui Presiden Jokowi beberapa waktu lalu, mengaku bersyukur karena negara sudah berhasil melewati pandemi, yang ingin memberi kesan bahwa semuanya baik-baik saja.

"Ada yang tidak nyambung antara pemerintah dan rakyatnya dalam membaca kondisi objektif. Mengatasi pandeminya tidak berhasil, tetapi membuat banyak kebijakannya yang berhasil," demikian Gde Siriana Yusuf.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

Samsudin Pembuat Konten Tukar Pasangan Segera Disidang

Kamis, 02 Mei 2024 | 01:57

Tutup Penjaringan Cakada Lamteng, PAN Dapatkan 4 Nama

Kamis, 02 Mei 2024 | 01:45

Gerindra Aceh Optimistis Menangkan Pilkada 2024

Kamis, 02 Mei 2024 | 01:18

Peringatan Hari Buruh Cuma Euforia Tanpa Refleksi

Kamis, 02 Mei 2024 | 00:55

May Day di Jatim Berjalan Aman dan Kondusif, Kapolda: Alhamdulillah

Kamis, 02 Mei 2024 | 00:15

Cak Imin Sebut Negara Bisa Kolaps Kalau Tak Ada Perubahan Skenario Kerja

Rabu, 01 Mei 2024 | 23:39

Kuliah Tamu di LSE, Airlangga: Kami On Track Menuju Indonesia Emas 2045

Rabu, 01 Mei 2024 | 23:16

TKN Fanta Minta Prabowo-Gibran Tetap Gandeng Generasi Muda

Rabu, 01 Mei 2024 | 22:41

Ratusan Pelaku UMKM Diajari Akselerasi Pasar Wirausaha

Rabu, 01 Mei 2024 | 22:36

Pilgub Jakarta Bisa Bikin PDIP Pusing

Rabu, 01 Mei 2024 | 22:22

Selengkapnya