Berita

Perdana Menteri Palestina Mohammed Shtayyeh/Net

Dunia

PM Shtayyeh: Butuh Keterlibatan China-Rusia Dan Eropa Untuk Capai Solusi Dua Negara Di Palestina

SENIN, 08 FEBRUARI 2021 | 07:08 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Perdana Menteri Palestina Mohammed Shtayyeh memuji putusan Pengadilan Kriminal Internasional (ICC), yang mengizinkan penyelidikan dugaan kejahatan perang yang dilakukan oleh Israel dan faksi Palestina. Pujian tersebut disampaikannya dalam sebuah wawancara khusus bersama media Prancis, France24, Minggu (7/2).

Dia mendesak ketua jaksa pengadilan untuk segera membuka penyelidikan resmi, mencatat bahwa itu akan menjadi langkah penting menuju pengakuan internasional atas Palestina sebagai sebuah negara.

Menjawab pertanyaan tentang peran AS, Shtayyeh juga menyatakan keyakinannya bahwa negara tersebut akan segera membuka kembali biro diplomatik Palestina di Washington, serta konsulatnya di Yerusalem Timur dan akan melanjutkan bantuan kepada Palestina. Hal itu merujuk pada komunikasi yang telah terjalin antara dirinya dan pemerintahan Joe Biden.

“Kami berharap mereka akan memenuhi komitmen mereka,” ujarnya.

Namun demikian, Shtayyeh mengakui bahwa pemerintahan AS yang baru tidak mungkin membatalkan keputusan pemerintahan Trump untuk memindahkan kedutaan AS dari Tel Aviv ke Yerusalem.

“Inilah sebabnya, proses perdamaian yang nyata tidak dapat dimediasi hanya oleh AS dan keterlibatan internasional yang lebih luas diperlukan untuk menghasilkan solusi dua negara,” ujarnya.

Upaya tersebut, kata dia, harus melibatkan pemain regional seperti Yordania dan Mesir, serta Eropa, Rusia, dan China.

Shtayyeh, dalam pernyataannya juga menyesali keputusan yang dilakukan oleh beberapa negara Arab yang melakukan normalisasi hubungan diplomatik dengan Israel. Ia menekankan bahwa hal itu 'tidak membawa apa-apa' bagi Palestina dan mendesak kekuatan Arab untuk sekali lagi bersatu kembali untuk mendukung perjuangan Palestina.

Di akhir wawancara, Shtayyeh menyatakan bahwa pemilihan legislatif dan presiden Palestina yang akan berlangsung dalam beberapa bulan mendatang, akan membuka jalan bagi rekonsiliasi sejati antara musuh bebuyutan Palestina, Fatah dan Hamas.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

UPDATE

Prabowo-Gibran Perlu Buat Kabinet Zaken

Jumat, 03 Mei 2024 | 18:00

Dahnil Jamin Pemerintahan Prabowo Jaga Kebebasan Pers

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:57

Dibantu China, Pakistan Sukses Luncurkan Misi Bulan Pertama

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:46

Prajurit Marinir Bersama Warga di Sebatik Gotong Royong Renovasi Gereja

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:36

Sakit Hati Usai Berkencan Jadi Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:26

Pemerintah: Internet Garapan Elon Musk Menjangkau Titik Buta

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:26

Bamsoet Minta Pemerintah Transparan Soal Vaksin AstraZeneca

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:16

DPR Imbau Masyarakat Tak Tergiur Investasi Bunga Besar

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:06

Hakim MK Singgung Kekalahan Timnas U-23 dalam Sidang Sengketa Pileg

Jumat, 03 Mei 2024 | 16:53

Polisi Tangkap 2.100 Demonstran Pro-Palestina di Kampus-kampus AS

Jumat, 03 Mei 2024 | 16:19

Selengkapnya