Berita

Petugas berusaha menyelamatkan para penambang yang terjebak di bawah tanah di Provinsi Shandong timur/Net

Dunia

Penambang China Yang Terperangkap Sejak 10 Januari Masih Harus Menunggu 15 Hari Lagi Untuk Bisa Diselamatkan

JUMAT, 22 JANUARI 2021 | 12:25 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Puluhan penambang yang hingga kini masih terjebak di bawah tanah di Provinsi Shandong timur nampaknya masih harus bersabar menunggu sekitar 15 harilagi atau sekitar dua minggu untuk bisa diselamatkan. Mereka telah terperangkap sejak 10 Januari lalu setelah terjadi ledakan di area tambang itu.

Proses penyelamatan akan memakan waktu lama karena adanya penyumbatan pada rute 'jalan' yang akan mereka lalui untuk bisa keluar dari sana. Berbagai upaya telah dikerahkan tim penyelamat, menurut laporan Reuters, Jumat (22/1).

Sebanyak 22 penambang terperangkap di bawah tanah lebih dari 600 meter dari pintu masuk tambang. Ledakan di tambang Hushan di Qixia, daerah penghasil emas utama di bawah administrasi Yantai di Provinsi Shandong di pantai timur laut, terjadi pada Minggu (10/1) sore.

Ledakan tersebut merusak sistem komunikasi dan tangga keluar dari tambang milik Shandong Wucailong Investment Co. Ltd.

Satu dipastikan telah meninggal, sementara 11 lainnya diketahui masih hidup, dan 10 orang lainnya hilang.

Pada Kamis (21/1), tim penyelamat sedang mengebor lubang baru untuk menjangkau 10 orang di bagian tengah tambang.

Beberapa hari setelah ledakan, semua penambang itu dilaporkan hilang. Namun, pada Minggu (17/1) sore, petugas mengatakan bahwa mereka mendengar "suara ketukan" dari bawah.

AP melaporkan, para penambang yang terperangkap itu menyelipkan sebuah catatan di antara sela galian, yang mengatakan bahwa 12 orang masih hidup dan membutuhkan makanan serta obat-obatan. Salah seorang penambang yang menulis pesan itu juga menyampaikan agar penyelamat menurunkan beberapa obat antihipertensi dari mobilnya, dan memperingatkan bahwa ada sejumlah besar air bawah tanah tempat para penambang terjebak.

Sejauh ini telah ada dua pejabat yang telah dipecat akibat insiden tersebut.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

Bentuk Unit Khusus Pidana Ketenagakerjaan, Lemkapi sebut Kapolri Visioner

Kamis, 02 Mei 2024 | 22:05

KPK Sita Bakal Pabrik Sawit Diduga Milik Bupati Labuhanbatu

Kamis, 02 Mei 2024 | 21:24

Rakor POM TNI-Polri

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:57

Semarak Hari Kartini, Srikandi BUMN Gelar Edukasi Investasi Properti

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:50

KPK Sita Kantor Nasdem Imbas Kasus Bupati Labuhanbatu

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:46

Sesuai UU Otsus, OAP adalah Pribumi Pemilik Pulau Papua

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:33

Danone Indonesia Raih 3 Penghargaan pada Global CSR dan ESG Summit 2024

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:21

Pabrik Narkoba di Bogor Terungkap, Polisi Tetapkan 5 Tersangka

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:15

Ahmed Zaki Harap Bisa Bermitra dengan PKB di Pilgub Jakarta

Kamis, 02 Mei 2024 | 19:50

PP Pemuda Muhammadiyah Gelar Tasyakuran Milad Songsong Indonesia Emas

Kamis, 02 Mei 2024 | 19:36

Selengkapnya