Berita

Ilustrasi/Net

Kesehatan

68 Persen Masyarakat Tak Yakin Efektivitas Vaksinasi Covid-19, Pemerintah Harus Kerja Lebih Keras

SELASA, 26 JANUARI 2021 | 10:55 WIB | LAPORAN: AGUS DWI

Program vaksinasi Covid-19 yang telah dilaksanakan di sejumlah daerah di Indonesia harus diiringi sosialisasi yang mumpuni dari pemerintah. Agar masyarakat yakin bahwa vaksinasi ini bisa efektif menekan penyebaran pandemi yang sudah berlangsung hampir satu tahun tersebut.

Pasalnya, berdasarkan hasil survei Badan Penelitian dan Pengembangan DPP Partai Demokrat, sebanyak 68,8 persen masyarakat masih tidak yakin terhadap efektivitas vaksinasi Covid-19 yang tengah dilaksanakan pemerintah.

Kepala Balitbang DPP Partai Demokrat, Tomi Satryatomo mengatakan, menurut survei nasional Kemenkes pada September tahun lalu juga menemukan sekitar 34 persen responden ragu-ragu dan tidak mau divaksinasi.

“Sekarang survei Balitbang Demokrat dan survei Balitbang Kompas juga menemukan tren serupa. Jangan sampai masyarakat makin ragu,” kata Tomi dalam keterangan tertulis, Senin (25/1), dikutip Kantor Berita RMOLAceh.

Dijelaskan Tomi, ketidakyakinan ini didorong oleh ketidaktahuan responden terhadap keamanan vaksin dan kemampuan (efikasi) vaksin dalam menanggulangi virus Covid-19.

Ada 65 persen responden yang mengaku tidak tahu apakah vaksin yang saat ini disediakan oleh pemerintah aman untuk digunakan. Sedangkan 55,1 persen responden saat ini tidak tahu apakah vaksin yang dibeli pemerintah saat ini bisa mencegah virus covid-19.

Menurut Deputi Riset & Survei Balitbang DPP Partai Demokrat, M Jibriel Avissena, faktor ketidaktahuan ini dominan muncul saat responden ditanya merek vaksin apa yang lebih efektif dalam mengatasi virus covid-19.

Hasilnya, 70,7 persen responden menjawab tidak tahu merek apa yang lebih efektif.

Untuk responden yang mengetahui merek apa yang lebih efektif, bagian terbesar responden (16,1 persen) memilih merek vaksin Pfizer Inc & biotech. Sedangkan vaksin yang dibeli pemerintah Indonesia saat ini, Sinovac, berada pada posisi selanjutnya, dipilih oleh 6,6 persen responden.

Jibriel menambahkan, Pemerintah pun masih memiliki pekerjaan rumah cukup besar, mengingat masih ada 26,5 persen responden yang tidak tahu atau merasa pemerintah belum membeli vaksin Covid-19.

Sementara itu, praktisi komunikasi yang juga inisiator jejaring Pandemic Talks, Firdza Radiany, mengingatkan pemerintah untuk tidak lagi memilih-milih informasi untuk dikonsumsi masyarakat. Tindakan menutup-nutupi sebagian akses informasi ini menyebabkan masyarakat tidak tahu situasi yang sebenarnya.

Firdza juga menyoroti tingginya penolakan kalangan tenaga kesehatan untuk divaksin. Firdza mengatakan perlu edukasi yang lebih baik.

“Jangan sampai ruang komunikasi vaksinasi ini diambil alih oleh akun-akun konspirasi,” kata Firdza.

Di sisi lain, dikatakan Kepala Biro Kesehatan DPP Partai Demokrat, dr Aryoseno Hindarto, masih terjadi kebingungan di antara para tenaga kesehatan tentang tata laksana vaksin.

“Jangan sampai tenaga kesehatan yang sudah yakin menjadi ragu-ragu, karena proses pendaftarannya tidak selalu mudah,” ucap Aryoseno.

Survei nasional Persepsi Publik Mengenai Vaksin Covid-19 dilaksanakan secara daring oleh Badan Penelitian dan Pengembangan DPP Partai Demokrat pada 21-28 Desember 2020. Tujuannya untuk mendapatkan gambaran mengenai pemahaman masyarakat terkait vaksin.

Total sampel sebanyak 1.000 responden, dengan proporsi sampel mendekati proporsionalitas populasi untuk jenis kelamin, usia, dan provinsi tempat tinggal.

Populer

KPK Ancam Pidana Dokter RSUD Sidoarjo Barat kalau Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

Jumat, 19 April 2024 | 19:58

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Resmi Tersangka KPK

Selasa, 16 April 2024 | 07:08

Tim Kecil Dibentuk, Partai Negoro Bersiap Unjuk Gigi

Senin, 15 April 2024 | 18:59

Megawati Bermanuver Menipu Rakyat soal Amicus Curiae

Kamis, 18 April 2024 | 05:35

Diungkap Pj Gubernur, Persoalan di Masjid Al Jabbar Bukan cuma Pungli

Jumat, 19 April 2024 | 05:01

Mau Perang Tapi Kere, Bagaimana?

Senin, 15 April 2024 | 12:34

UPDATE

Koalisi PAN dan Gerindra Kota Bogor Berlanjut di Pilwalkot 2024

Jumat, 26 April 2024 | 05:34

Budidaya Nila Salin di Karawang Hasilkan Omzet Puluhan Miliar

Jumat, 26 April 2024 | 05:11

Soal Pertemuan Prabowo-Mega, Gerindra: Sedang Kita Bangun, Insya Allah

Jumat, 26 April 2024 | 04:51

Puluhan Motor Hasil Curian

Jumat, 26 April 2024 | 04:38

Gerakan Koperasi: Melawan Kapitalisme, Menuju Sosialisme?

Jumat, 26 April 2024 | 04:12

Menang Dramatis Lawan Laskar Taeguk, Tim Garuda Lolos Semifinal Piala Asia U-23

Jumat, 26 April 2024 | 03:33

Guyon PKB-PKS

Jumat, 26 April 2024 | 03:18

Pilot Project Budidaya Udang Tradisional Makin Moncer di Maros

Jumat, 26 April 2024 | 02:57

Gerindra Dukung Ahmad Ali Maju Pilgub Sulteng

Jumat, 26 April 2024 | 02:32

Hasil Jual Motor Curian Digunakan Pelaku untuk Modal Judi Slot

Jumat, 26 April 2024 | 02:11

Selengkapnya