Berita

Komedian Pandji Pragiwaksono/Net

Politik

Laksamana: Pemahaman Pandji Soal Ormas Terlalu Dangkal

JUMAT, 22 JANUARI 2021 | 13:40 WIB | LAPORAN: WIDIAN VEBRIYANTO

Pernyataan komedian Pandji Pragiwaksono yang menyebut Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama (NU) terlalu elitis dan masyarakat kalangan bawah lebih banyak simpati terhadap Front Pembela Islam (FPI) dinilai ahistoris.

Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Studi Masyarakat dan Negara (Laksamana), Samuel F. Silaen bahkan menyebut pernyataan itu bagian dari kedangkalan dalam berpikir.

"Komedian Pandji Pragiwaksono anak baru kemarin sore, sehingga tak punya pengetahuan yang luas terkait ormas. Akibat pemahaman yang dangkal itulah dia lalu membandingkan organisasi yang baru nongol kemarin dianggap lebih hebat," ujarnya kepada wartawan, di Jakarta, Jumat (22/1).


Menurut Silaen, jika Pandji mampu menyempatkan waktu untuk rajin belajar, minimal membaca sejarah perjalanan bangsa, maka yang bersangkutan akan paham dan mengerti mengenai sepak terjang dua ormas besar yang dibandingkan dengan FPI itu.

Yang tidak kalah penting, kata Silaen, Pandji harus tahu bahwa FPI sudah dibubarkan oleh pemerintah. Pembubaran itu tentu telah melalui pertimbangan yang matang dari pemangku kepentingan.

"Apa Pandji kira 'bodoh- bodoh' pejabat pemerintah ini? Ada kesalahan yang nyata-nyata dapat merusak harmoni kebhinekaan atau narasi ujaran kebencian dan sikap intoleransi yang diusung selama ini," imbuh Silaen.

Lebih lanjut, Silaen menyatakan kontroversi ucapan Pandji ini adalah masalah serius jika dibiarkan. Karena itu komika yang kerap membawakan materi seputar politik itu harus memberikan klarifikasi.

"Pernyataannya itu menjadi bola liar yang akan berdampak negatif di tengah masyarakat," tuturnya.

"Sebagai publik figur agar lebih berhati-hati dalam menyampaikan pandangan politik. Jangan sampai menimbulkan persepsi liar dan kegaduhan politik akibat pernyataan yang tidak mendidik," demikian Silaen.

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Ini Susunan Lengkap Direksi dan Komisaris bank bjb

Selasa, 09 Desember 2025 | 17:12

Bahlil Minta Maaf Usai Prank Presiden Prabowo

Selasa, 09 Desember 2025 | 18:00

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

UPDATE

Pesan Ketum Muhammadiyah: Fokus Tangani Bencana, Jangan Politis!

Jumat, 19 Desember 2025 | 10:13

Amanat Presiden Prabowo di Upacara Hari Bela Negara

Jumat, 19 Desember 2025 | 10:12

Waspada Banjir Susulan, Pemerintah Lakukan Modifikasi Cuaca di Sumatera

Jumat, 19 Desember 2025 | 10:05

Audit Lingkungan Mendesak Usai Bencana di Tiga Provinsi

Jumat, 19 Desember 2025 | 10:04

IHSG Menguat, Rupiah Dibuka ke Rp16.714 Pagi Ini

Jumat, 19 Desember 2025 | 09:59

TikTok Akhirnya Menyerah Jual Aset ke Amerika Serikat

Jumat, 19 Desember 2025 | 09:48

KPK Sita Ratusan Juta Rupiah dalam OTT Kepala Kejari HSU

Jumat, 19 Desember 2025 | 09:28

Bursa Asia Menguat saat Perhatian Investor Tertuju pada BOJ

Jumat, 19 Desember 2025 | 09:19

OTT Kalsel: Kajari HSU dan Kasi Intel Digiring ke Gedung KPK

Jumat, 19 Desember 2025 | 09:05

Mentan Amran: Stok Pangan Melimpah, Tak Ada Alasan Harga Melangit!

Jumat, 19 Desember 2025 | 08:54

Selengkapnya