Berita

Duta besar Kanada untuk PBB, Bob Rae/Net

Dunia

India Dan China Prihatin Terhadap Kudeta Myanmar, Duta Besar Kanada Untuk PBB Punya Pandangan Berbeda

SENIN, 01 FEBRUARI 2021 | 17:55 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Kementerian Luar Negeri India mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka sangat prihatin dengan apa yang saat ini terjadi di Myanmar. India termasuk negara yang mengikuti perkembangan Myanmar dan mendesak agar permasalahan bisa diselesaikan dengan dialog.

“India selalu teguh dalam mendukung proses transisi demokrasi di Myanmar," ujar pernyataan kementerian, Senin (1/2).

"Kami percaya bahwa supremasi hukum dan proses demokrasi harus ditegakkan,” katanya.

Pada Senin (1/2) dini hari waktu setempat, pemimpin Myanmar Aung San Suu Kyi ditangkap dan ditahan  dalam sebuah penggerebekan yang dilakukan pihak militer pada Senin (1/2) dini hari waktu setempat.

Selain Aung San, tokoh senior lainnya dari Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) yang berkuasa serta para pemimpin pemerintah daerah juga ditangkap pada saat bersamaan.

Penangkapan terjadi di tengah ketegangan berhari-hari antara pemerintah sipil dan militer dan menjelang sesi pertama parlemen yang baru terpilih yang dijadwalkan hari ini.

Senada dengan India, China, yang secara teratur menentang intervensi PBB di Myanmar, menyerukan semua pihak untuk menyelesaikan perbedaan dengan dialog.

"China adalah tetangga yang bersahabat bagi Myanmar dan berharap berbagai pihak di Myanmar akan menyelesaikan perbedaan mereka dengan tepat di bawah kerangka konstitusional dan hukum untuk melindungi stabilitas politik dan sosial," kata juru bicara kementerian luar negeri Wang Wenbin pada konferensi pers Senin.

Hal yang berbeda disampaikan oleh duta besar Kanada untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa, Bob Rae. Ia tampaknya membela perkembangan tersebut. Dalam tweet-nya dia mengatakan bahwa apa yang dilakukan militer Myanmar tentu telah sesuai dengan konstitusinya.

"Militer Myanmar menulis Konstitusi dengan cara ini sehingga mereka dapat melakukan ini," kata Bob Rae.
"Konstitusi 2008 secara khusus dirancang untuk memastikan kekuatan militer tertanam kuat dan terlindungi," katanya lagi, seperti dkutip dari Times of Israel.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

UPDATE

Prabowo-Gibran Perlu Buat Kabinet Zaken

Jumat, 03 Mei 2024 | 18:00

Dahnil Jamin Pemerintahan Prabowo Jaga Kebebasan Pers

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:57

Dibantu China, Pakistan Sukses Luncurkan Misi Bulan Pertama

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:46

Prajurit Marinir Bersama Warga di Sebatik Gotong Royong Renovasi Gereja

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:36

Sakit Hati Usai Berkencan Jadi Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:26

Pemerintah: Internet Garapan Elon Musk Menjangkau Titik Buta

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:26

Bamsoet Minta Pemerintah Transparan Soal Vaksin AstraZeneca

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:16

DPR Imbau Masyarakat Tak Tergiur Investasi Bunga Besar

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:06

Hakim MK Singgung Kekalahan Timnas U-23 dalam Sidang Sengketa Pileg

Jumat, 03 Mei 2024 | 16:53

Polisi Tangkap 2.100 Demonstran Pro-Palestina di Kampus-kampus AS

Jumat, 03 Mei 2024 | 16:19

Selengkapnya