Berita

Presiden Recep Tayyip Erdogan/Net

Dunia

Ditegur Washington Soal Kecamannya Terhadap Kaum LGBT, Erdogan: Tidak Malu Dengan Apa Yang Terjadi Sesudah Pemilu?

SABTU, 06 FEBRUARI 2021 | 07:17 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Sikap dan pernyataan keras  Erdogan yang mengutuk gerakan LGBT di tengah gelombang protes mahasiswa, mendapat teguran tajam dari Amerika Serikat dan Uni Eropa.

Washington mengatakan pihaknya mengutuk keras retorika anti-LGBT tersebut, dan Brussels mengatakan pidato kebencian yang ditampilkan oleh pejabat tingkat tinggi tidak dapat diterima.

Tapi Erdogan menanggapi santai kecaman tersebut.


"Jangan perhatikan apa yang dikatakan para lesbian itu," katanya usai melaksanakan ibahah shalat Jumat kepada sekelompok pendukungnya, seraya menambahkan bahwa kritikus Barat memiliki masalah rumah tangga mereka sendiri yang harus ditangani.

"Apa kau tidak malu dengan apa yang terjadi setelah pemilu?" tanya Erdogan dalam komentar yang ditujukan kepada Amerika Serikat, seperti dikutip dari AFP, Jumat (5/2).

"Dan Presiden Prancis Emmanuel Macron, Anda tidak bisa menyelesaikan protes jaket kuning," katanya mengacu pada gerakan protes di Prancis sejak akhir 2018.

"Kami tidak memiliki masalah seperti itu di sini," kata Erdogan.

Erdogan menuding lawan politik berada di balik aksi mahasiswa yang telah mengguncang Turki selama sebulan terakhir.

Gerakan protes mahasiswa dimulai ketika Erdogan memutuskan untuk menunjuk seorang loyalis partai sebagai rektor Universitas Bogazici elit Istanbul pada awal tahun ini. Sejak itu, aksi protes terus meluas hingga mendapat dukungan dari beberapa kekuatan politik dan serikat kiri.

Erdogan sendiri telah melancarkan serangan verbal setiap hari terhadap demonstrasi yang semakin membesar dan mengakibatkan ratusan penangkapan minggu ini.

Namun, dia mengatakan aksi unjuk rasa yang menyebabkan penahanan puluhan orang di Istanbul dan kota-kota besar lainnya pada hari Kamis itu, tidak didorong oleh para pelajar tetapi militan Kurdi ilegal 'di pegunungan' dan 'beberapa sarjana'.

"Acara di Bogazici tidak ada hubungannya dengan siswa kami di sana," kata Erdogan.

"Politik sedang menuju ke sana. Kami tidak akan mengizinkan anak-anak di sana untuk 'dijual' ke organisasi teror," ujarnya.

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Bangun Jembatan Harapan

Minggu, 07 Desember 2025 | 02:46

Distribusi Bantuan di Teluk Bayur

Minggu, 07 Desember 2025 | 04:25

Bahlil Minta Maaf Usai Prank Presiden Prabowo

Selasa, 09 Desember 2025 | 18:00

UPDATE

Wakil Wali Kota Bandung Erwin Ajukan Praperadilan

Kamis, 18 Desember 2025 | 04:05

Prabowo Diminta Ambil Alih Perpol 10/2025

Kamis, 18 Desember 2025 | 04:00

BNPB Kebut Penanganan Bencana di Pedalaman Aceh

Kamis, 18 Desember 2025 | 03:32

Tren Mantan Pejabat Digugat Cerai

Kamis, 18 Desember 2025 | 03:09

KPID DKI Dituntut Kontrol Mental dan Akhlak Penonton Televisi

Kamis, 18 Desember 2025 | 03:01

Periksa Pohon Rawan Tumbang

Kamis, 18 Desember 2025 | 02:40

Dua Oknum Polisi Pengeroyok Mata Elang Dipecat, Empat Demosi

Kamis, 18 Desember 2025 | 02:13

Andi Azwan Cs Diusir dalam Gelar Perkara Khusus Ijazah Jokowi

Kamis, 18 Desember 2025 | 02:01

Walikota Jakbar Iin Mutmainnah Pernah Jadi SPG

Kamis, 18 Desember 2025 | 01:31

Ini Tanggapan Direktur PT SRM soal 15 WN China Serang Prajurit TNI

Kamis, 18 Desember 2025 | 01:09

Selengkapnya