Berita

mantan Komisioner Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM), Natalius Pigai, dalam acara Kompas TV Petang/Repro

Hukum

Pigai: Saya Minta Ambroncius Jadi Whistleblower Untuk Buka Gerakan Dan Skenario Sistematis Rasialisme

RABU, 27 JANUARI 2021 | 17:57 WIB | LAPORAN: AHMAD SATRYO

Ambroncius Nababan yang telah ditetapkan sebagai tersangka kasus perbuatan rasial kepada mantan Komisioner Komnas HAM, Natalius Pigai, diminta membantu kepolisian membongkar praktik rasial yang sudah lama terjadi di Indonesia.

Hal itu disampaikan sendiri oleh Natalius Pigai, selaku orang yang mendapat perilaku tidak manusiawi dari Ketua Umum Relawan Pro Jokowi-Amin (Projamin) tersebut.

Mulanya, Pigai menyampaikan harapannya kepada pihak kepolisian untuk bekerja profesional, objektif dan imparsial atau netral, dalam mengusut tuntas persoalan rasialisme yang menjerat Ambroncius ini.

"Berbasis Perkap (Peraturan Kapolri) nomor 8 tahun 2009 (tentang Implementasi Prinsip dan Standar Hak Asasi Manusia Dalam Penyelenggaraan Tugas Kepolisian). Tetapi di sisi lain hak Ambroncius juga harus dijaga," ujar Pigai dalam program Kompas TV Petang, Rabu (27/1).

Namun disisi yang lain, Natalius Pigai menyoroti sejarah rasialisme yang pernah terjadi di Indonesia pada masa sebelum sekarang ini, khususnya terhadap warga Papua.

Dia mengungkapkan, perilaku rasial pertama kali terjadi tahun 1970an oleh salah seorang pendiri Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Ali Moertopo, yang meminta orang Papua mencari tempat lain untuk hidup di Pulau Pasifik.

Kemudian, Pigai juga menyebutkan kejadian lain di tahun 1980an oleh Gubernur Jawa Tengah kala itu yang tidak ia sebutkan namanya. Di mana, pejabat daerah itu mengusir orang Papua.

Tak sampai disitu, Pigai juga mengungkapkan perilaku rasial yang juga pernah dilakukan Jendral Hendropriyono pada tahun 1999, yang meminta orang Papua untuk pindah ke Sulawesi Utara.

"Lalu tahun 2015 Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta mengusir orang Papua. Dan 2016 Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan orang Papua hidup di pasifik saja," ungkapnya

Dari fakta-fakta yang dicatatnya tersebut, Pigai meminta Kepolisian tidak berhenti di perkara Ambroncius saja dalam mengusut tuntas persoalan rasialisme.

"Tapi juga harus diselesaikans secara sistemik," tegasnya.

Maka dari itu, Pigai menyatakan permintaannya kepada Ambroncius untuk ikut membantu pihak kepolisian membongkar praktik rasialisme di Indonesia.

"Maka saya minta Ambroncius, dia harus menjadi Whistleblower. Karena dia bisa menjadi pintu masuk untuk membongkar suatu gerakan dan skenario yang sistematis rasialisme di Indonesia," demikian Natalius Pigai menutup.

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Telkom Buka Suara Soal Tagihan ‘Telepon Tidur’ Rp9 Triliun Pertahun

Kamis, 25 April 2024 | 21:18

UPDATE

Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji!

Senin, 06 Mei 2024 | 05:37

Samani-Belinda Optimis Menang di Pilkada Kudus

Senin, 06 Mei 2024 | 05:21

PKB Kota Probolinggo cuma Buka Pendaftaran Wawalkot

Senin, 06 Mei 2024 | 05:17

Golkar-PDIP Buka Peluang Koalisi di Pilgub Jabar

Senin, 06 Mei 2024 | 04:34

Heboh Polisi Razia Kosmetik Siswi SMP, Ini Klarifikasinya

Senin, 06 Mei 2024 | 04:30

Sebagian Wilayah Jakarta Diperkirakan Hujan Ringan

Senin, 06 Mei 2024 | 03:33

Melly Goeslaw Tetarik Maju Pilwalkot Bandung

Senin, 06 Mei 2024 | 03:30

Mayat Perempuan Tersangkut di Bebatuan Sungai Air Manna

Senin, 06 Mei 2024 | 03:04

2 Remaja Resmi Tersangka Tawuran Maut di Bandar Lampung

Senin, 06 Mei 2024 | 02:55

Aspirasi Tak Diakomodir, Relawan Prabowo Jangan Ngambek

Senin, 06 Mei 2024 | 02:14

Selengkapnya