Berita

PM Narendra Modi/Net

Dunia

AS Soroti Aksi Protes Petani India, Tegaskan Upaya Dialog Yang Damai

JUMAT, 05 FEBRUARI 2021 | 07:44 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Protes petani yang telah terjadi selama berbulan-bulan di India mendapat perhatian dari penjuru dunia, termasuk pemerintah Amerika Serikat. Melalui Kedutaan besarnya di New Delhi, AS mendesak pemerintah India untuk melanjutkan kembali dialog dengan para pemrotes.

"Kami mendorong agar setiap perbedaan antara pihak diselesaikan melalui dialog," kata juru bicara kedutaan AS dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip dari Reuters, Kamis (4/2).

Menanggapi pernyataan tersebut, Kementerian Luar Negeri India mengatakan bahwa pihaknya telah 'mencatat' dan menggarisbawahi upaya yang sedang berlangsung antara pemerintah Perdana Menteri Narendra Modi dan kelompok petani untuk menyelesaikan situasi tersebut.

Pemerintah Modi sendiri telah mengadakan beberapa putaran pembicaraan dengan perwakilan dari ribuan petani yang telah berkemah, sebagian besar secara damai, di pinggiran New Delhi, sejak akhir tahun lalu.

Namun, dialog terputus sejak 26 Januari, ketika beberapa pengunjuk rasa bentrok dengan polisi di jantung ibu kota setelah berlangsung parade militer untuk memperingati Hari Republik. Sejak itu, tidak tanda-tanda  kapan dialog akan dilanjutkan kembali.

Polisi tetap waspada terhadap upaya lebih lanjut oleh petani yang akan membawa protes ke ibu kota, dan telah memperkuat barikade di tiga lokasi utama.

Awal pekan ini layanan internet dihentikan sementara di beberapa daerah. Kritikan datang dari berbgai penjuru, termasuk dari aktivis dan selebriti internasional.

"Yang kami pahami adalah, akses tanpa hambatan ke informasi -termasuk internet- adalah fundamental bagi kebebasan berekspresi dan ciri khas demokrasi yang berkembang," kata juru bicara kedutaan AS.

Menanggapi soal pemutusan internet, Kementerian Luar Negeri India mengatakan itu adalah upaya mencegah kelompok-kelompok yang memiliki kepentingan untuk memobilisasi dukungan internasional terhadap negara tersebut.

"Setiap protes harus dilihat dalam konteks etos dan politik demokrasi India, dan upaya yang sedang berlangsung dari pemerintah dan kelompok petani terkait untuk menyelesaikan kebuntuan," kata juru bicara kementerian Anurag Srivastava pada Kamis (4/4).

Pemimpin serikat petani telah menyerukan pencabutan undang-undang baru dan membuat skema jaminan harga tanaman yang mengikat secara hukum. Tetapi beberapa kelompok tani telah menambah daftar tuntutan mereka.

Pada rapat umum di negara bagian Haryana utara pada hari Rabu, ribuan petani dari komunitas Jat yang berpengaruh secara politik mendukung seruan untuk membebaskan pinjaman pertanian dan menaikkan harga panen yang dibayar oleh pemerintah.

“Jika pemerintah tidak mengabulkan tuntutan kami, ribuan lebih petani akan berbaris menuju Delhi,” kata Kek Ram Kandela, pemimpin kelompok petani Jat pada rapat umum yang dihadiri lebih dari 50.000 orang.

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Telkom Buka Suara Soal Tagihan ‘Telepon Tidur’ Rp9 Triliun Pertahun

Kamis, 25 April 2024 | 21:18

UPDATE

Misi Dagang ke Maroko Catatkan Transaksi Potensial Rp276 Miliar

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:51

Zita Anjani Bagi-bagi #KopiuntukPalestina di CFD Jakarta

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:41

Bapanas: Perlu Mental Berdikari agar Produk Dalam Negeri Dapat Ditingkatkan

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:33

Sadiq Khan dari Partai Buruh Terpilih Kembali Jadi Walikota London

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:22

Studi Privat Dua Hari di Taipei, Perdalam Teknologi Kecantikan Terbaru

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:14

Kekuasaan Terlalu Besar Cenderung Disalahgunakan

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:09

Demi Demokrasi Sehat, PKS Jangan Gabung Prabowo-Gibran

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:04

Demonstran Pro-Palestina Lakukan Protes di Acara Wisuda Universitas Michigan

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:57

Presidential Club Patut Diapresiasi

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:37

PKS Tertarik Bedah Ide Prabowo Bentuk Klub Presiden

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:11

Selengkapnya